Seperti lebah, di manapun JNE berada senantiasa memberikan kebaikan dan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya, hal itu dirasakan oleh para penjual makanan dan warung yang ada di sekitar kantor JNE, di mana mereka mendapat manfaat dan keuntungan dari para karyawan yang membeli barang dagangan mereka.
Di usianya yang akan genap 31 tahun pada 26 November mendatang, ada banyak orang atau kepala keluarga yang mencari nafkah dan menggantungkan hidupnya dengan berjualan atau membuka warung makan di sekitar kantor JNE.
Mereka inilah yang dengan setia setiap waktu melayani para Ksatria dan Srikandi yang ingin menggunakan jam istirahatnya untuk menikmati makan siang atau sekedar jajan makanan lainnya.
Yati (52 tahun) misalnya, yang sudah hampir 25 tahun membuka warung makan di depan kantor JNE S. Parman, Kawasan Slipi, Jakarta Barat. Meski warungnya nampak sederhana namun menu makanan yang ia jual cukup menggugah selera dan beragam, serta warungnya juga tampak bersih sehingga tidak heran apabila jam istirahat tiba para karyawan banyak yang makan di warungnya.
Baca juga : Dedikasi Luar Biasa Untuk Kemajuan JNE
Yati merupakan perantau asal Sukabumi, Jawa Barat, yang mencoba mengadu nasib di Jakarta, demi maraih mimpi mengubah nasibnya di Ibu Kota menjadi lebih baik. “Alhamdulillah, mungkin rejeki saya dari Allah melalui JNE. Dari tadinya tidak punya apa-apa, sekarang 3 anak saya sudah sarjana semua, di mana anak saya malah bekerja di JNE”, ungkapnya.
“Saya juga bisa membangun rumah di kampung halaman yang layak dan membeli sawah juga kebun,” tambah Yati dengan wajah sumringah, saat ditemui JNEWS di sela-sela kesibukannya melayani karyawan JNE yang akan makan, Rabu (10/11/2021).
Wanita yang wajahnya sudah mulai keriput karena usia ini berkisah, bagimana saat itu kantor JNE masih berbentuk rumah, di mana karyawannya belum seramai seperti sekarang ini. Saat belum lama membuka warung dan anaknya yang terakhir masih kecil, suaminya meninggal dunia pada 1996.
“Saya yang menggantikan peran suami. Kerja keras agar bisa membesarkan ketiga anak saya. Bersyukur saja walau sebelum wabah Covid-19 omset dalam sehari berdagang lumayan besar, pas ada Covid menurun,” terang Yati.
Tidak lupa, Yati berdoa demi kesuksesan dan kemajuan JNE yang akan genap berusia 31 tahun. “Selamat Ulang Tahun JNE, semoga semakin maju, karyawannya semakin banyak sehingga warung saya tambah laku,” tutup Yati dengan senyum.
Rasa syukur dan senang, karena bisa menafkahi keluarga, juga dirasakan Rohman pemilik warung kelontong yang diantaranya berjualan minuman dan makanan ringan tidak jauh dari warung makan Yati. Dengan kiosnya yang kecil dan sudah berjualan sejak 2011, dalam sehari Rohman bisa mengumpulkan omset penjualan hingga Rp 1 juta.
Baca juga : Best Rider JNE Solo Pernah Dikira Mencuri Hingga Dijodohkan Dengan Anak Customer
“Sejak masih bujang, saya merantau ke Jakarta dari Kuningan, Jawa Barat dan langsung berjualan di sini. Alhamdulillah sekarang sudah mempunyai 2 anak, yang satu kuliah di Cirebon dan yang kecil masih SMP. Berkat jualan di sini, saya juga bisa membangun rumah di kampung,” ujarnya sambil tersenyum.
“Dari dulu banyak karyawan JNE yang jajan di warung saya. Keberadaan kantor JNE, membawa berkah dan rezeki buat saya,” tambah Rohman.
Meski hanya berjualan, Rohman mengaku sudah merasa menjadi bagian dari JNE, yang bisa menafkahi keluarga dari jajannya para karyawan di warungnya. “Saya berjualan dari pagi hari hingga tengah malam. Bersyukur meski ada Covid-19, JNE tetap buka dan warung saya tetap laku meski ada penurunan omset,” ucapnya.
“Saya berharap di usianya yang ke 31, JNE terus maju dan berkembang, serta bisa memberikan manfaat kepada banyak orang. Terus terang karena JNE, saya bisa seperti sekarang ini. Padahal dulu hanya modal seadanya saat pertama kali merantau ke Jakarta,” tambah Rohman.
Yati dan Rohman, yang bisa menafkahi keluarga dan dianggap sukses di kampung halamannya, merupakan contoh kecil dari sekian banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari berjualan makanan dan lain sebagainya di lingkungan kantor JNE berada. *