Jenis-Jenis Packing Ramah Lingkungan: Solusi Mengemas dengan Mengurangi Dampak Lingkungan

Jenis-jenis packing wajib untuk diperhatikan agar tidak menambah beban lingkungan. Contohnya, berbagai kemasan minuman seperti kopi, boba bahkan jus yang menggunakan gelas plastik merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar yang tidak bisa diuraikan. Beberapa kedai kopi sudah tergerak untuk menyarankan pelanggan membawa tempat minum sendiri jika ingin membawa pulang.

Dikutip dari Waste4change, kemasan yang berkelanjutan penting untuk membantu menghijaukan lingkungan, mengurangi tumpukan sampah dan pencemaran, serta mendorong UMKM untuk mencari peluang usaha dari bahan daur ulang. Ada jenis-jenis packing yang bisa dijadikan pengganti agar lebih ramah lingkungan. Masyarakat hanya perlu melepaskan ketergantungan terhadap kemasan-kemasan yang tidak ramah lingkungan.

Jenis-jenis Packing Ramah Lingkungan

Jenis-jenis packing yang ramah lingkungan itu sebenarnya banyak, tetapi sebagian belum mau menggunakannya dengan berbagai alasan. Seperti harus dimodifikasi dulu, tampilan kurang estetik, takut dianggap tidak menghargai penerima barang, dan sebagainya. Namun, mengingat banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh sampah, maka sudah saatnya untuk beralih ke jenis-jenis packing yang ramah lingkungan.

Berikut adalah jenis-jenis packing yang ramah lingkungan.

Jenis-Jenis Packing Ramah Lingkungan: Solusi Mengemas dengan Mengurangi Dampak Lingkungan

1. Daun

Alam sudah menyediakan jenis kemasan yang ramah lingkungan dan tidak perlu proses tertentu. Masyarakat tinggal ambil daun pisang, daun jati, daun pandan, daun jambu air, dan sebagainya.

Seperti pohon pisang yang mudah tumbuh di mana saja di Indonesia. Umumnya daun digunakan untuk membungkus bahan makanan dan makanan siap santap. Contohnya daun jambu air yang digunakan untuk membungkus tape ketan.

Daun pisang yang dulu merupakan pembungkus utama makanan, dan kemudian digantikan oleh plastik. Alasannya, daun pisang sulit dijumpai di pasar jika bukan di hari raya. Sebenarnya pohon pisang tetap berlimpah. Karena permintaan tidak banyak, pedagang tidak mau menumpuk daunnya karena bisa layu.

2. Kertas

Karena mudah hancur jika terkena air, kertas dianggap sebagai kemasan ramah lingkungan. Namun untuk membuat kertas, perusahaan harus menebang pohon. Karena itu, sedapat mungkin gunakan kertas bekas untuk memperpanjang usia kegunaannya.

Cara tradisional yang dulu banyak dijumpai adalah penggunaan buku, majalah, koran atau kertas print bekas sebagai pembungkus makanan. Agar kebersihan terjaga, penjual melapisi kertas bekas dengan daun pisang sebagai alas makanan.

Jenis-jenis packing dalam bentuk kertas yang populer adalah kertas kraft. Kertas berwarna cokelat ini lebih tahan robek dan tebal dibandingkan kertas biasa. Meski berwarna cokelat dan bisa dihancurkan, kertas ini bukanlah hasil dari daur ulang, melainkan berasal dari pohon pinus yang melalui proses kimia. Karena itu tetap gunakan dengan bijaksana.

Saat ini banyak pengusaha gift yang menggunakan kertas daur ulang untuk menciptakan kemasan yang estetik. Harganya memang lebih mahal daripada kertas biasa karena proses produksinya masih banyak yang manual. Namun, tampilan yang memancarkan cita rasa seni akan membuat harga tersebut sepadan.

Baca juga: Mainan Kucing Ramah Lingkungan: Pilihan Terbaik untuk Hewan Peliharaan dan Bumi

3. Kardus

Kardus merupakan bahan yang bisa dihancurkan karena berasal dari pohon seperti halnya kertas, tetapi lebih tebal. Kardus disukai karena ketebalannya bisa disesuaikan sehingga membuat barang di dalamnya aman. Karena berasal dari pohon, maka usahakan untuk tetap sedapat mungkin memperpanjang usia penggunaan kardus.

Kardus bekas bisa digunakan untuk packing paket. Jika ada tulisan merek di kardus, tutuplah dengan kertas atau cat. Kardus juga bisa dimanfaatkan sebagai wadah mainan atau barang-barang rumah tangga lainnya. Cukup dengan menghias bagian luarmya, kardus akan berubah menjadi bagian dari rumah tanpa terlihat seperti tumpukan kardus di gudang.

4. Bambu

Bambu juga merupakan bahan kemasan yang disediakan oleh alam. Ketersediaannya melimpah di Indonesia. Bambu memenuhi syarat-syarat untuk menjadi jenis-jenis packing yang ramah lingkungan. Namun untuk memanfaatkannya perlu proses yang cukup mengeluarkan tenaga, yaitu menebang, memotong, dan menghaluskan. Tapi jangan khawatir, wadah bambu dijual murah di pasar-pasar.

Di desa, bambu tidak hanya menjadi dinding dan keranjang yang sering disebut besek. Saat ini besek banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan gift yang estetik dengan hiasan pita dan bunga kering. Sedangkan keranjang-keranjang yang unik bisa ditemui di pasar-pasar wisata. Mungkin keranjang-keranjang tersebut perlu diproduksi lebih banyak untuk dijual di pasar biasa dan digunakan sehari-hari.

5. Kayu

Kayu merupakan bahan kemasan yang disediakan alam, tetapi untuk memanfaatkannya tidak semudah bambu. Pohon perlu waktu yang lebih lama agar batangnya menjadi kayu yang kuat.

Pertumbuhan pohon dengan batang kayu juga memerlukan lahan yang lebih luas, padahal lahan yang bisa ditanami semakin sempit. Karena itu, kemasan menggunakan kayu lebih mahal. Untuk menekan harga, umumnya kayu yang digunakan merupakan bekas mebel.

Kemasan dari kayu biasanya dalam bentuk palet atau bilah-bilah kayu yang lebih tebal. Palet digunakan sebagai alas kemasan lain yang tidak boleh terkena air atau lembap. Palet juga digunakan sebagai alas tumpukan barang yang berat agar bisa diangkat menggunakan forklift. Sedangkan  kayu yang lebih tebal digunakan untuk mengemas peralatan elektronika dan barang lain yang mudah pecah.

6. Kain

Kain merupakan bahan kemasan yang ramah lingkungan karena bisa digunakan untuk keperluan lain berulang kali. Itu sebabnya toko-toko dan supermarket sudah menyarankan pelanggan untuk membawa tas sendiri karena tas plastik sudah tidak gratis lagi. Tas kain juga bisa dilipat rapi dan kecil untuk disimpan di dalam tas bepergian.

Pengguna tas kain tidak harus membeli baru, melainkan bisa menggunakan tote bag dari event atau bekas kemasan dari membeli sesuatu. Pengguna juga bisa membuat sendiri dari baju bekas atau kain tak terpakai lainnya. Sudah banyak tutorial membuat tas sendiri di media sosial yang bisa dipraktikkan, termasuk bagi yang hanya bisa menjahit dengan tangan.

7. Botol

Botol plastik merupakan problem utama kelestarian lingkungan. Sampah botol plastik tidak bisa diuraikan tapi melimpah di mana-mana karena merupakan pilihan utama untuk kemasan cairan. Selain itu, botol minuman kemasan hanya dirancang untuk sekali pakai sehingga jika diisi ulang akan berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, sedapat mungkin gunakan tumbler dan tempat minuman plastik dengan kode angka 5 atau PP (polypropylene) yang aman untuk dipakai ulang. Bawalah wadah sendiri dari rumah jika membeli minuman di restoran yang menyediakan cup atau gelas plastik sekali pakai.

Dahulu orang menggunakan botol kaca yang aman dipakai berulang kali. Usia penggunaannya jauh lebih lama daripada botol plastik. Sayangnya, botol kaca berat dan mudah pecah. Tapi botol kaca masih bisa digunakan sebagai kemasan yang tidak terlalu berisiko pecah dalam pengiriman.

Baca juga: Zero Waste Lifestyle: Solusi Masalah Sampah di Kota-Kota Besar di Indonesia?

Itulah jenis-jenis packing yang ramah lingkungan sebagai alternatif untuk mengurangi tumpukan sampah. Manusia hanya bisa tinggal di bumi. Karena itu bumi harus dijaga agar selalu bersih agar layak ditinggali oleh semua makhluk hidup.

Exit mobile version