Baca Juga : Masih Dibuka, Begini Syarat dan Cara Dapetin BLT UMKM Rp 2,4 Juta
Menurut Emi, madu-madu tersebut diambil oleh masyarakat setempat dari hutan di sekitar Kabupaten Kupang, Soe, Kefa dan Kabupaten Atambua. Begitu juga dari hutan di kawasan Flores, namun volumenya tidak sebanyak dari Pulau Timor.
Agar madu lebih aman dan ketika sampai ke tangan customer dalam kondisi baik, maka madu yang dikirim di-packing dengan baik dengan menggunakan styrofoam dan juga bubble pack kemudian baru dimasukkan ke dalam packing kayu.
Baca Juga : Dorong UMKM Go Online, Tokopedia dan Kominfo Gelar Pelatihan Digital
Mengingat pengiriman madu harus menggunakan surat karantina dari Departemen Pertanian, maka JNE Kupang juga membantu untuk pengurusannya. Oleh karena itu, masyarakat yang mengirimkan madu tidak perlu khawatir akan kesulitan mengenai surat-surat yang diperlukan karena JNE telah mempermudah dalam proses pengiriman ke konsumen.
“JNE Kupang akan memastikan madu yang dikirim cepat dan tepat sesuai dengan estimasi service yang dipilh oleh konsumen (Oke, Regular atau YES), sehingga sewaktu sampai ke customer madu tersebut tetap dalam kondisi baik”.
Emi menambahkan bahwa kondisi saat ini pun memunculkan peluang bagi UKM dan produk khas Kupang ini adalah salah satu yang jumlah peminatnya cukup banyak. “Di balik pandemi kalau kita jeli melihat peluang ternyata ada berkah. Namun demikian, kami berharap semoga pandemi ini cepat berakhir dan kehidupan kembali normal seperti sediakala,” pungkas Emi. *
Baca Juga : Digitalisasi UMKM Digadang Mampu Hemat Biaya Ekspor