Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus mendorong pembangunan infrastruktur transportasi laut di Indonesia. Bukan tanpa alasan, Budi Karya meyakini bahwa transportasi laut menjadi urat nadi yang bisa mendorong perekonomian nasional.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah webinar bertajuk Transportasi untuk Merajut Keberagaman Melalui Moda Transportasi Laut, Senin kemarin. “Dengan negara kepulauan terbesar di dunia kita terus kembangkan transportasi laut. Selama ini transportasi laut menjadi urat nadi pendorong ekonomi nasional dan menjadi backbone ekonomi kita,” ujarnya.
Menurutnya, dengan moda angkutan laut bisa mendatangkan manfaat nyata, yakni mempercepat distribusi logistik, khususnya bahan pangan. Dengan demikian, hal tersebut bisa membuat harga jual bahan pangan di luar pulau Jawa menjadi lebih terjangkau.
“Bayangkan saudara kita di NTT, Aceh, dan lainnya tidak mungkin mendapat beras dengan harga terjangkau. Kalau tidak ada konektivitas lewat transportasi laut,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Tekan Biaya Logistik Dengan Ekosistem Pelabuhan
Lebih lanjut Budi Karya menjelaskan jika transportasi laut juga dinilai bisa menjadi sarana untuk merajut keberagaman suku budaya, ras, agama dan Bahasa. Berkaca dari Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote.
“Transportasi adalah simpul konektivitas untuk merajut suku, budaya, ras, agama, dan bahasa. Kalau tidak ada konektivitas akan sulit untuk merajut keragaman,” ucapnya.
Berangkat dari hal itu, Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus menggeber pembangunan sejumlah pelabuhan bersandar internasional di berbagai wilayah Indonesia. Adapun pelabuhan yang digarap, antara lain Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat, Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, Pelabuhan Terpadu di Provinsi Maluku, hingga revitalisasi Pelabuhan Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: Luhut: Infrastruktur Darat Gerakkan Pertumbuhan Ekonomi
Dukung Pembangunan TOD Terintegrasi
Masih membahas seputar transportasi, Menhub Budi Karya juga mengatakan sangat mendukung penuh pengembangan kawasan hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan transportasi massal. Konsep TOD sendiri, lanjutnya, sudah menjadi arahan Presiden Joko Widodo sejak tahun 2018.
Ia pun berharap jika fasilitas TOD dapat direalisasikan dalam skala nasional dalam ke depannya, sehingga tidak hanya terpusat di Jakarta, tapi bisa meluas hingga ke daerah.
Pendapat ini Ia sampaikan pada saat melihat maket mega proyek Kota Podomoro Tenjo milik Agung Podomoro Group (APG) di Central Park Mall di kawasan Podomoro City. Ia pun mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh pengembang Agung Podomoro Group.
Baca Juga: Mampukah Eksosistem Logistik Nasional Tekan Biaya Logistik?
Menurutnya langkah Agung Podomoro Group dalam mengembangkan fasilitas TOD di kawasan Kota Podomoro Tenjo ini akan memberikan dampat posifit bagi masyarakat di wilayah Bogor dan sekitarnya.
“Dari sisi sosial, masyarakat akan disiplin dalam melaksanakan budaya menggunakan transportasi umum secara tertib, dan secara ekonomi tentu akan memangkas waktu dan biaya sehingga mobilitas masyarakat akan lebih efisien,” kata Budi Karya beberapa waktu lalu.
Sekilas mengenai TOD, TOD adalah konsep pembangunan yang mengintegrasikan sistem transit tranportasi dengan area residensial dan komersil dalam satu area yang didesain untuk memaksimalkan akses ke transportasi publik.
Area ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi publik, sehingga mempermudah akses ke tempat-tempat tujuan dan gaya hidup yang lebih baik.