Baju batik hasil rancangannya, selain dipasarkan secara offline dan online, juga banyak peminat yang datang membeli langsung ke rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat. Hal itu berdasarkan informasi dari mulut ke mulut dari pelanggan sebelumnya, yang merasa nyaman dan puas usai memakai baju batik kreasinya.
“Meski masih pandemi, saya bangga sekarang bisa memberdayakan sekitar 25 pengrajin batik di Yogyakarta. Memang itu salah satu tujuan awal saya, ingin membantu membuka lapangan pekerjaan dan juga ikut melestarikan batik yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” ungkap Sukasno.
Baca juga : Soe Living, UMKM Home Base yang Andalkan Penjualan Online
Mas Kas menambahkan, “Ke depannya saya ingin memperkenalkan Maskas Batik lebih luas lagi. Dari segi motif dan warna akan dikolaborasikan antara tradisional dan modern serta kontemporer, dengan tujuan semua kalangan bisa menyukainya. Baik dari anak-anak, remaja hingga orang tua”.
“Saya berharap produk-produk fashion Maskas Batik bisa dipakai saat santai maupun di acara-acara resmi atau formal,” pungkas Ksatria yang sering menjadi juara olah raga badminton yang tahun-tahun sebelum pandemi diadakan oleh internal perusahaan JNE ini. *
Baca juga : Kisah UMK Sarung Tangan, Sukses Bantu Perekonomian