Mendidik anak memang bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih lagi kasus bullying marak terjadi pada anak. Miris ya baca beritanya yang banyak beredar belakangan ini?
Orang tua mana pun pasti tidak ingin buah hati masing-masing menjadi korban bully maupun sebagai pembully. Keduanya sungguh akan berdampak tidak baik pada anak di kemudian hari. Korban bully bisa jadi akan membawa trauma tersendiri hingga ke masa depan, si pembully sendiri nantinya juga akan mengalami imbas yang kurang lebih sama, hanya manifestasinya yang berbeda.
Apa Itu Bullying?
Melansir dari www.kemenpppa.go.id, bullying, atau dikenal dengan perundungan, merupakan sebuah bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh sekelompok orang atau individu yang lebih kuat kepada pihak atau individu yang lebih lemah, dengan tujuan untuk menyakiti. Umumnya, bullying ini dilakukan secara terus-menerus, karena itu, korban bullying sering kali mengalami gangguan mental.
Pada dasarnya, bullying sendiri dapat berupa fisik dan verbal. Bullying dengan kontak fisik langsung ini meliputi mendorong, menjambak, menendang, mengunci teman dalam sebuah ruangan, dan lain-lain. Sementara itu, bullying dengan kontak verbal langsung biasanya dilakukan dengan penyebutan panggilan, penghinaan, put-downs, hingga gosip.
Baca juga: Penuhi Hak Si Buah Hati, Ini 5 Rekomendasi Tempat Wisata Ramah Anak
Lantas, bagaimana cara mendidik anak agar tidak menjadi pembully? Baca ulasannya dalam artikel ini hingga tuntas, ya.
Tip Mendidik Anak Agar Tidak Menjadi Pembully
Bullying berarti perilaku anak yang mengintimidasi teman seusianya yang cenderung lemah. Menurut riset yang dilakukan oleh beberapa ahli, hal ini juga disebabkan oleh banyak faktor, seperti anak tersebut tidak mampu belajar mengelola emosi, rasa marah, sakit hati, atau perasaan lain yang dia rasakan.
Pasalnya, kita bisa melogika, bahwa pasti tidak ada orang tua yang ingin anaknya menjadi perundung. Betul?
Dalam mendidik anak agar tidak menjadi pembully, diperlukan beberapa tip dan trik khusus. Pasalnya, jika perilaku bullying ini tidak segera ditangani maka akan menghambat anak dalam bersosialisasi, lho. Berikut adalah beberapa cara mendidik anak agar tidak menjadi perundung atau pembully.
1. Tanamkan bahwa Bullying Itu Buruk
Saat mendidik anak, pastikan kita tanamkan mindset bahwa bully atau perundungan itu bukanlah perilaku yang baik. Saat ada teman atau orang lain yang kesusahan atau lemah, maka justru saat itulah kita harus bisa menjadi penolong bagi mereka, bukan malah membuat mereka semakin lemah atau susah.
Orang tua dapat menanamkan mindset ini melalui berbagai cara. Mulai dari menyisipkannya saat mengobrol dalam keseharian, hingga dengan menggunakan cerita atau dongeng.
2. Tumbuhkan Empati pada Anak
Empati merupakan kemampuan individu untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, dan mencoba memahami perasaan orang tersebut. Menumbuhkan empati perlu dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak agar tidak tumbuh menjadi pembully.
Dengan demikian, anak akan meminimalisir tindakan yang menyakiti orang lain. Ajak anak untuk terlibat beberapa kegiatan sosial seperti berdonasi untuk korban bencana, memelihara hewan peliharaan, dan masih banyak lagi. So, cepat atau lambat rasa empati itu akan muncul dalam diri anak.
3. Ajarkan Anak Cara Menghormati Orang Lain
Memberikan pemahaman pada anak terhadap perbedaan penting dilakukan saat mendidik anak.
Misalnya, di sekolah atau di kelas anak memiliki berbagai teman dengan latar belakang yang berbeda, seperti ras, agama, penampilan, hingga status ekonomi. Berikan pemahaman pada anak bahwa setiap individu memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri. Garis bawahi bahwa berbeda itu seru, karena anak berpeluang belajar berbagai hal dari anak yang berbeda, demikian pula sebaliknya.
Dengan menganggap perbedaan itu seru, maka anak pun akan dapat memperlakukan orang lain dengan lebih baik.
Baca juga: Ini Lima Cara “Memaksa” Anak Melihat Konten Positif di Internet
4. Pelajari Kehidupan Sosial Anak
Orang tua perlu mengetahui dan mempelajari bagaimana kehidupan anak saat bersosialisasi. Siapa saja temannya, beraktivitas apa saja di sekolah, apakah ada yang mengganggunya, dan lain sebagainya. Cermati tingkah lakunya terutama saat pulang sekolah, kalau perlu ajak ngobrol dan pancing agar ia bercerita tentang teman-temannya, dan semua hal yang dilakukannya di sekolah.
Pada umumnya, orang tua akan dapat merasakan hal-hal ganjil yang terjadi dari isi cerita atau bahkan dari cara bercerita dari anak.
Selalu berkomunikasi dengan wali kelasnya, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan juga bisa dengan cepat diketahui dan dicari solusinya. Orang tua dan pihak sekolah memang harus berjibaku bersama mana kala ada dugaan perundungan terjadi.
5. Memberi contoh
Monkeys see, monkeys do. Anak biasanya akan berperilaku tak jauh dari apa yang dilihatnya. Karena itu, jika ingin mendidik anak untuk tidak menjadi pembully, orang tua dapat melakukannya dengan lebih efektif dengan memberi contoh langsung.
Jadi, mari lebih menjaga kata, perilaku, dan pikiran, agar anak tak meniru hal-hal kurang baik yang kita lakukan.
Baca juga: Ini Strategi Jadi Ortu Sigap untuk Buah Hati Cerdas
Nah, demikianlah tip dan trik yang dapat orang tua terapkan dalam mendidik anak agar tidak menjadi pembully. Jika merasa kesulitan dalam mengajarinya, saran terbaik adalah segera pergi konsultasi ke psikolog. Tak perlu merasa risih untuk pergi ke psikolog anak, karena mereka pasti akan lebih profesional dalam memberikan saran terbaik.
Lakukan konsultasi dengan dokter maupun psikolog saat anak memiliki perilaku yang agresif. Nantinya, dokter dan psikolog akan membantu si buah hati untuk mengelola emosi. Semoga bermanfaat!