Kiprah Pengantar Paket di Kampung Adat Praijing, Sumba

Kurir JNE, Ronaldo Johanes Nunu saat delivery paket ke customer masyarakat Kampung Adat Praijing.

Mendengar “kampung adat”, kita biasanya mudah terkecoh oleh gambaran kehidupan sekumpulan orang yang tertutup, atau setidaknya membatasi kontak, terhadap dunia luar.  Sebaliknya, di Kampung Adat Praijing, Sumba, transaksi perdagangan online tumbuh subur. Dan di mana ada perdagangan online, di situ hadir JNE.

Kurir JNE bernama Ronaldo Johannes Nunu menjadi penyambung yang sehari-hari menghubungkan warga Kampung Adat Prijian, Sumba, dengan daerah lain di Indonesia, untuk antar-jemput paket.

Kampung Adat Praijing yang terletak di Desa Tebara, Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki  38 rumah tradisional Sumba dan menyajikan alam pegunungan yang mempesona. Belakangan ini Kampung Adat Prijiang menjadi destinasi wisata budaya terkenal di NTT. Banyak turis lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke kampung tersebut.

Para turis yang datang rindu akan orisinalitas adat dan budaya, serta ingin melihat langsung rumah tradisional panggung yang tersusun dari batu-batu megalitik kuno dengan atap berundak menjulang layaknya menara.

Rumah adat Praijing memiliki tiga bagian penting untuk kebutuhan hidup penduduk setempat. Di mana pada bagian bawah disebut lei bangun dipergunakan untuk memelihara hewan ternak, kemudian bagian tengah disebut rongu uma tempat untuk para  penghuni rumah, serta bagian atas atau menara yang disebut uma daluku diperuntukkan tempat menyimpan bahan makanan dan alat pusaka.

Mengingat banyaknya wisatawan yang datang, kerajinan lokal yang khas dan ikonik menjadi laku sebagai oleh-oleh atau cinderamata untuk dibawa pulang para wisatawan, sehingga berimbas pada meningkatnya perekonomian warga. Sisi lain, hal tersebut juga menjadi berkah tersendiri bagi JNE, karena kiriman baik inbound maupun outbound ke Praijing dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan.

Baca juga: Mengenal JNE Cabang Sungai Selan, Bukti Perempuan Juga Bisa Berkarya

Menurut Ronaldo Johanes Nunu, kurir dari JNE Cabang Mitra Waikabubak, yang hampir setiap hari antar-jemput paket ke Praijing, sejak wisatawan diperbolehkan berkunjung ke Praijing kiriman paket terus meningkat.

Masyarakat Kampung Adat Praijing dan sekitarnya sudah familiar dengan kurir JNE.

“Kalau dari Praijing ada kain tenun khas Sumba yang ditenun oleh ibu-ibu di sana, selain itu juga terkenal dengan asesoris gelang, kalung, anting, hinga parang Sumba. Mereka sudah memercayakan pengiriman ke luar daerah melalui JNE. Adapun paket untuk warga Praijing didominasi oleh pakaian belanjaan online shop, karena warga di sana juga sudah mulai terbiasa berbelanja online,” ujar kurir yang akrab disapa Aldo, saat berbincang dengan JNEWS, Rabu (6/7/2022).

Meski Praijing sebagai kampung adat, dituturkan Ksatria yang masih lajang ini, tidak ada prosedur khusus atau pantangan tertentu saat memasuki wilayah tersebut. Yang jelas baginya pelanggan di Praijing layaknya customer di area antar lainnya yang harus dilayani dengan baik dan secara maksimal supaya mereka puas dengan pelayanan JNE.

“Sebagai seorang kurir JNE, saya harus selalu bersikap sopan, senyum dan juga ramah. Mereka menerima saya dengan baik. Kebahagiaan dan senyum dari mereka atas paket yang diterimanya adalah kebanggaan bagi saya,” ucap Aldo, yang mulai bergabung di JNE Cabang Mitra Waikabubak, September 2021.

Selain ke Kampung Adat Praijing, area delivery-nya mencakup beberapa desa dan kelurahan lain yakni Kelurahan Kampung Baru, Kampung Sawah, Desa Kodak, dan Desa Terbara yang di dalamnya mencakup Kampung Adat Praijing.

Baca juga: Tumbuh 30 %, Pemilik Agen Lafamous Sebut “Standarisasi Agen” Tingkatkan Kepercayaan Pelanggan

Adapun kondisi alam di semua area delivery-nya dikelilingi oleh perbukitan dengan akses jalan yang belum sepenuhnya baik. Bahkan ada area delivery yang harus menyeberangi sungai tanpa adanya jembatan penghubung.

Kurir JNE Cabang Mitra Waikabubak, Sumba Barat, NTT, Ronaldo Johanes Nunu.

“Tantangan lainnya alamat rumah yang tidak lengkap dan terkadang sulit ditemukan. Beberapa area delivery belum memiliki signal telepon seluler, sehingga menyulitkan apabila akan menghubungi customer. Tapi selama ini kendala-kendala tersebut bisa saya atasi,” beber karyawan yang mempunyai hobi olahraga sepak bola ini.

Sementera itu, terkait meningkatnya kiriman, menurut Aldo, sekarang ini warga Kampung Adat Praijing dan sekitarnya sudah terbiasa dengan berbelanja online, baik itu untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan wisata. Terlebih ada upaya dari pihak desa untuk mengedukasi masyarakat agar menjual hasil kerajinan secara online, yang direspon positif oleh JNE Waikabubak dengan menyediakan jasa jemput paket ke pelanggan.

“Bagi saya proses delivery ke Kampung Adat Praijing sangat menyenangkan karena warganya ramah dan baik. Saya juga bisa seperti lagi pergi wisata, pikiran menjadi fresh dengan panorama yang begitu indah. Semoga ke depannya JNE terus maju dan berkembang,” ujar Aldo yang sudah familiar dengan masyarakat Kampung Adat Praijing ini. “Kalau saya datang mereka pada senang, karena paket yang dipesan online sudah tiba. JNE sudah dikenal oleh masyarakat setempat,” pungkasnya. *

Baca juga: Sepenggal Kisah Kurir Penyusur Sungai Alalak, Banjarmasin

Exit mobile version