JNEWS – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah satuan pendidikan di Jakarta Timur beberapa waktu lalu. Di antaranya PAUD Baiturrahim, SD Negeri 06 Pulogebang, SD Negeri 07 Pulogebang, dan SMP Negeri 138 Jakarta.
Di sela-sela kunjungannya, Wamen Faisol mengatakan bahwa MBG merupakan salah satu program pemerintah yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan industri, terutama sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Sebab, MBG juga turut menyentuh berbagai sektor industri.
“Program Makan Bergizi Gratis ini berpotensi melibatkan berbagai subsektor industri, mulai dari industri makanan, industri minuman, berbagai kelompok industri kecil dan menengah, juga sektor logistik yang mengantarkan MBG sampai ke sekolah-sekolah,” kata Wamenperin. Bahkan, kalau ada sisa makanan, diharapkan bisa diproses oleh industri pengolah limbah.
Wamenperin juga berharap, program MBG bisa melibatkan lebih banyak lagi pelaku sektor industri manufaktur yang siap untuk berkontribusi dengan produk-produknya yang berkualitas.
Ia mengatakan, langkah yang diinisiasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini juga sejalan dengan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan memanfaatkan sumber daya dan komoditas dari dalam negeri.
Baca juga: Tip Membuat Makanan Kemasan yang Tahan Lama untuk UMKM
Menurut Wamenperin, secara umum pelaksanaan MBG berjalan dengan baik. Para peserta didik, guru dan kepala sekolah juga berharap program perbaikan gizi ini terus berlanjut.
“Makanan ini menjadi tambahan gizi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika ada anak-anak yang orang tuanya sudah menyiapkan makanan dan memikirkan gizinya di rumah, di sini di sekolah ditambah lagi untuk semakin bergizi,” ungkapnya.
Wamenperin Faisol berharap, melalui Program MBG, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gizi peserta didik, melainkan dapat menghasilkan generasi masa depan yang berdaya saing, tangguh, kompetitif dan unggul.
Sementara itu, menurut Kepala SD Negeri 06 Pulogadung, Paranggi Rismono, sejak Program MBG dimulai pada 6 Januari 2025 lalu, dirinya mendapati banyak orang tua senang karena kini mereka bisa menghemat pengeluaran.
“Dulu kalau anak-anak ini dibekali makanan, banyak yang sampai rumah tidak dimakan. Sehingga orang tua harus memberikan bekal jajan lebih. Tetapi sekarang, karena sudah ada MBG, uang jajannya bisa dikurangi. Apalagi, siswa kami di sini berasal dari kalangan menengah ke bawah,” kata Paranggi. *