Manajemen Waktu: Cara Menyesuaikan Aktivitas Sehari-hari Saat Puasa

JNEWS – Manajemen waktu ketika puasa, utamanya puasa Ramadan, harus diatur dengan ketat agar ibadah dan aktivitas ekonomi bisa dijalankan dengan maksimal tapi tubuh juga cukup istirahat.

Manusia memiliki waktu 24 jam per hari untuk melakukan berbagai kegiatan. Secara umum, umat Islam memiliki waktu dari pagi hingga sore untuk melakukan kegiatan duniawi dan dari sore hari hingga subuh untuk beribadah selama Ramadan.

Dalam masyarakat modern, hal itu merupakan tantangan berat karena banyaknya pekerjaan yang tidak bisa ditunda dan makin luasnya pergaulan. Jika tidak ada manajemen waktu yang baik maka tubuh akan kelelahan. Akibatnya, banyak kesempatan untuk beribadah yang sudah dinanti akan terlewatkan begitu saja.

Manajemen Waktu yang Efektif Selama Puasa

Bagi umat Islam yang sudah terbiasa melaksanakan ibadah sunah, bangun dini hari atau di sepertiga malam itu perkara biasa. Bagi yang jarang atau tidak pernah melakukannya, tentu akan berat. Belum lagi ditambah dengan salat tarawih dan tadarus Al-Qur’an. Tak heran, banyak yang merasa waktu 24 jam dalam sehari itu terasa kurang.

Namun karena manusia tidak bisa mengharapkan tambahan waktu lebih dari 24 jam, maka harus dicari cara untuk memanfaatkannya seefektif mungkin. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan manajemen waktu yang baik.

Cara Tetap Bugar dan Berenergi Saat Berpuasa

1. Membuat Target Ibadah Ramadan

Ramadan sudah ditunggu selama setahun dan imbalan pahala yang bisa diperoleh tidak main-main. Maka yang harus diurus lebih dahulu adalah target ibadah Ramadan. Target yang biasanya diinginkan oleh umat Islam adalah tarawih tiap hari, malam lailatul qadar hingga tadarus sampai khatam Al-Qur’an. Jika bentrok dengan dengan kegiatan lain maka utamakan ibadah Ramadan lebih dulu.

Di media sosial banyak tip untuk khatam Al-Qur’an sebanyak yang diinginkan, minimal sekali. Dari tip itu sudah ada gambaran alokasi waktu yang dibutuhkan. Buatlah jadwal menggunakan Excel atau aplikasi lain, lalu tandai dulu target ini dan usahakan tidak digeser dengan target lain.

Baca juga: Tip Mengatur Pola Makan Sehat Selama Bulan Puasa

2. Membuat Target Pekerjaan

Target pekerjaan harus dikelola dengan benar, apalagi jika bekerja dalam tim. Pada bulan Ramadan, setiap orang tetap butuh nafkah. Apalagi setelah Ramadan adalah Hari Raya Idulfitri sehingga butuh dana lebih untuk membayar zakat fitrah dan membahagiakan keluarga.

Sebenarnya, yang paling tepat adalah target pekerjaan sudah dibicarakan jauh-jauh hari. Jika memungkinkan, target tersebut sudah mulai diproses sebelum Ramadan sehingga ketika masuk Ramadan intensitas pekerjaan dapat dikurangi.

Namun banyak sektor usaha yang tidak bisa ideal seperti itu. Usaha kuliner misalnya, sebagian justru laris ketika Ramadan. Mungkin sebagian usaha bisa melakukan rotasi untuk bergantian ibadah. Sebagian usaha lain juga bisa WFA (Work From Anywhere) jika memungkinkan.

3. Memanfaatkan Waktu Sahur dan Buka Puasa

Puasa itu diawali dengan sahur dan diakhiri dengan buka puasa. Karena manajemen waktu yang kurang tepat, banyak yang melewatkan waktu sahur. Padahal sahur tidak sekadar makan. Dikutip dari laman Kemenag, sahur adalah sunah yang memberikan berkah jika dilaksanakan. Cara mendapatkan berkah semudah ini, yaitu dengan makan, amat sayang jika dilewatkan.

Agar lebih efektif, usahakan untuk bangun tidak terlalu mepet imsak. Beri waktu sekitar 15 menit untuk salat tahajud, salat tobat atau salat sunah lainnya, sebelum menyiapkan hidangan sahur. Dengan begitu, tidak perlu bangun untuk salat sunah saja, lalu tidur dan bangun lagi untuk sahur.

4. Mengurangi Aktivitas Sosial dan Hobi

Dibandingkan hal-hal di atas, aktivitas sosial dan hobi bisa dikurangi, bahkan ditiadakan jika tidak benar-benar penting. Aktivitas sosial, seperti penggalangan dana untuk anak yatim, baik sekali dilakukan dan berpahala. Berbeda dengan bulan-bulan lain ketika aktivitas sosial untuk networking dan membuka peluang sangat penting, maka aktivitas sosial pada bulan Ramadan harus dibatasi. Tubuh harus diberi kesempatan untuk menenangkan diri atau istirahat.

Sedangkan bukber bisa dipilih dengan orang-orang terdekat saja. Jika merasa perlu menghadiri acara buka bersama atau bukber, pastikan di lokasinya terdapat ruang salat untuk salat magrib dan rangkaian acaranya termasuk tarawih bareng. Jika tidak, pastikan bahwa acara sudah selesai sebelum waktu isya.

Akan lebih baik lagi jika 10 hari terakhir Ramadan tidak ada bukber agar dapat beribadah dengan maksimal sehingga mandapatkan lailatul qadar. Namun ini merupakan tantangan tersendiri karena banyak yang memanfaatkannya untuk berkumpul sebelum semua orang berpencar untuk mudik.

5. Menyempatkan untuk Olahraga

Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk olahraga sekitar 15-30 menit. Meski sebentar dan jadwalnya bisa digeser setelah sahur atau subuh dan sebelum buka puasa, tetapi usahakan jangan sampai tidak ada jadwal olahraga sama sekali. Kondisi fisik yang prima merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya manajemen waktu yang akan dikelola.

Baca juga: 38 Makanan Tradisional dari 38 Provinsi di Indonesia – Yang Mana Favoritmu?

Manajemen waktu yang efektif selama puasa  adalah mengutamakan kegiatan yang benar-benar penting. Kemampuan fisik manusia terbatas sehingga harus diatur agar dapat membantu menjaga produktivitas. Kegiatan sosial yang tidak berdampak pada ibadah dan ekonomi sebaiknya ditunda setelah Ramadan.

Exit mobile version