JNEWS – Kemasan sekunder merupakan bagian penting dari sebuah produk, terutama yang memerlukan proses pengiriman atau take away. Pada dasarnya, semua jenis kemasan produk penting untuk diperhatikan karena merupakan satu kesatuan. Hanya saja fungsinya berbeda-beda.
Kemasan tidak hanya digunakan untuk melindungi produk, tapi juga penting untuk branding dan memberikan dampak psikologis pada konsumen agar lebih percaya dengan keamanan produk. Kemasan tidak seharusnya dipandang sebagai pengeluaran ekstra, tetapi justru dapat menjadi nilai tambah pada kesan yang diberikan oleh produk tersebut.
Pengertian Kemasan Sekunder
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, kemasan produk ada 3 jenis, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Kemasan sekunder merupakan kemasan kedua, yang berada di antara kemasan primer dan tersier. Dengan demikian, kemasan ini tidak bersentuhan langsung dengan produknya.
Dapat dikatakan pula bahwa kemasan ini merupakan pelindung ganda. Penerapan kemasan ini ini berbeda-beda tergantung produk yang dilindungi. Misalnya pada teh celup, kemasan sekundernya berupa kotak atau dus. Masing-masing teh celup tersebut telah dilindungi oleh kemasan primer atau individual berupa kertas.
Contoh lain adalah produk skincare berwujud krim yang sudah dikemas menggunakan pot atau cepuk tetapi masih perlu dilindungi lagi dengan shrink wrap. Ini dilakukan agar kemasan primer tidak bisa dibuka sembarangan karena akan mengakibatkan kontaminasi.
Karena penerapannya berbeda-beda, maka ada kemasan yang harus dicap dengan merek, ada pula yang tidak perlu karena merek yang menempel di kemasan primer sudah terlihat jelas.
Baca juga: Strategi Fotografi Produk untuk Meningkatkan Penjualan Ecommerce
Fungsi Kemasan Sekunder
Secara umum, kemasan ini bertindak sebagai kemasan tambahan. Persyaratan kemasan ini tidak seketat kemasan primer karena tidak bersentuhan langsung dengan produk. Namun fungsi kemasan ini sama pentingnya dengan kemasan primer.
1. Pelindung dari Kontaminasi dan Memperlambat Pembusukan
Produk yang mudah terkontaminasi seperti skincare, perlu kemasan sekunder agar tidak mudah dibuka sembarang orang atau terbuka tanpa sengaja. Sementara pada produk makanan atau bahan makanan, kemasan ini dapat mempelambat proses pembusukan.Contohnya, beberapa jenis makanan seperti bubur ayam atau sup, disertai cooler bag agar hangat lebih lama dan aman dibawa ke mana-mana.
2. Penahan Tingkat Pertama
Para penggemar kopi dan minuman kekinian pasti sudah akrab dengan tray, yang juga termasuk kemasan sekunder. Biasanya untuk produk premium menggunakan penahan seperti wadah telur. Untuk produk dengan kelas di bawahnya biasanya menggunakan penahan dari karton. Sedangkan untuk produk yang lebih kerakyatan menggunakan plastik berukuran pas, agar kemasan gelas tidak mudah bergerak.
3. Mengelompokkan beberapa unit kemasan primer
Contoh dari fungsi ini adalah teh celup seperti yang dibahas di atas. Penjual akan kesulitan menjual per kantung teh celup sehingga harus dikelompokkan dalam satu kotak. Isi tiap kotak bermacam-macam, sekitar 12 atau 20 kantung.
3. Memudahkan Distribusi
Sebenarnya produk ini bisa saja dijual satuan. Namun untuk memudahkan distribusi karena ukurannya kecil-kecil, produk ini dijadikan satu di dalam kotak. Penjual akan menawarkan produk ini dalam bentuk satuan atau per kotak. Untuk penjualan per kotak, penjual akan menggunakan kotak tersebut sebagai displai sehingga pembeli dapat mengambilnya langsung dari kotak tersebut. Contohnya snack berupa wafer, cokelat, kukis, dan sejenisnya.
5. Untuk Branding
Jangan heran jika melihat kopi, jus, atau jamu botolan diletakkan terbaring dalam kotak karton. Sebagian orang mungkin berpendapat, bukankah lebih baik diletakkan di tas plastik atau tote bag? Namun, itulah branding. Pemilik produk bebas memilih kemasan sekunder yang sesuai dengan konsep usaha mereka. Mungkin bagi mereka, meletakkan minuman botolan di kotak karton lebih aman untuk meredam getaran sekaligus lebih mencolok jika ditempeli dengan nama brand. Kemasan yang berbeda akan meninggalkan kesan lebih lama pada konsumen.
Kiat Memilih Desain Kemasan Sekunder untuk UMKM
Penambahan kemasan berarti pula penambahan sumber daya (uang, waktu, tenaga, dan pikiran) untuk menciptakan kemasan tersebut. Biasanya UMKM tidak memiliki tim research and development khusus sehingga harus diusahakan agar penambahan ini tidak menghabiskan banyak sumber daya.
Agar proses penciptaannya sederhana, berikut adalah kiat memilih desain kemasan sekunder untuk UMKM.
1. Sesuaikan dengan Jenis Produk
Jenis produk berkaitan dengan pemilihan bahan dan bentuk kemasan. Contohnya, untuk minuman yang dibawa pulang oleh konsumen membutuhkan tray agar tidak bergelimpangan di jalan. Namun bentuk tray untuk produk minuman bermacam-macam sehingga perlu pertimbangan lain untuk memilih bentuk yang sesuai, antara lain volume.
Semakin besar volumenya, maka tray tersebut harus semakin kuat. Itu sebabnya, para penjual minuman dingin kekinian banyak menggunakan tray dari bahan yang mirip papan penahan telur. Sedangkan tray dari bahan karton digunakan untuk minuman panas yang umumnya berupa cup kecil sehingga volumenya juga kecil.
2. Sesuaikan dengan Fungsinya
Pemilihan desain harus disesuaikan dengan fungsi-fungsi di atas. Jika fungsinya untuk mempermudah mobilisasi maka desainnya harus menunjang fungsi tersebut. Contohnya adalah kardus oleh-oleh yang sekarang banyak disediakan pusat oleh-oleh. Kardus tersebut memiliki semacam pegangan di bagian atas agar mudah ditenteng. Para wisatawan dari Yogyakarta atau Bali, dan juga daerah-daerah lain, sering terlihat menenteng kardus-kardus tersebut di bandara dan stasiun.
3. Praktis
Hindari kemasan yang rumit atau kompleks agar tidak membuat konsumen enggan. Contohnya kardus oleh-oleh di atas dapat diratakan dan dilipat setelah selesai digunakan. Pegangan kardus tersebut tidak menimbulkan masalah karena juga terbuat dari karton yang sama.
4. Desain Simpel
Desain simpel tidak hanya berkaitan dengan kemudahan membawa dan menyimpannya bagi konsumen, tapi juga mudah bagi karyawan usaha tersebut ketika menggunakannya untuk membungkus. Kemasan dengan desain yang simpel akan berperan memperbaiki efisiensi kinerja usaha.
Selain itu, logo atau merek juga perlu desain yang simpel. Ini mempermudah pemesanan dan pencetakannya pada kemasan agar harganya tidak terlalu mahal.
5. Ramah Lingkungan
Ramah lingkungan merupakan isu global yang wajib diperhatikan. Kesadaran konsumen makin tinggi sehingga akan cerewet terhadap usaha-usaha yang tidak memperhatikan masalah ini. Sebagian pengusaha menganggap bahwa kemasan ramah lingkungan akan membuat harga produk lebih mahal.
Namun usaha-usaha yang laris dan membuat masyarakat memiliki koleksi tote bag dari bahan kain membuktikan bahwa masyarakat tidak peduli jika harus membayar lebih atas kualitas yang bagus, termasuk kualitas kemasannya.
Baca juga: Cara Membuat Poster di Canva: Desain Menarik Tanpa Ribet untuk UMKM
Semua desain kemasan, baik primer, sekunder maupun tersier penting dan merupakan satu kesatuan branding. Meski tidak menyentuh produknya langsung, desain kemasan sekunder turut menentukan respon positif masyarakat dan terjaminnya produk tersebut sampai ke tangan konsumen dengan baik.