Ciptakan Local Champion, Pemerintah Pusat Minta Pemda Dorong UKM Unggulan

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat bersama Menteri Sosial Juliari P Batubara mengunjungi perajin Comring (Comro Singkong Kering) merek Raja Rasa di Desa Sindangkerta

 

Guna melahirkan lebih banyak lagi local champion, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mengembangkan produk UKM unggulan dari wilayahnya masing-masing.

Teten mengatakan sangat penting Pemda untuk menyiapkan produk unggulan dari UKM-UKM yang ada di areanya agar bisa bersaing dengan produk luad dan memenuhi standar global.

“Produk harus inovatif dan memuat kearifan lokal tapi masuk juga sektor produktif atau misalnya manufaktur yang kini juga mulai banyak permintaannya. Karena saat ini cuma Vietnam yang bisa berkompetisi dengan China, seperti garmen dan komponen elektronik. Perlu diakui kalau kita banyak impor, padahal kita mampu membuat seperti mereka,” tuturnya.

Teten mencontohkan Pontianak yang memiliki banyak potensi komoditas yang bisa dijual dan bersaing dengan produk luar negeri, mulai dari aloe vera hingga tenun.

BACA JUGA : 5 Strategi Mempertahankan Bisnis UMKM di Zaman Pandemi

Karena itu, Tetan meminta Pemda untuk aktif menyisir UKM potensial yang skala usahanya bisa dibesarkan nantinya. Bahkan Teten juga akan mengusulkan skema pembiayaan baru bagi UMKM untuk dinaikan usahanya.

“Strateginya, bidik 1-2 usaha-usaha yang potensial di daerah kemudian dibesarkan untuk menjadi unggulan,” kata Teten.

MENTERI KOPERASI DAN UKM TETEN MASDUKI MENGUNJUNGI ELDERS GARAGE DI SMESCO LAB
MENTERI KOPERASI DAN UKM TETEN MASDUKI MENGUNJUNGI ELDERS GARAGE DI SMESCO LAB

Tak sampai di situ, Teten juga ingin mendorong scaling-up UKM dengan bekerja sama inkubator swasta. Hal ini pun sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Kewirausahaan yang sedang dibahas untuk mengembangkan UKM.

Program tersebut memiliki target untuk mengurangi mikro karena banyak yang tak terserap di sektor formal. KemenkopUKM juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk membesarkan usaha kecil menjadi menengah bahkan hingga usaha besar.

Lebih lanjut Teten ingin UKM yang masuk ke inkubasi minimal selama 6 bulan diuji oleh para ahli. Setelah produk unggulan dan market demand-nya kuat, baru akan dicarikan pembiayaan.

“Kita jauh dari Vietnam, di sana mereka menyediakan pembiayaan hingga Rp19 miliar dan berhasil melahirkan wirausaha baru,” ucapnya.

Dari sisi pembiayaan, Teten mengatakan, telah menyederhanakan aturan yang ada di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) supaya koperasi mudah untuk mengakses dan mengembangkan UKM.

BACA JUGA : Perjuangan Kurir JNE, Berhadapan dengan Biawak sampai Istri Jadi Kenek

Jika koperasi memiliki masalah likuiditas, LPDB-KUMKM hadir untuk memberikan pembiayaan dengan bunga 3 persen dari sebelumnya bunga sekitar 6 persen.

MENTERI KOPERASI DAN UKM TETEN MASDUKI MENERIMA AUDIENSI MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF SANDIAGA UNO DI RUANG KERJA MENTERI KOPERASI DAN UKM.

Dana tersebut memang diakui bukan hibah, namub bergulir yang harus dikembalikan. Untuk tahun ini sendiri, ada tambahan dana dari Kemenkeu sebesar Rp1 triliun yang bisa diakses oleh koperasi di LPDB-KUMKM.

“Sekitar Rp89,3 miliar belum tersalur tahun ini. Di Pontianak ada sekitar Rp69 miliar yang sudah disalurkan ke 12 koperasi kepada 396 UMKM oleh LPDB-KUMKM. Koperasi didorong ke sektor riil dan produksi, karena 59 persen di koperasi simpan pinjam,” ujarnya.

Ke depan, Teten berencana akan melakukan uji coba dengan mengonsolidasikan produk petani dan koperasi sebagai offtaker. Selanjutnya, Teten juga mendorong UKM yang potensi naik kelas, sekaligus bisa menambah jumlah wirausaha baru dari jumlah yang saat ini stagnan di angka 3,47 persen.

Exit mobile version