9 Kota yang Hilang Paling Terkenal dalam Sejarah

JNEWS – Misteri dan daya tarik kota yang hilang sering kali menggugah rasa penasaran dan imajinasi banyak orang. Dari sudut-sudut terpencil dunia hingga wilayah yang penuh dengan catatan sejarah, cerita tentang kota-kota yang pernah berkembang namun kini lenyap, terus memikat para penjelajah, sejarawan, dan para pencinta misteri.

Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kejayaan masa lalu tetapi juga mengingatkan pada ketidakabadian dalam sejarah peradaban manusia.

Kota yang Hilang Paling Terkenal

Berdasarkan berbagai data yang tersedia, ternyata ada ratusan kota yang hilang tersebar di seluruh dunia. Salah satu contoh yang menarik adalah Wilwatikta, yang diyakini sebagai ibu kota dari Kerajaan Majapahit. Kini tempat ini dikenal dengan nama Trowulan, berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur.

Dari banyaknya kota yang hilang tersebut, ada sembilan di antaranya yang paling terkenal dalam sejarah, seperti yang diungkap oleh situs Lonely Planet.

1. Palenque, Meksiko

Palenque

Palenque berada di kaki Pegunungan Chiapas di Meksiko bagian barat daya. Kota ini merupakan harta karun bagi para arkeolog. Berdiri sejak 100 tahun sebelum era Masehi, kota ini kemudian berkembang menjadi salah satu pusat kehidupan peradaban Maya Klasik.

Sejarah Palenque penuh dengan cerita-cerita menarik yang meliputi kepemimpinan raja-raja muda, serangan dari luar, konflik dalam kerajaan yang melibatkan pemenggalan kepala, serta intrik-intrik di istana. Setelah berabad-abad berdiri, kota ini akhirnya ditinggalkan, menjadi reruntuhan yang menyerahkan diri kepada pelukan hutan.

Kondisi geografis dan iklim Palenque terkini yang lembap serta dipenuhi oleh vegetasi hutan tropis menambah tantangan tersendiri bagi mereka yang ingin menggali lebih dalam misteri-misteri yang tersimpan.

2. Babylon, Irak

Babylon berlokasi di wilayah yang kini dikenal sebagai Irak. Daerah ini memiliki sejarah yang kaya mulai dari pemukiman awalnya sekitar tahun 2500 SM.

Dalam lima abad berikutnya, kota ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan politik. Babylon merupakan simbol kemajuan dan kebudayaan Mesopotamia, terutama saat Hammurabi menjadikan Babylon sebagai ibu kota Kekaisaran Babilonia.

Peradaban ini mencapai puncak kejayaannya dengan berbagai inovasi dan kontribusi yang masih bisa ditemukan di beberapa sudutnya hingga kini. Salah satunya adalah The Code of Hammurabi, salah satu dokumen hukum tertulis pertama di dunia.

Namun, kejayaan itu tidak bertahan selamanya. Setelah serangan bangsa Asyur di abad ke-6 SM dan berbagai peristiwa sejarah yang mengikutinya, Babylon perlahan ditinggalkan dan meredup pasca wafatnya Alexander Agung.

Meskipun hanya tersisa puing, reruntuhan Babylon masih menarik perhatian banyak orang. Contohnya seperti Menara Babel dan Taman Gantung Babilonia, yang merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.

Baca juga: Cerita di Balik Taman Tergantung Babylon: Karya Raja Nebukadnezar II

3. Angkor, Kamboja

Angkor di Kamboja terkenal dengan kuil-kuil batunya yang tua dan megah, yang perlahan ditelan oleh akar dan liana hutan. Suasana di sana semakin hidup dengan seringnya terlihat para biksu dalam jubah kunyit yang lewat di antara lorong-lorong kuil tersebut. Angkor terletak hanya 20 menit ke utara dari Siem Reap, membuatnya mudah diakses bagi pengunjung.

Meskipun banyak turis mengunjungi Angkor, areanya yang luas—lebih dari 3.000 kilometer persegi—memungkinkan pengunjung menemukan sudut sepi dan misterius.

Kota yang hilang ini dulunya adalah ibu kota Kekaisaran Khmer, yang dibangun oleh serangkaian raja-raja dewa Khmer dari tahun 900 hingga 1200 Masehi. Dengan populasi hampir satu juta jiwa pada masa puncaknya, Angkor adalah pusat kekuasaan dan kebudayaan yang penting. Perubahan iklim, khususnya yang berkaitan dengan pasokan air, diduga menjadi penyebab ditinggalkannya kota ini sekitar 500 tahun yang lalu.

4. Dunwich, Inggris

Dunwich, yang terletak di Suffolk Inggris saat ini, dulunya merupakan kota yang berjaya. Kota yang hilang ini dulu merupakan pelabuhan besar dan salah satu kota terbesar di Inggris pada masa abad pertengahan. Bahkan, kota ini sempat disebut sebagai ibu kota East Anglia.

Namun, pembangunan kota ini berada di atas pasir, yang menjadikan Dunwich sangat rentan terhadap kerusakan alam. Pada akhir abad ke-13, sebuah badai besar melanda, menghancurkan sebagian besar kota tersebut.

Erosi pantai turut berperan dalam mengikis apa yang tersisa dari Dunwich. Seiring berlalunya waktu, hanya beberapa pondok yang masih berdiri saat ini, sementara sebagian besar kota perlahan tenggelam ke dalam laut. Legenda tentang pantai yang berhantu lantas banyak berkembang. Konon, jika air laut surut, bisa terdengar suara denting lonceng gereja yang tenggelam di bawah ombak.

5. Herculaneum, Italia

Herculaneum, yang terletak tidak jauh dari Pompeii, Italia, adalah salah satu yang juga menjadi korban dari letusan Gunung Vesuvius tahun 79 Masehi. Kota yang hilang ini dulu dihuni oleh keluarga kelas atas termasuk anggota keluarga kekaisaran. Setelah terkena letusan, kota ini pun terkubur di bawah lahar dan abu vulkanik.

Sekitar 300 tahun yang lalu, reruntuhan Herculaneum ditemukan kembali, menjadikannya salah satu situs penting bagi arkeologi. Aliran piroklastik yang menutupi kota ini berhasil mengarbonisasi materi organik, sehingga mempreservasi struktur bangunan dan tubuh manusia yang ada di dalamnya.

Salah satu temuan paling menarik di Herculaneum adalah ratusan gulungan naskah yang ditemukan di Villa dei Papiri. Naskah-naskah ini merupakan teks-teks dari perpustakaan kuno satu-satunya yang berhasil bertahan hingga era modern.

6. Darwin, Amerika Serikat

Darwin berlokasi di California. Kota ini merupakan salah satu dari ribuan kota yang muncul di akhir abad ke-19 karena adanya penemuan kekayaan mineral, dalam hal ini perak.

Namun, seperti juga banyak kota lainnya yang muncul karena adanya penambangan mendadak, Darwin pun segera ditinggalkan. Para penambang keluar dari kota dan berpindah mencari keberuntungan baru ketika mineral yang ditambang habis.

Praktiknya, kota ini hanya berusia empat tahun, sejak didirikan tahun 1878. Kota ini mengalami kebangkitan singkat di awal abad ke-20 ketika tembaga mulai menjadi barang yang berharga.

7. Skara Brae, Skotlandia

Sebenarnya, lokasi yang satu ini tidak bisa dikatakan sebagai kota yang hilang. Skara Brae lebih tepat disebut desa, dengan lokasi di Orkney, Skotlandia.

Situs prasejarah ini merupakan sisa pemukiman pertanian yang berusia lebih dari 5000 tahun. Keberadaan desa ini terungkap pada tahun 1850 setelah badai besar mengikis tanah dan memperlihatkan reruntuhan batu. Melalui penggalian yang dilanjutkan dan dampak dari badai lainnya, terungkap bahwa desa ini memiliki setidaknya delapan pondok batu yang dilengkapi dengan tempat tidur, perapian, dan rak.

Erosi secara bertahap membawa desa ini semakin dekat ke laut, hingga akhirnya ditinggalkan dan terkubur di bawah pasir selama empat milenium. Saat ini, erosi masih menjadi ancaman besar bagi situs ini.

8. Taxila, Pakistan

Taxila, yang terletak di Pakistan, didirikan oleh seorang raja kuno India sekitar abad ke-7 SM. Sejarah mengatakan, bahwa ada tiga kota yang hilang di area ini.

Kota pertama dibangun di atas bukit, dikenal dengan nama Bhir Mound. Seiring waktu dan melalui serangkaian kebingungan politik yang mirip dengan kisah-kisah dalam Perjanjian Lama, kota ini digantikan oleh Taxila baru, yang dikenal sebagai Sirkap.

Sebagai kota kedua, Sirkap dibangun oleh penjajah Yunani. Sirkap memiliki peran penting dalam perkembangan dunia filosofi dan seni di Pakistan.

Kota Sirkap lantas jatuh di bawah kekuasaan Kushan, yang kemudian mengganti nama dan membangunnya dengan nama Sirsukh. Namun, kota ini lantas runtuh setelah diserang oleh bangsa Hun pada abad ke-6. Kini, situs ini berlokasi sekitar 30 kilometer barat laut Islamabad, ibu kota Pakistan.

9. Carthage, Tunisia

Carthage di Tunisia adalah kota besar yang pernah hancur dua kali. Selama 900 tahun, kota ini memiliki peran penting dalam politik Afrika Utara dan Eropa Selatan.

Carthage dikuasai oleh Romawi setelah konflik lama dengan Hannibal dan pasukannya. Romawi lantas membangun kembali Carthage, membawa kemajuan baru. Namun, kota ini hancur lagi saat Arab Muslim memperluas wilayah mereka.

Sekarang, di pinggiran kota Tunis, pengunjung dapat menjelajahi reruntuhan yang tersisa dari era Romawi, termasuk pemandian, kuil, dan vila yang perlahan terintegrasi dengan perluasan ibu kota.

Baca juga: Jejak 6 Peradaban Tertua di Dunia dalam Sejarah Manusia

Melalui kisah sembilan kota yang hilang ini, kita dapat menyelami lebih dalam tentang kejadian-kejadian yang telah membentuk sejarah manusia.

Reruntuhan dan peninggalan yang tersisa dari kota-kota ini menjadi monumen bagi peradaban yang pernah ada. Kehilangan ini mengajarkan pentingnya pelestarian sejarah dan budaya, serta pentingnya memahami dan menghargai apa yang telah hilang. Kisah-kisah dari masa lalu ini menawarkan pelajaran berharga yang dapat kita terapkan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Exit mobile version