JNEWS – Sejak dua tahun lalu, Suhardi Wiranata menjadi kurir motor di JNE Cabang Utama Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung, dengan area pengantaran meliputi Kecamatan Badau, yang wilayahnya sangat luas dan bertopografi perbukitan, danau, sungai hingga tepian sepanjang pantai.
Tak hanya itu, wilayah yang menjadi area pengantaran Suhardi juga dikenal cukup “menantang”, khususnya di musim hujan yang membuat jalanan jadi berlumpur dan licin seperti bulan-bulan ini.
“Tantangan antar paket di sebagian daerah Badau sangat beragam dan lumayan sulit. Misalnya pada saat musim hujan di wilayah industri kaolin, bukan satu atau dua kali ban motor terperosok ke dalam lumpur dan untuk mengangkatnya harus dibantu orang lain. Kaolin ini adalah tanah liat putih lembut yang merupakan bahan untuk membuat porselen,” ujar Suhardi, mengawali kisahnya kepada JNEWS, Rabu (20/3/2024).
Tantangan yang sama juga apabila musim kemarau tiba, di mana di kawasan tersebut terbilang sulit bagi seorang kurir. Dengan kondisi jalan yang berdebu sehingga mengaburkan pandangan mata, terlebih dengan adanya pantulan cahaya matahari ke puing-puing kaolin, padahal sudah memakai kacamata dan helm sebagai pelindungnya.
Baca juga: Siasat Kurir Teladan JNE Manokwari Mengantar Paket ke Daerah Rawan Konflik
“Belum lagi saat masuk ke kawasan industri minyak kelapa sawit, dengan tantangan yang hampir sama. Ditambah di daerah pesisir di mana banyak aktivitas truk pembawa batu bara, jadi kadang debu dan serpihannya tidak jarang jatuh ke wajah. Saat angin kencang berhembus harus bisa mengakurasi antara kecepatan dan beban paket di motor, karena kalau tidak motor bisa terjatuh,” ucap Ksatria yang mulai bergabung di JNE, Rabu 28 Desember 2022 ini.
Meski demikian, dituturkan pria kelahiran Tanjung Pandan, 16 Juni 1991 ini, ia merasa bersyukur tantangan di atas selalu dilewati dengan baik dan paket yang dibawanya sampai ke pelanggan sesuai dengan target waktu yang sudah ditentukan.
“Saya bangga dan senang telah menjadi bagian dari keluarga besar JNE. Setiap hari bertemu banyak customer dengan berbagai latar belakang, dari mulai penduduk asli, perantau, karyawan pertambangan, hingga para petani dan pekebun kelapa sawit, sehingga bisa menambah wawasan dan pengetahuan,” ucapnya.
Sebagai umat Muslim di bulan Ramadhan ini, ia menyatakan tak pernah tergoda untuk membatalkan atau tidak berpuasa, sekalipun tantangannya cukup besar terutama dari segi cuaca yang tidak menentu.
“Alhamdulillah puasa lancar, meski terkadang harus menahan sabar jika ada customer komplain terutama masalah COD yang apabila pesanan tidak sesuai, kemudian menyalahkan kurir,” tutup Ksatria yang hobi memdengarkan muratal Al Quran ini. *
Baca juga: Menilik Seni Debus, Media Dakwah Zaman Dulu di Banten