Kisah Penjual Keripik Pedas, dari Ciamis Merambah ke Singapura

keripik pedas beledag dari Ciamis sampai ke Singapura

Masyarakat Indonesia dikenal masyarakat yang menyukai makanan pedas. Inilah mengapa camilan seperti keripik pedas pun digemari oleh masyarakat. Bahkan, penggemar keripik pedas ini pun telah sampai ke negara tetangga, seperti Singapura.

Setidaknya hal tersebut diutarakan oleh Rini Susilawati, pemilik bisnis keripik pedas dengan merek Beledag.id. Seperti yang diungkapkan oleh Rini, keripik pedas berbahan dasar singkong dari Ciamis ini telah dikapalkan ke sejumlah wilayah di Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa, tapi juga hingga ke Bali dan Kalimantan.

Tak tanggung-tanggun, keripik Beledag.id ini sudah memiliki pasar di Malaysia dan Singapura. Dalam menjangkau pasar di negara tetangga tadi, Rini memanfaatkan platform e-commerce, yakni Shopee. “Kalau ke luar negeri Malaysia dan Singapura itu juga terima orderan dari platform Shopee ekspor,” ujarnya seperti dikutip dari detikcom.

Baca Juga: Kisah Rafki Mendirikan Usaha Live Streaming Nikahan, Untuk Banyak

Dalam membangun bisnis, Rini mengaku hanya bermodalkan ilmu sendiri. Awalnya, semua produksi keripik dilakukan di rumahnya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, kini produksi dilakukan di sebuah tempat khusus. Berkat jerih payahnya itu, kini Rini mengaku mendapatkan omzet yang tinggi.

“Rata-rata (omzet) Rp 10-14 juta per hari itu juga gimana penjualan kadang naik juga kadang turun,” terangnya.

Sebelum memulai bisnis keripik, Rini awalnya hanya seorang pegawai kantoran, di mana ia bekejer di bagian administrasi. Karena alasan jarak yang jauh dari tempat ia tinggal dan tempat ia bekerja, ia pun memutuskan untuk berhenti dan mendirikan usaha berbekal ilmu yang ia dapatkan di bangku kuliahnya, yakni jurusan bisnis.

Sebelum memproduksi keripik sendiri, Rini memulai bisnis sebagai seorang reseller dari sebuah produsen keripik beling. Sempat mengalami kelancaran usaha, bisnis reseller-nya mandek di tengah jalan. Dan akhirnya Rini pun memutuskan untuk memproduksi keripik sendiri.

Yang namanya usaha, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Di awal bisnisnya, Rini mengaku sempat mengalami kerugian hingga Rp2 juta. Tapi, ia pun tak patah arang. Ia terus mencoba meski beberapa kali mengalami kegagalan.

Baca Juga: Ide Bisnis dari Hobi Pelihara Kucing, Murah Meriah Lho

“Sempat mengalami kegagalan, kerugian cukup besar sampai Rp 1-2 jutaan. Kan gagal terus, bikin keripik ini, gagal bikin adonannya. Kemudian ya saya saat itu bertekad insyaallah saya nggak mau nyerah mencoba terus hingga hasilnya sempurna dan bisa untuk dijual,” ujarnya.

Ada pepatah bahwa usaha tidak akan menghianati hasil. Setelah gagal beberapa kali, akhirnya usaha keripiknya mulai mengalami kemajuan. Dari awalnya ia berjualan dari teman-teman, merambah ke warung hingga platform online, seperti Shopee dan Tokopedia.

Rini mengatakan bahwa sekarang ini dalam sehari ia bisa memproduksi 100 sampai 200 kilogram per hari. Pembelian di toko online pun bisa disebut mencapai 50 sampai 200 pesanan dalam sehari.

Dari awalnya memproduksi keripik secara manual, kini Rini telah memiliki mesin khusus untuk mengolah keripik beling buatannya. Mesin oven kepunyaannya pun bisa membuat 50 kilogram keripik dalam sehari. Keripik Beledag.id milik Rini memiliki delapan varian rasa. Namun, yang paling favorit disebutnya adalah varian rasa pedas.

Sekarang omzetnya disebut telah mencapai lebih dari RP10 juta. Omzet tersebut dipakai untuk kebutuhan bisnis, seperti membeli rumah produksi dan rumah untuk ia tinggal.

Baca Juga: Keripik Nan Salero, Bangun Usaha dari Resep Warisan Nenek

Exit mobile version