JNEWS – Krisis moneter (krismon) yang melanda tahun 1998 membuat perekonomian nasional kala itu terpuruk. Buntutnya banyak perusahaan gulung tikar dan melakukan PHK massal, termasuk perusahaan tempat Reman bekerja di gedung Tomang 11 yang kala itu belum dibeli oleh JNE. Singkat kata, Reman pun menjadi karyawan JNE, setelah menerima tawaran sebagai security JNE yang masih berkantor di Tomang 3.
Reman, yang kini menjabat sebagai Supervisor Investigasi Management Department JNE, merupakan salah satu karyawan saksi sejarah perjalanan kejayaan JNE menjelang usianya genap ke 34 tahun pada 26 November 2024 nanti.
Hal itu karena ayah dua anak ini sudah bergabung di JNE sejak Mei 1999, di mana kala itu karyawan JNE masih belum begitu banyak dan menempati kantor sederhana di Tomang 3, Jakarta Barat.
“Saya awalnya kerja di sebuah perusahaan yang kantornya di Tomang 11, kemudian tutup dan gedungnya dibeli oleh JNE. Saat itu krisis ekonomi sedang parah-parahnya. Alhamdulillah, karena saya banyak kenal dengan karyawan JNE di Tomang 3, saya ditawari ikut bergabung,” kenang Reman, mengawali kisahnya kepada JNEWS, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: Aktif Memberi Beasiswa bagi Kalangan Tak Mampu, JNE Raih Penghargaan dari Universitas Indonesia
Diungkapkannya, meski saat itu diterima sebagai security, namun semua pekerjaan dilakukannya, termasuk menyortir paket kiriman, diperbantukan sebagai CS apabila yang berjaga sudah pulang, memproses kiriman hingga menjadi sales counter pada setiap hari Minggu dikala tugas jaga.
“Kala itu, pegawai yang bertugas melayani customer biasanya hari Minggu pada libur. Saya sebagai security yang kebetulan jaga tetap harus melayani customer yang akan mengirimkan paket. Waktu itu semuanya masih dicatat secara manual, belum canggih online seperti sekarang,” kenang Reman sambil tersenyum.
Reman merasa bersyukur sudah menjadi bagian dari JNE disaat orang lain kena PHK. Bahkan di samping mendapat gaji, menurut Reman karyawan JNE juga menerima beras setiap bulannya, terlebih ia tinggal di rumah mertuanya dengan tanggungan banyak anggota keluarga. “Perusahaan lain waktu itu di kawasan Tomang banyak yang tutup, tapi bersyukur kiriman JNE bertambah banyak, bahkan bisa membeli gedung kantor Tomang 11,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, JNE pun juga mulai menempati gedung baru di JNE Tomang 11. Karena kiriman semakin bertambah banyak, JNE juga merekrut karyawan secara besar-besaran dari tahun ke tahun dan terus ekspansi melebarkan jaringan ke seluruh Indonesia.
“Setelah lebih 10 tahun saya bertugas sebagai security, pada tahun 2010 saya berpindah posisi ke bagian Investigation Management Officer (IMO) atau yang sekarang menjadi Investigasi Management Department,” terang Reman.
“Kebanggaan saya bisa bekerja di JNE tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dari mulai karyawan hanya sedikit sekarang sudah lebih dari 50 ribu karyawan. Dari segi materi saya merasa lebih dari cukup, kedua anak saya sudah sarjana, rumah sudah punya, umrah juga sudah. Saya nanti pensiun di tahun 2026,” katanya.
Baca juga: Imam Syafi’i, Aktif di Majelis Zikir Sekaligus Saksi Perjalanan JNE Surabaya
Reman berharap di usia yang ke 34 tahun, JNE akan semakin ‘Sat Set’ dan terus berjaya serta terus menebar kebaikan. “Saya sampai sekarang masih ingat nasehat pendiri JNE (alm) Bapak H. Soeprapto, yang selalu berpesan agar para karyawan JNE selalu jujur dan bersedekah dari setiap rejeki yang diterima, termasuk saat menerima gaji setiap bulan,” tutup Reman dengan seulas senyum mengembang. *