Hingga kini program Tol Laut ternyata masih mendapat perhatian dari pemerintah sejak dicanangkan pada tahun 2014 lalu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru-baru ini dikabarkan memberikan bantuan berupa subsidi Tol Laut.
Adapun subsidi Tol Laut ini diberikan kepada penyelenggaraan angkutan tol laut, perintis dan kapal ternak. Bantuan subsidi yang diberikan pun beragam, mulai dari subsidi operasional, subsidi kontainer, dan juga subsidi muatan.
Seperti diketahui, tahun 2020 direncanakan terdapat 26 Kapal Angkutan Barang Tol Laut yang akan melayani 26 trayek. Kapal angkutan ini menyinggahi 100 pelabuhan melalui 70 kabupaten/kota di 20 Provinsi di Indonesia.
Dari 26 kapal tersebut, 14 kapal negara, 5 kapal milik PT Pelni, 5 kapal PT ASDP, serta 2 kapal swasta. Terdapat 20 trayek penugasan, masing-masing 8 trayek penugasan kepada PT Pelni, 7 PT ASDP dan 5 PT Djakarta.
Baca Juga: Program Tol Laut Berdampak Positif Bagi Masyarakat Indonesia Timur
Menurut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Capt Antoni Arif Priadi, enam trayek lainnya dilakukan melalui mekanisme pelelangan umum bagi perusahaan pelayaran swasta, di mana lima trayek di antaranya sudah dilelangkan.
Antoni menyebut angkutan laut perintis, masih menjadi angkutan laut yang sangat diandalkan masyarakat kepulauan terpencil, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP) mengingat ketiadaan transportasi jenis lain (darat dan udara) yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Tanpa kehadiran Kapal Perintis, urat nadi perekonomian di pulau tersebut akan terganggu. Kapal Perintis dapat mengangkut hingga 500 orang dan menghubungkan kepulauan berkategori 3TP dengan pelabuhan-pelabuhan lebih besar,” ujarnya.
Sampai saat ini, tercatat 116 unit kapal perintis yang melayani 110 trayek menyinggahi 466 pelabuhan singgah di 171 kabupaten/kota di 28 Provinsi di Indonesia. Selain itu, guna membawa penumpang ke pelabuhan-pelabuhan yang belum memiliki dermaga atau memiliki kedalaman alur dangkal, Kemenhub memberikan subsidi berupa Kapal Rede.
Kapal ini dioperatori oleh PT Pelni untuk melayani 20 trayek di 28 pelabuhan singgah melalui 18 kabupaten/kota di 11 Provinsi di Indonesia.
“Keberadaan kapal rede ini, berfungsi untuk melayani antar jemput para penumpang, yang berasal dari dan ke kapal-kapal besar yang tidak bisa sandar ke dermaga pelabuhan,” tutupnya.
Baca Juga: Penyesuaian Tarif Tol Cipularang dan Padaleunyi Bentuk Dukungan Bisnis Logistik
Dampak Positif dari Tol Laut
Tol Laut sendiri nyatanya sukses memberikan dampak positif bagi warga Indonesia Timur. Adapun dampak positif yang dimaksud berupa penurunan harga bagi masyarakat di wilayah Indonesia Timur.
Menurut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Captain Anthony Arif Priadi, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ditemukan beberapa hal yang positif dan menggembirakan dari pelaksanaan program Tol Laut, yakni penurunan tingkat harga barang pokok, penurunan disparitas harga bahan pokok antara kawasan Indonesia Timur dan Barat.
“Program tol laut menguntungkan bagi kegiatan perdagangan sebagian besar komoditas pangan strategis terutama ikan segar, cabai dan bawang hingga terjadi penurunan biaya logistik ke tingkat konsumen,” ujarnya dalam sebuah Forum PWI Jaya bertema ‘Upaya Ditjen Laut Kementerian Perhubungan Menjamin Ketersediaan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Nasional Yang Optimal’ yang digelar di Jakarta, 2 September 2020 lalu.
Baca Juga: Soal Ganjil Genap Motor, Asperindo Sudah Minta Audiensi