Saat berpuasa, kondisi tubuh yang tak mendapat asupan makanan kerap membuat kamu mudah lemas. Bahkan, beberapa orang mengalami sakit kepala hingga sering menguap.
Pakar diet dari Medcare Hospital Sharjah Uni Emirat Arab (UAE) Raghda Adi mengatakan ada alasan di balik itu. Menurut Raghda, menguap saat berpuasa bukan penanda kelelahan atau bosan tetapi bisa jadi tanda tubuh kekurangan oksigen.
Baca juga: 3 Jurus Bertahan Buat UMKM di Era Disrupsi
Ia mengatakan, saat berpuasa, tubuh mungkin mengalami penurunan kadar gula darah. Kondisi ini dapat menyebabkan otak menerima lebih sedikit glukosa, si sumber energi utama.
“Hal ini dapat menyebabkan rasa lelah, dan tubuh dapat mengkompensasi kekurangan oksigen dengan menguap,” kata dia dikuti Khaleej Times, Senin (10/4/2023).
Di samping menguap, orang yang berpuasa juga mengalami perut keroncongan. Raghda menjelaskan kondisi ini disebabkan pergerakan gas dan cairan di sistem pencernaan.
Baca juga: BBM Naik, Ini 3 Cara Menghemat Bahan Bakar Motor Matik
Selama berpuasa, perut dapat terus memproduksi cairan pencernaan. Tetapi karena tidak ada makanan untuk dicerna, perut dapat mengosongkan cairan ini dengan sendirinya.
“Hal ini dapat menyebabkan dinding lambung dan usus berkontraksi dan menghasilkan suara yang bahkan dapat didengar oleh orang lain atau kerap dikatakan sebagai perut keroncongan,” terang Raghda.
Ia menambahkan, bagi sebagian orang, puasa bisa menjadi pengalaman yang menegangkan. Stres bisa menyebabkan tubuh memproduksi kortisol, hormon yang bisa meningkatkan frekuensi perut keroncongan.
Selain menguap dan perut keroncongan, orang berpuasa juga mengeluhkan sembelit dan pusing, khususnya di awal-awal puasa.
Baca juga: Pola Asuh Anak untuk Maksimalkan Potensi ala Dokter
Sementara, Kepala departemen nutrisi di RAK Hospital Ruba Elhourani mengatakan sakit kepala terjadi karena kurangnya konsumsi cairan di siang hari, asupan kafein di malam hari, dan perubahan pola tidur.
“Ketika seseorang tidak teratur dalam jam tidur dan makannya, pada akhirnya akan mengalami rasa lelah dan penat sepanjang hari,” jelas dia.
Menurut Elhourani, untuk mengatasi masalah ini, orang-orang bisa meningkatkan aktivitas dan asupan cairan sepanjang malam sambil menambahkan serat saat berbuka puas dan sahur.
“Untuk mengatasi sakit kepala, saya menambah cairan dan mengurangi kafein sambil menghindari lemak jenuh, gorengan, dan gula,” kata dia.
Pakar endokrinologi Hala Youssef Hamdy yang sering mengalami sakit kepala mencoba untuk tidur lebih lama dan meningkatkan asupan air.
Baca juga: Stunting, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mencegahnya?