Mengenal 5 Tradisi Budaya di Sumbar

Sebagai daerah yang terkenal dengan keindahan alam dan kelezatan kulinernya, Sumbar juga memiliki tradisi dan budaya unik, Yuk mengenal 5 tradisi di Sumbar.

Beberapa tradisi budaya nan unik ini hanya bisa kita saksikan pada moment tertentu. Meskipun tinggal secara heterogen, tradisi ini berlangsung secara harmonis hingga kini.

Tentunya tradisi ini patut dilestarikan, yuk mengenal 5 tradisi budaya di Sumbar berikut ini. Siapa tau kamu punya kesempatan menyaksikan salah satunya.

BACA JUGA: 5 Festival Kebudayaan di Indonesia yang Menarik Disambangi

Mengenal 5 Tradisi Budaya di Sumbar 

1. Hoyak Tabuik

Mengenal 5 Tradisi Budaya di Sumbar
Hoyak Tabuik, Pariaman

Pernah mendengar tradisi Hoyak Tabuik yang diselenggarakan masyarakat Pariaman setiap bulan Muharram?

Perayaan budaya lokal yang sudah berlangsung puluhan tahun ini untuk memperingati gugurnya Imam Husain. Perayaan ini dilakukan di daerah pantai Sumbar khususnya di Kota Pariaman.

Tabuik sendiri berbentuk patung seekor burak (kuda berkepala manusia perempuan yang memiliki dua sayap dan ekor yang lebar).

Di punggungnya terdapat peti dengan hiasan-hiasan yang cantik dengan sebuah payung kertas di puncaknya. Semua patung ini terbuat dari rangka bambu, rotan, dan kayu. Kemudian dihias dengan kain dan kertas warna-warni. Setiap tahun ada dua tabuik setinggi 12 meter yang dikeluarkan ke tengah kota pada 10 Muharam

2. Serak Gulo

Mengenal 5 Tradisi Budaya di Sumbar

Serak gulo merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat muslim keturunan India di Kota Padang. Serak gulo berarti menebar gula pasir sebagai bentuk syukur dan membagi rejeki yang didapat selama setahun kepada masyarakat lainnya.

Tradisi Serak Gulo dilangsungkan setiap 1 Jumadil Akhir depan Masjid Muhammadan di Jalan Batipuh Panjang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Gula pasir yang sudah dibungkus dalam kain perca akan dibagikan dengan cara di lempar dari atap masjid. Sementara ribuan masyarakat di bawahnya siap menyambut setiap bungkusan gula pasir yang dibagikan.

Jika kamu berkesempatan menyaksikan festival dan tradisi ini, hati-hati ya kepalanya kena timpukan gula pasir.

3. Bakar Raja Setan

Tradisi Bakar Raja Setan oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Tua, Padang

Setiap tahun pada tanggal 15 bulan tujuh penanggalan Imlek, warga keturunan Tionghoa di Kota Padang, Sumbar akan melakukan tradisi mengarak dan membakar patung Raja Setan.

Tradisi bakar Raja Setan sebagai salah satu bagian dari ritual Sembahyang Tinggi (Tee Soe) di Klenteng lama, See Hin Kiong untuk mendoakan arwah para leluhur.

Dalam tradisi ini bakal ada juga kegiatan berebut makanan dengan cara menggantung makanan, bagi orang Tionghoa tradisi itu sebagai simbol berbagi rezeki dengan masyarakat kurang mampu.

4. Makan Bajamba

Tradisi Makan Bajamba

Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan.

Nasi dan sambal yang sudah dihidangkan dalam nampan akan dimakan secara beramai-ramai (lebih dari 2 orang). Rata-rata di daerah Minangkabau mempunyai cara makan bajamba namun dengan gaya masing-masing. Umumnya yang membedakan adalah jenis makanan yang di hidangkan. Makan bajamba tiap-tiap daerah di Sumbar memiliki gaya makan bajamba yang berbeda.

5. Balimau

Tradisi balimau untuk menyambut bulan suci Ramadan

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang dikalangan Masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan pemandian.

Tradisi ini dilakukan setiap tahunnya untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Nah itulah 5 tradisi budaya di Sumbar, jika kamu datang dan berlibur di moment tradisi tersebut digelar, kamu bakal bisa merasakannya langsung.

BACA JUGA: Ini Lima Cara “Memaksa” Anak Melihat Konten Positif di Internet

Exit mobile version