JNEWS – Bukittinggi terkenal sebagai surga bagi para pencinta kuliner. Di tiap sudut kota, tidak sulit menemukan kuliner Bukittinggi yang legendaris dan masih mempertahankan resep turun temurun. Bahkan selalu ramai oleh pengunjung baik dari warga setempat maupun wisatawan.
Sementara dari sisi alamnya, Kota kelahiran Bung Hatta ini terletak di dataran tinggi sehingga memiliki hawa sejuk. Tak heran, sepanjang jalan kota ini sangat teduh dan dikelilingi perbukitan. Menariknya, rumah bagonjong dan rumah khas kolonial Belanda bakal sering terlihat ketika berkeliling kota ini.
Kuliner Bukittinggi yang Legendaris dan Populer
Selain terkenal dengan landmark seperti Jam Gadang dan Ngarai Sianok, Bukittinggi juga dikenal karena menjaga warisan kuliner Minangkabau. Resep-resep turun temurun tetap ‘hidup’ baik di dapur-dapur keluarga, rumah makan, hingga pasar tradisional.
Liburan ke Bukittinggi tanpa menjelajahi kekayaan kulinernya seperti melewatkan separuh keindahan kota ini. Melalui kuliner Bukittinggi, wisatawan pun bisa mempelajari budaya suku Minangkabau yang masih teguh dijaga hingga saat ini.
Berikut rekomendasi kuliner Bukittinggi yang legendaris dan populer serta tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke kota ini.
1. Rendang
Siapa yang tidak kenal rendang? Kuliner autentik khas Suku Minangkabau ini termasyhur hingga mancanegara. Rendang berkali-kali menjadi salah satu makanan terbaik di dunia versi CNN internasional hingga TasteAtlas.
Kuliner Bukittinggi ini terbuat dari daging sapi yang dimasak perlahan dalam campuran santan kelapa dan berbagai rempah seperti lengkuas, serai, kunyit, dan cabai. Proses memasaknya memakan waktu cukup lama untuk menghasilkan rendang kering berwarna cokelat kehitaman.
Uniknya, di Bukittinggi, sebagian besar masyarakat memasaknya dengan cara tradisional yakni menggunakan tungku kayu. Rendang yang dihasilkan pun memiliki cita rasa lebih autentik dan tekstur daging yang empuk. Kuliner ini mudah ditemui di berbagai rumah makan di Bukittinggi.
Lebih sekadar kuliner legendaris, rendang memiliki filosofi musyawarah dan mufakat yang diwakili oleh empat bahan utama yakni daging (niniak mamak/pemimpin), kelapa (cadiak pandai/intelektual), cabai (alim ulama/pemimpin agama), dan bumbu (masyarakat Minang). Proses pembuatannya yang lama melambangkan kesabaran, kebijaksanaan, dan kegigihan.
2. Ampiang Dadiah
Ampiang Dadiah adalah kuliner Bukittinggi tradisional yang masih lestari hingga sekarang. Ampiang merupakan ketan yang ditumbuk halus, dan dadiah adalah susu kerbau murni yang difermentasi.
Dalam proses pembuatannya, susu kerbau dimasukkan ke wadah batang bambu lalu ditutupi dengan daun pisang. Kemudian didiamkan kurang lebih dua malam.
Kuliner khas ini bisa dicicipi dengan mengunjungi kawasan Pasar Ateh yang tidak jauh dari Jam Gadang. Di sekitar Pasar Ateh ada banyak penjual ampiang dadiah, salah satu yang populer adalah warung Ni Upik.
3. Nasi Kapau
Nasi Kapau berasal dari Nagari Kapau yang letaknya di Kabupaten Agam. Kendati demikian, kuliner ini merupakan salah satu favorit masyarakat dan wisatawan saat berkunjung ke Bukittinggi.
Seporsi nasi Kapau biasanya terdiri dari nasi putih yang disiram kuah gulai dilengkapi dengan lauk-pauk seperti gulai nangka, gulai tunjang (kaki sapi), rendang, hingga dendeng balado. Ciri khas dari warung nasi Kapau adalah para penjual menyusun lauknya di tempat makan yang bertingkat-tingkat. Lalu penjual berdiri di atas panggung kecil untuk melayani pembeli.
Tidak sulit menemukan warung makan nasi Kapau di Bukittinggi. Salah satu yang terkenal adalah Warung Uni Lis yang ada di Pasar Ateh di Los Lambuang.
Baca juga: Nasi Kapau: Asal Usul dan Warung Legendaris di Sumatra Barat yang Harus Dicoba
4. Sate Padang
Kuliner Bukittinggi berikutnya yang lezat dan tidak boleh dilewatkan adalah Sate Padang. Untuk sate Padang khas Bukittinggi berbeda dibanding sate Padang dari daerah lain. Irisan daging sapi, lidah, atau jeroan direbus dalam rempah-rempah, lalu dibakar di atas bara, dan disajikan dengan kuah kuning kental berbumbu kuat.
Kuahnya sendiri dibuat dari campuran tepung beras yang dimasak bersama kaldu rebusan daging, kunyit, jahe, bawang, dan rempah lainnya. Sate Padang sering disajikan dengan lontong atau ketupat dan taburan bawang goreng. Untuk pelengkap, biasanya menambahkan karupuak jangek (kulit sapi).
Beberapa tempat makan sate Padang di Bukittinggi yang populer yaitu Sate Inyiak Datuak, Sate Mak Aciak, dan Sate Padang Ajo Edy.
5. Karupuak Kuah
Karupuak kuah adalah camilan khas Bukittinggi yang wajib dicicipi ketika berkunjung ke kota dengan sebutan Parijs van Sumatra ini. Kuliner Bukittinggi ini adalah kerupuk lebar atau opak yang terbuat dari bahan singkong atau beras. Di bagian atas ditabur bihun lalu disiram kuah kuning sate Padang. Apabila ingin terasa pedas, bisa menambahkan sambal.
Tidak sulit menemukan penjual camilan ini karena selalu ada di pinggir jalan atau tempat tujuan wisata, salah satunya di area Jam Gadang. Harganya pun sangat terjangkau yakni Rp5.000.
6. Itiak Lado Mudo
Itiak lado mudo adalah masakan bebek khas dari Koto Gadang, daerah tetangga Bukittinggi. Hidangan ini menggunakan daging bebek muda yang dimasak dengan cabai hijau (lado mudo), bawang, dan rempah-rempah segar lainnya.
Daging itik dibakar atau digoreng terlebih dahulu untuk menghilangkan bau amis, lalu dimasak bersama bumbu hingga meresap. Rasanya pedas, gurih, dan sedikit smokey sangat cocok dinikmati dengan nasi panas.
Untuk mencicipi lezatnya itiak lado mudo ini, salah satu warung makan yang bisa dikunjungi adalah Gulai Itiak Lado Mudo Ngarai.
7. Karupuak Sinjai
Satu lagi camilan khas Bukittinggi yang populer dan kerap dijadikan sebagai oleh-oleh yaitu karupuak sinjai. Kerupuk khas Bukittinggi ini terbuat dari singkong. Ada tiga varian populer: karupuak sanjai tawar (tanpa bumbu), karupuak sanjai balado (dengan sambal merah), dan karupuak sanjai gurih (dengan bumbu asin).
Proses pembuatannya cukup tradisional, yakni singkong diparut tipis, dijemur hingga kering, lalu digoreng renyah. Untuk varian balado, setelah digoreng, kerupuk disiram sambal balado kental yang manis-pedas.
8. Pisang Kapik
Camilan khas Bukittinggi lainnya yang wajib dicicipi adalah pisang kapik. Metode pengolahan pisang kapik dimulai dari membakar pisan lalu mengapiknya yakni menjepit pisang dengan alat khusus agar menghasilkan tekstur yang khas dan merata.
Umumnya pembuatan kudapan ini menggunakan pisang kepok yang matang sempurna. Setelah dibakar dan dikapik, ditaburi sarikayo, campuran kelapa partu dan gula aren yang memberikan cita rasa manis dan gurih. Lokasi penjualan pisang kapik ini banyak di area sekitar Pasar Ateh khususnya di atas Janjang 40.
9. Soto Padang
Soto Padang berbeda dari soto-soto di daerah lain. Kuliner Bukittinggi ini disajikan dengan potongan daging sapi goreng yang renyah, bihun, perkedel kentang, dan kuah bening berbumbu ringan.
Kuahnya dibuat dari kaldu sapi yang dimasak bersama jahe, serai, kayu manis, dan bawang. Rasanya segar, tidak terlalu berat, dan cocok dinikmati kapan saja terlebih dengan cuaca sejuk Bukittinggi.
Salah satu warung makan soto Padang yang legendaris adalah Soto H. Minah yang berlokasi dekat pusat thrift belakang Pasar Ateh.
10. Teh Talua
Teh talua adalah minuman tradisional suku Minangkabau. Teh ini tidak seperti teh pada umumnya karena terbuat dari campuran teh, telur, dan gula. Minuman memiliki cita rasa manis dan gurihnya, serta dipercaya memiliki manfaat untuk meningkatkan stamina dan menambah energi.
Cara pembuatannya dimulai dari telur ayam kampung dikocok terlebih dahulu, dicampur sedikit susu dan gula hingga berbusa. Setelah itu, diseduh dengan air teh panas. Kadang ditambahkan jeruk nipis untuk menyamarkan bau amis dari telur.
Tidak sulit menemukan teh talua di Bukittinggi karena kerap disajikan di berbagai warung makan. Selain itu ada juga kedai teh talua yang terkenal yaitu Teh Talua Bang Ucok.
Baca juga: Kuliner Khas Petak Sembilan: Eksplorasi Rasa di Jantung Jakarta
Kuliner Bukittinggi menyajikan kekayaan rempah khas Indonesia yang menghasilkan cita rasa autentik dan berbeda dengan kuliner daerah lainnya. Resep turun temurun masih terus lestari dipertahankan dalam pembuatannya dan telah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.