Tepat 26 November besok JNE genap berulang tahun yang ke 31 tahun. Dalam perjalanan panjang JNE hingga menggapai kesuksesan sekarang, banyak pihak yang turut serta dalam menemani kesuksesannya. Salah satunya adalah Dicky.
Dia adalah pencipta atau kreator logo JNE ‘Biru Tua-Merah’ yang sampai sekarang menjadi branding perusahaan. Kala itu di tahun 2000, JNE mengundang beberapa vendor untuk pitching pembuatan logo baru JNE. Dan lewat voting jajaran Direksi JNE, akhirnya logo hasil kreasi Dicky yang terpilih.
Saat ditemui JNEWS di sebuah kafe beberapa waktu silam, Dicky dengan antusias bercerita tentang proses pembuatan logo JNE tersebut. “Yang membuat logo itu sejatinya adalah para direksi JNE bukan saya. Saya hanya memvisualkan apa-apa yang diinginkan mereka,” ujar Dicky, sang kreator logo JNE merendah.
Untuk membuat desain logo JNE, menurut Dicky ketika itu butuh waktu sekitar 1 bulan. “Yang paling lama adalah untuk observasi dulu. Dari mulai visi-misi perusahaan itu apa, kemudian saya melihat-lihat logo kompetitor industri sejenis, baru menuangkan dalam bentuk visualnya”, kenangnya.
Sebuah logo juga harus memiliki makna filosofi termasuk pemilihan warna. Dalam kredo pembuatan logo warna sebisa mungkin dipilih yang simpel dan kokoh namun tetap menarik dipandang (eye catching),” terang Dicky melanjutkan.
Dalam logo JNE, terdapat dua warna yakni merah dan biru tua. Merah melambangkan keberanian sedangkan biru tua adalah simbol ketegasan dan disiplin. Dalam turunannya bisa bermakna kelembutan dan kesolidan. Adapun garis merah melengkung bermakna JNE dimulai dari nol dan akan terus tumbuh menjadi besar.
“Hal yang juga penting selain makna filosofisnya, logo tersebut harus bisa diaplikasikan dalam berbagai macam media. Semangatnya waktu itu juga adalah efisiensi, di mana kalau banyak warna atau memakai gradasi warna saat digunakan dalam berbagai media akan memakan biaya lebih tinggi ongkos cetaknya,” tambah pria yang tempat tinggalnya tidak jauh dari Kantor Pusat JNE Tomang 11 tersebut.

Baca juga : Sambut HUT Ke-31, JNE Bogor Gelar Shopping Bersama Anak Yatim
Sebagai orang yang kenyang di industri kreatif, Dicky paham betul ia tidak cukup hanya membuat logo lalu selesai. Logo JNE, menurutnya harus bisa untuk branding sehingga cepat dikenal masyarakat secara luas. “Kalau logo itu sampai sekarang masih dipakai JNE dan perusahaan ini sudah sedemikian besar, tentu saja saya ikut bangga”, ungkapnya.
“Namun sekali lagi itu yang membuat sejatinya para Direksi JNE sendiri, saya hanya membantu menvisualisasikannya. Kalau boleh jujur, buat saya pribadi di balik pembuatan logo itu ada keberkahan. Kala itu memang saya lagi pusing mencari uang untuk biaya nikah, Alhamdulillah berkat logo itu saya mendapat biaya nikah,” kenang Dicky.
Logo JNE yang sampai sekarang masih dipakai tersebut di-launching pada 17 Agustus 2001 bertempat di Hotel Grand Melia, Jakarta. Peluncurannya berlangsung meriah. Kekuatan logo JNE ini simpel, mudah diingat, pemilihan warna tepat dan makna filosofisnya dalam.
Tidak mengherankan bila logo JNE sampai sekarang sudah begitu dikenal luas oleh masyarakat dari Sabang sampai Merauke, seiring maju dan berkembangnya JNE ke seantero Nusantara yang dibangun sejak 31 tahun silam. *
Baca juga : Harbokir dan Promo Melimpah untuk Pelanggan Setia di HUT JNE Ke-31