JNEWS – Salah satu destinasi wisata Yogyakarta yang terkenal adalah sentra produk kerajinan perak di kawasan Kotagede. Dari tangan-tangan terampil dan telaten para pengrajinnya hadir berbagai kerajinan perak yang unik, indah dan bernilai seni tinggi. Kini kerajinan perak di Kotagede mulai kembali menggeliat setelah terpuruk dihantam pandemi Covid 19 lalu.
Berkunjung ke Yogyakarta rasanya belum lengkap apabila tidak mengunjungi pusat kerajinan perak Kotagede yang sudah eksis sejak zaman Hindia Belanda. JNEWS yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Yogyakarta, berkesempatan milhat salah satu galeri kerajinan perak dan proses produksinya yang berada di bagian belakang galeri.
Melihat langsung pembuatan berbagai kerajinan dari perak menjadikan pengalaman yang luar biasa. Mereka para perajin dengan ulet dan telaten menghasilkan berbagai produk yang unik, indah dan bernilai seni tinggi serta sangat khas, dari mulai cincin, bros, miniatur sepeda, miniatur andong dan berbagai perhiasan hingga aksesori lainnya.
“Untuk harga kerajinan perak yang ditawarkan bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga puluhan juta Rupiah bahkan lebih. Hal itu tergantung dari banyaknya material bahan yang digunakan hingga tingkat kerumitan pembuatannya,” ujar Joko, salah satu pengrajin yang ditemui JNEWS.
Baca juga: Menjelajahi Desa Batubulan yang Menjadi Jantung Seni Pahat Bali
Mengingat unik, indah dan sangat khas, tambah Joko, maka banyak turis lokal hingga mancanegara berdatangan mencari perhiasaan perak khas Kotagede sebagai aksesori atau cenderamata. “Sebelum pandemi dari dulu kerajinan perak Kotagede juga banyak yang diekspor ke luar negeri,” ucapnya.
Seperti diketahui, pada awalnya kerajinan perak Kotagede hanya dikhususkan untuk pesanan Keraton. Namun seiring berjalannya waktu, istri gubernur Belanda, kala itu, Mary Agnes, mengembangkan industri kerajinan perak di Kotagede.
Sering dijuluki ‘Jewellery of Jogja’ Kotagede masih menjadi sentra kerajinan perak populer di Indonesia hingga saat ini. Berjejernya berbagai macam toko kerajinan perak menjadi salah satu bukti banyak warga Kotagede yang menggantungkan hidupnya dari sektor satu ini.
Pengrajin di Kotagede sudah sejak lama dikenal telaten dalam seni menempa, mengukir, dan membentuk perak menjadi berbagai macam bentuk. Kepiawaian mereka dalam membuat ukiran perak sudah dikuasai secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Seluruh pengrajin perak di Kotagede juga menciptakan ratusan jenis kerajinan yang unik dan sangat khas, termasuk miniatur kendaraan rakyat Yogyakarta yang hingga sekarang masih tetap eksis, seperti becak, sepeda ontel hingga andong, produk kerajinan khas ini selalu menjadi buruan turis mancanegara untuk dijadikan oleh-oleh dibawa pulang ke negaranya.
“Alhamdulillah Covid-19 sudah berlalu, sehingga para pengrajin mulai menggeliat lagi. Waktu pandemi Covid-19 kemarin kerajinan perak Kotagede sempat terpuruk, namun kini sudah bangkit kembali, pesanan sudah banyak lagi. Selain dijual secara offline di gallery-gallery kerajinan perak Kotagede ini juga dijaual secara online,” pungkas Joko.
Baca juga: Candi-Candi di Indonesia yang Belum Banyak Dikenal dan Sejarahnya
Selama ini para pengrajin perak juga telah bekerjasama dengan JNE dalam mendistribusikan hasil kerajinannya yang dijual via online. *