Di kondisi tidak menentu seperti saat ini, berbisnis menjadi salah satu solusi untuk menyiapkan diri di masa depan. Namun, bagi sebagian pemula, memulai sebuah bisnis bukanlah hal mudah. Terlebih bila memulai bisnis modal minim.
Nah, untuk memulainya, pebisnis bermodal minim harus memperhatikan beberapa hal.
Baca juga: Apa Saja Permintaan Khusus Justin Bieber Saat Konser Nanti?
Pertama adalah melakukan riset untuk validasi, apakah bisnis yang akan dimulai ini bakal berhasil atau tidak. Pada prakteknya, riset terbagi menjadi riset pasar dan kompetitor.
Bila riset pasar fokus pada survei konsumen, sementara riset kompetitor lebih ke analisa perbandingan produk. Seandainya dari hasil riset tersebut menemukan banyak kompetitor, kamu harus mulai fokus ke keunikan produk yang akan dijual atau unique selling proposition.
Seiring dengan perkembangan zaman, roda perekonomian juga turut berkembang. Industri yang sudah bertahan lama semakin maju dan industri-industri baru pun banyak bermunculan seolah tidak mau kalah saing.
Sekarang banyak bisnis modal minim yang menjanjikan dan cocok dilakukan oleh pemula atau pebisnis rumahan. Belakangan ini, bisnis modal minim menjadi tren yang diminati banyak kaum milenial dan Gen Z.
Selanjutnya adalah menyiapkan produk yang akan dijual. Sebaiknya, saat memulai sebuah bisnis, usahakan hindari menyetok barang dalam jumlah banyak.
Cukup siapkan minimum viable product untuk mendapatkan respons konsumen. Kemudian, pastikan margin keuntungan dari modal berada tidak lebih dari 50 persen.
Baca juga: 5 Tips Bagi Waktu antara Kerja Utama dan Sampingan Supaya Efektif
Setelah itu, siapkan pemasaran produk. Perlu diperhatikan, ada tiga hal yang perlu ditekankan di bagian pemasaran. Hal pertama fondasi bisnis seperti logo, kemudian komunikasi yang baik dan pemasaran melalui jalur organik.
Saat ini, kamu bisa menggunakan media sosial sebagai jalur organic channel. Jangan malu juga untuk menjemput bola menawarkan produk yang dijual kepada orang terdekat.
Langkah berikutnya adalah operasional bisnis. Pastikan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menggerakkan bisnis, termasuk urusan administrasi. Setelah itu, catat pemasukan dan pengeluaran, catat inventori dan stok barang.
Baca juga: UMKM Mau Buka Gerai di Sarinah, Begini Aturan Mainnya