Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemekop UKM) menargetkan sebanyak 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia harus sudah terintegrasi dengan sistem digital pada 2023 mendatang. Sejalan dengan program pemerintah, JNE Express berkomitmen untuk membantu UMKM untuk bisa beradaptasi dengan bisnis online.
Sebagai bentuk nyata komitmen tersebut, JNE melalui gerakan yang diberi nama JNE Ngajak Online 2021 menggelar webinar bertajuk “Goll…aborasi Bisnis Online” yang disiarkan langsung melalui channel YouTube JNE. Kegiatan ini diselenggarakan secara roadshow di 59 kota di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Webinar yang diadakan untuk Kota Balikpapan ini menandakan untuk yang ketiga kalinye JNE Ngajak Online 2021 digelar, setelah sebelumnya sukses diadakan untuk Samarinda dan Pasuruan. Tujuannya tak lain adalah untuk mengembangkan kemampuan bersaing di dunia digital bagi pelaku UMKM di Kota Balikpapan, tak hanya dari skala nasional tapi juga global.
Baca Juga: Jurus Jitu JNE Pasuruan dalam Mendorong UMKM Berbisnis Online
Kepala Cabang JNE Balikpapan Adityo Putranto mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dan apresiasi JNE atas kepercayaan masyarakat saat ini. JNE turut berkontribusi dalam membantu UMKM agar naik kelas dengan beragam program workshop gratis digital marketing.
“UMKM Balikpapan, punya potensi besar untuk bangkit dengan bersaing di ranah digital. Meskipun persaingan cukup ketat, pengusaha UMKM bisa terus menambah pengetahuan mengenai bisnis digital serta berupaya meningkatkan kualitas produk maupun layanan yang dimiliki,” terang Adityo.
Permasalahan serta tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Balikpapan sendiri juga mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Balikpapan. Kepala Seksi Bina Usaha Mikro Kecil Menengah Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan Rabiatun mengatakan bahwa UMKM memiliki peran nyata yang strategis dan penting, di antaranya menciptakan lapangan pekerjaan, membangun ekonomi daerah, mengurangi angka kemiskinan, dan lainnya.
Lebih lanjut Rabiatun pun memaparkan jumlah pelaku UMKM di Balikpapan, di mana saat ini pelaku usaha mikro berjumlah 23.870, usaha kecil berjumlah 3.416, dan usaha menengah berjumlah 2.506. Dengan demikian, ditarik kesimpulan bahwa pelaku UMKM di Balikpapan terbanyak adalah pelaku usaha mikro.
Pemkot Balikpapan sendiri menurut Rabiatun telah menggelar sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM dan produk UMKM di Balikpapan, mulai dari pelatihan produksi, desain dan kemasan, pelatihan digital, dan lainnya. Selain memberikan pelatihan, Pemkot Balikpapan juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk memperoleh sertifikat halal.
“Ini apabila dilakukan sendiri oleh para UMKM kita itu lumayan biayanya sangat mahal. Untuk pelatihan sistem jaminan halal saja itu ditarget antara Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per orang. Dilanjutkan untuk mendapatkan sertifikatnya itu Rp2 juta sampai Rp3 juta. Kami memfasilitasi ini untuk beberapa UMKM yang telah terseleksi,” ujar Rabiatun.
Baca Juga: JNE Banjarmasin Tetap Maksimalkan Pelayanan di Tengah Musibah Banjir di Kalimantan
Memiliki produk yang sudah tersertifikasi halal turut diamini oleh Lisa selaku pemilik produk UMKM Balikpapan, yakni Mie Desa & Mienime. Di awal peluncuran produknya, Lisa berkomitmen menjual produk yang sudah berizin dan bersertifikasi halal. Tidak lupa, Lisa juga memberikan beberapa tips ketika ingin berbisnis online.
Menurut Lisa, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, di antaranya karakteristik produk (daya tahan dan kondisi ideal), kolaborasi, adanya cadangan biaya, pemilihan/prioritas platform, serta pemilihan produk dan sarana digital marketing yang tepat.
“Menjadi pemilik bisnis online kalau dari saya yang pertama adalah konsisten, intuitif, mau belajar dan mendengar, gesit, paham kemampuan dan batasan diri, serta menempatkan diri di lingkungan yang memungkinkan kita untuk update,” jelasnya.
Baca Juga: Kinerja Maksimal JNE di Kota Bahari Tegal Buahkan Hasil Menggembirakan