Kisah Anne Avantie Membagi-bagikan APD Gratis di Awal Pandemi

bantuan APD kepada tenaga medis di awal pandemi oleh Anne Avantie

Tidak terasa pandemi COVID-19 sudah berjalan sekitar satu tahun. Di awal kemunculannya, pandemi ini membuat para tenaga medis kewalahan dengan keterbatasan APD (alat pelindung diri). Meski demikian, satu per satu bantuan datang dari berbagai pihak, termasuk salah satunya dari desainer kebaya kondang Anne Avantie.

Dalam sebuah bincang-bincang melalui video di channel YouTube JNE (cerita Joni), perancang kondang berusia 66 tahun ini menceritakan kisah bagaimana Ia bisa berkontribusi memberikan bantuan APD kepada tenaga medis. Ya, seperti diketahui Anne Avantie menjadi salah satu sosok yang memberikan bantuan APD secara cuma-cuma.

“Tuhan selalu memberikan perantara bagi orang yang percaya. Tiba-tiba pagi-pagi seorang suster dari sebuah rumah sakit menelpon saya mengatakan: ‘Bunda bisa tolong membuatkan APD untuk kami? Kami kekurangan APD’,” ujarnya mengingat kejadian pada masa itu.

Baca Juga: Inilah 3 Pengalaman Berbagi Kebahagiaan yang Tidak Perlu Menunggu Kaya Dulu

Diakui oleh Anne, dirinya bahkan pada saat itu belum mengetahui apa itu APD dan bagaimana cara membuatnya. Meski demikian, Anne Avantie tidak patah arang. Ia mengimani terlebih dahulu permintaan dari rumah sakit tersebut.

Ia pun lantas merasa mendengar suara yang begitu nyaring di dalam benaknya. Suara yang Ia yakini berasal dari Tuhan. “Anne Avantie, anakku. Buatlah APD dan jangan diperjual belikan. Dan kemudian tidak saya logika. Saya lakukan bagian dan selanjutnya bagian Tuhan,” ujarnya.

Pun pada saat itu Anne Avantie tidak mengetahui cara membuat APD, dirinya berpegang teguh pada pendirian bahwa ‘kalau Tuhan berkehendak, yang mustahil sekalipun pasti akan terjadi’. “Itu yang saya imani,” tambahnya.

Tak lama setelah dirinya mendapat bisikan dari Tuhan, dirinya lantas langsung menginstruksikan kepada para staff yang ada di Semarang untuk segera membereskan semua yang berhubungan dengan industri fashion, menata kembali brokat, renda, manik-manik, dan kristal agar disimpan terlebih dahulu.

Baca Juga: Kasih Tulus Keluarga Paulus Madur untuk Anak Kolong Jakarta

Tempat Ia memproduksi kebaya sebagai dapur penghasilannya selama ini dalam sekejab berubah menjadi lautan plastik. Sejumlah mesin yang sebelumnya dipakai untuk membuat kebaya kemudian disetel ulang.

“Semuanya berhenti operasionalnya, berhenti pengerjaannya, dan berhenti prosesnya. Yang kemudian berganti membuat APD. Puluhan ribu, bahkan saya baru tahu dari JNE hampir 6 ton yang kami kirim melalui JNE Peduli dan sampai saat ini kami masih membuat APD,” ujarnya.

Semuanya dibagikan secara cuma-cuma. Bahkan pada saat itu Ia membuat promo di Instagram yang mengatakan bahwa dirinya membuat APD yang tidak diperjualbelikan. Melalui Instagram tersebut dirinya membuka kesempatan kepada tenaga medis untuk melakukan permohonan kebutuhan baju APD.

Ketika dirinya merasa bingung untuk melakukan pengiriman, Tuhan memberikan jalan melalui JNE. “Tuhan akan menggenapi apa yang kurang dan akan menyempurnakan apa yang tidak mampu saya lakukan. Tiba-tiba pada sore hari datanglah dua orang pemuda yang menawarkan program JNE Peduli dan saya bersyukur,” ucapnya.

Dirinya begitu percaya bahwa niat baik sebuah ketulusan hati yang Ia lakukan setiap hari dengan terus berbuat baik Ia percaya Tuhan tidak akan pernah mengkhianati hasil akhirnya.

“Pada akhirnya setiap sore kami mengirimkan 1.000 sampai 2.000 APD bersama dengan JNE. Setiap sore saya melihat ketulusan dari seluruh petugas JNE,” ucapnya.

Baca Juga: JNE Peduli Bencana, Ringankan Derita dengan Gratis Ongkir Bantuan

Exit mobile version