Di awal November 2010 di mana saat itu tengah ujian smester, Rudy harus membagi waktu antara fokus dengan ujian smester atau membuka agen JNE. Terlebih saat itu belum paham betul tentang pengurusan legalitas perusahaan seperti mendirikan PT atau CV berikut domisili perusahaan. Namun berkat keinginan kuat dan kerja keras untuk sukses, baik itu ujian semester maupun mendirikan agen JNE akhirnya keduanya pun berhasil.
“Bersyukur, sekitar 12 November 2010 akhirnya saya bisa mendirikan sebuah PT, dananya dari tabungan saya dan calon isteri hasil berjualan online. Bersama 1 orang karyawan, kami menyewa sebuah kios berukuran 3 x 6 meter untuk kantor agen,” tuturnya.
“Saya masih ingat, ketika itu bersama calon istri terkadang gantian untuk izin tidak kuliah, karena mengurus agen yang hasilnya sudah lumayan untuk ukuran bisnis mahasiswa, kala itu saya optimis agen JNE ini akan berhasil,” beber Rudy.
Baca juga : Digitalisasi Jadi Kunci Puttei Bisa Bertahan di Masa Pandemi
Seiring berjalannya waktu dibarengi kerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik kapada para pelanggan, dan juga berbagai terobosan yang dilakukannya, seperti promosi dari mulut ke mulut atas pelayanan yang baik, terutama after sales, paket kiriman di agennya terus meningkat naik. Bahkan kantor agennya sudah tidak bisa menampung lagi paket kiriman yang ada, sehingga pada 2012 Rudy membeli sebuah ruko.
Setelah agennya menghasilkan banyak keuntungan, Rudy semakin terpacu untuk lebih berkembang lagi. Ia juga melihat dan dapat merasakan banyak peluang yang bisa diambil agar agennya terus berkembang. Rudi mengungkapkan bahwa target yang diberikan kepadanya jumlahnya mencapai ratusan juta.
Dengan wajah sumringah dan bangga mengenang pencapaiannya ketika pertama kali menjadi mitra JNE, Rudy pun mengatakan, “Bersyukur tantangan tersebut pada Mei 2012 bisa terpenuhi”.
Baca juga : UMKM Ini Sukses Populerkan Sulam Usus Hingga ke Kancah Global