JNEWS – Punya rencana mulai investasi saham tapi masih ragu harus mulai dari mana? Wajar kalau bingung di awal, apalagi kalau belum pernah terjun ke dunia pasar modal sebelumnya.
Saat baru mulai terjun, akan ada banyak istilah baru yang terdengar asing dan langkah-langkah yang terlihat rumit. Tapi sebenarnya, investasi saham bisa dijalani dengan cara yang sederhana dan terstruktur. Asalkan tahu dasar-dasarnya dan punya tujuan yang jelas, prosesnya tidak serumit yang dibayangkan.
Cara Memulai Investasi Saham dengan Benar
Masalahnya, masih banyak orang punya pemahaman keliru soal dunia saham. Ada yang mengira investasi saham itu sama saja seperti judi. Ada juga yang menganggap main saham cuma buat orang yang mengejar cuan instan. Bahkan tak sedikit yang percaya kalau hidup investor saham itu penuh tekanan.
Padahal semua tergantung dari cara pendekatannya dan tujuan investasinya. Kalau dijalani dengan strategi yang benar, justru saham bisa jadi alat bantu untuk mencapai kestabilan keuangan dalam jangka panjang.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memulai investasi saham dengan benar, sehingga nantinya saham bisa menjadi salah satu sumber penghasilan pasif yang dapat diandalkan.
1. Pahami Dulu Apa Itu Saham
Saham itu ibarat tiket masuk ke dalam perusahaan. Begitu beli saham, berarti sudah jadi salah satu pemilik perusahaan tersebut, walau cuma sedikit.
Misalnya beli saham BCA, artinya kita punya sebagian kecil dari BCA. Kalau perusahaannya untung dan bagi dividen, pemegang saham juga dapat bagian.
Selain itu, investor bisa juga mendapatka potensi keuntungan dari kenaikan harga saham jika menjualnya. Harga ini bisa naik atau turun tergantung kinerja perusahaan dan kondisi pasar.
Hal ini bisa dipelajari, sehingga penjualan saham dan mendapatkan keuntungannya itu bukan sekadar untung-untungan seperti halnya judi. Prinsip investasi saham itu sama saja ketika kita kulakan barang, dan kemudian menjualnya di toko milik kita. Kita bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga.
Baca juga: Gaya Hidup FIRE: Pensiun Dini dan Bebas Finansial
2. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum mulai beli saham, penting banget tahu apa tujuan investasinya. Mau apa dengan saham yang kita beli? Buat dana pensiun, beli rumah, atau sekadar nambah tabungan?
Tujuan ini akan menentukan seberapa besar modal yang perlu disiapkan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berinvestasi. Kalau tujuannya jangka panjang, bisa pilih saham yang harganya stabil dan rajin bagi dividen. Kalau buat jangka pendek, lebih baik jangan pilih saham, karena risikonya tinggi.
Punya tujuan bikin kita tidak gampang panik waktu harga saham turun. Jadi, setiap kali mau ambil keputusan, ingat lagi tujuan awalnya. Biar langkahnya tetap lurus dan tidak ikut arus.
3. Pastikan Punya Dana Darurat
Sebelum mulai investasi saham, pastikan kebutuhan darurat sudah aman. Idealnya, punya tabungan khusus yang bisa dipakai kalau ada hal mendesak. Jumlahnya minimal 3 sampai 6 bulan pengeluaran bulanan.
Dana ini penting banget, supaya tidak terpaksa jual saham pas harganya lagi turun. Banyak pemula yang langsung investasi tanpa dana darurat, lalu menyesal waktu butuh uang.
Uang di saham tidak bisa langsung dicairkan begitu saja. Harganya bisa turun, dan proses jual-beli butuh waktu. Jadi pastikan cadangan aman dulu sebelum mulai investasi, dan hanya menjual saham ketika tujuan keuangan sudah tercapai dengan harga yang lebih tinggi.
4. Buka Rekening Saham di Sekuritas Tepercaya
Untuk bisa beli saham, harus buka rekening efek di perusahaan sekuritas. Pilih sekuritas yang terdaftar resmi di OJK dan punya aplikasi yang gampang dipakai.
Proses daftar sekarang umumnya online, tinggal isi data dan unggah dokumen. Setelah itu akan dapat RDN, yaitu rekening khusus buat transaksi saham. Dari situ, bisa top up saldo dan mulai beli saham dari aplikasi sekuritas.
Cek juga biaya transaksi dan minimal deposit awalnya. Ada yang tanpa minimal, ada juga yang butuh dana ratusan ribu. Pilih sekuritas yang sesuai kebutuhan dan kemampuan, serta mudah diakses.
5. Pelajari Dasar Analisis Saham
Jangan asal beli karena melihat orang lain cuan. Pelajari dulu dua hal dasar investasi saham: analisis fundamental dan teknikal.
Fundamental itu soal kondisi keuangan perusahaan, misalnya laporan laba rugi dan neraca. Teknikal lebih ke grafik pergerakan harga dan volume transaksi.
Untuk pemula, lebih baik mulai dari fundamental. Lihat dulu apakah perusahaan itu rutin untung, punya utang sehat, dan rajin bagi dividen. Bisa juga cek industrinya tumbuh atau tidak. Semua itu jadi dasar sebelum mutusin mau beli saham perusahaan mana.
6. Mulai dari Saham Blue Chip
Dikutip dari website QM Financial, saham blue chip adalah saham dari perusahaan besar bereputasi nasional yang sudah stabil. Biasanya mereka rutin bagi dividen dan punya bisnis yang kuat. Contohnya seperti BCA (BBCA), Telkom (TLKM), atau Indofood (ICBP). Risiko turunnya lebih kecil dibanding saham gorengan yang harganya naik turun ekstrem.
Buat pemula, blue chip bisa jadi tempat belajar yang aman. Tak perlu khawatir tiap hari cek harga. Saham jenis ini cocok buat investasi jangka panjang. Jadi bisa fokus belajar dulu tanpa terlalu banyak stres.
7. Gunakan Uang Dingin
Jangan pernah pakai uang untuk kebutuhan sehari-hari buat investasi saham. Yang dipakai harus uang dingin, alias uang yang tidak akan dipakai dalam waktu dekat. Tujuannya supaya tenang, tidak panik kalau harga saham tiba-tiba turun.
Banyak pemula yang salah langkah karena tergoda pakai dana darurat atau cicilan buat investasi. Akhirnya stres sendiri karena butuh uang tapi saham belum bisa dijual.
Uang dingin itu bikin proses belajar jadi lebih santai. Jadi tidak terburu-buru ambil keputusan. Investasi juga bisa berjalan lebih tenang dan terencana.
8. Rajin Nabung Saham
Investasi saham tidak harus langsung beli banyak. Cukup sisihkan sedikit dari penghasilan tiap bulan buat beli saham secara rutin. Namanya nabung saham, konsepnya mirip seperti menabung biasa, tapi dalam bentuk aset.
Dengan cara ini, bisa dapat harga rata-rata yang lebih aman. Kadang harga naik, kadang turun, tapi kalau konsisten bisa tetap tumbuh. Nabung saham bikin mental lebih kuat karena tidak fokus ke cuan cepat. Justru makin disiplin, makin terasa hasilnya di masa depan. Yang penting konsisten, bukan besarannya.
9. Jangan Ikut-ikutan Tren
Lihat saham naik di media sosial, belum tentu itu pilihan tepat. Banyak orang terburu-buru beli karena takut ketinggalan momen, padahal tidak tahu apa-apa soal perusahaannya. Ini berisiko tinggi, apalagi buat pemula.
Jangan beli hanya karena ramai dibicarakan. Pelajari dulu latar belakang perusahaannya, kinerjanya, dan prospeknya ke depan. Jangan sampai beli pas harga sudah tinggi, lalu turun dan malah menyesal kemudian.
Fokus saja ke strategi dan tujuan sendiri. Dunia saham bukan soal cepat-cepat, tapi soal tahan lama.
10. Evaluasi dan Belajar Terus
Investasi saham itu proses panjang. Jangan berhenti belajar hanya karena sudah mulai beli saham. Perlu evaluasi rutin, misalnya cek portofolio tiap bulan. Lihat apakah perusahaan yang dipilih masih perform atau mulai menurun. Kalau memang tidak sesuai harapan, tidak apa-apa jual dan ganti.
Ikut kelas online, baca buku, atau mendengarkan podcast soal saham juga bisa bantu. Dunia pasar modal terus berubah, jadi penting untuk tetap update. Semakin banyak belajar, semakin bijak juga ambil keputusan.
Baca juga: Butuh Dana Cepat tanpa Utang? Alternatif Kreatif untuk Mengatasi Kebutuhan Keuangan Mendesak
Memulai investasi saham memang butuh keberanian, tapi jauh lebih penting punya pemahaman yang tepat sejak awal. Dengan langkah yang benar dan tujuan yang jelas, hasilnya bisa maksimal dalam jangka panjang.
Tak perlu buru-buru, yang penting konsisten dan terus belajar. Investasi saham bukan soal cepat kaya, tapi soal membangun masa depan keuangan yang lebih aman dan terarah.