Menilik Sejarah Ragunan, Kebun Binatang Terluas Kedua di Dunia…

Sumber foto: JNEWS

JNEWS – Selain Monas, TMII dan Ancol, kebun binatang Ragunan menjadi tempat destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi selama liburan. Mempunyai luas sekitar 147 hektar, Taman Margasatwa Ragunan (TMR) dinyatakan sebagai kebun binatang terluas di Asia dan terluas kedua di dunia setelah kebun binatang di Kanada.

Cuaca cerah yang berpadu dengan semilir angin dari balik hijaunya rerimbunan pepohon, siang itu, Kamis (4/1/2024), seolah menemani JNEWS, saat berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan, yang berlokasi di Jalan Harsono RM 1 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mengingat di beberapa daerah masih libur panjang sekolah, TMR saat itu masih cukup padat oleh pengunjung, terutama para pengunjung keluarga yang membawa anak-anaknya.

Dalam kunjungan tersebut JNEWS ditemani oleh Kepala Hubungan Masyarakat TMR, Wahyudi B. sambil berkeliling melihat aneka satwa, Kepala Humas yang dikenal ramah dan dekat dengan para awak media itu menjelaskan berbagai hal tentang TMR.

Menurut Wahyudi, sekarang ini TMR dihuni oleh sekitar 2.200 satwa dari 230 jenis satwa. Penghuni terbaru adalah sepasang Komodo dewasa. Semua jenis satwa atau spesies mayoritasnya berasal dari Indonesia, namun ada juga yang dari luar negeri dengan status pertukaran satwa.

Baca juga: Senayan Park: Transformasi dan Evolusi Sebuah Ikon Jakarta

Meski ada ribuan satwa, namun semuanya hidup dengan sejahtera, di mana kesehatan dan makanannya tercukupi, bahkan setiap hari Senin TMR tutup, tidak menerima pengunjung agar terhindar para satwa terhindar dari stres.

Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi B. Sumber foto: JNEWS

Sebagai kebun binatang terluas di Asia dan terluas kedua di dunia, tiket masuk ke TMR sangat terjangkau, hanya Rp 4 ribu. Maka tidak heran, TMR setiap hari dipadati oleh pengunjung, terutama di akhir pekan atau hari libur nasional lainnya.

“Libur Tahun Baru kemarin sekitar 95 ribu orang berkunjung ke TMR. Mereka datang dari berbagai kota dan daerah. Kami di sini sudah mempersiapkan segalanya, sehingga meski cukup padat tetapi masyarakat yang berkunjung ke sini cukup menikmatinya,” ujar Wahyudi.

Diungkapkan pria yang sudah belasan tahun bekerja di TMR ini, TMR telah menjadi anggota perhimpunan kebun binatang dunia dan juga Indonesia, sehingga bisa berkolaborasi dengan kebun binatang lainnya untuk saling tukar menukar satwa.

“Jerapah-jerapah ini asalnya dari kebun binatang Australia. Saat itu didatangkan ketika usianya masih 8 bulan. Sekarang sudah berkembang biak dan hidup sehat, serta menjadi salah satu favorit para pengunjung,” ucapnya seraya memberi makan jerapah dengan sayuran wortel.

TMR mempunyai sejarah lebih dari 150 tahun. Awalnya TMR didirikan pada 1864 dengan nama Planten en Dierentuin di atas lahan seluas 10 hektar milik pelukis ternama, Raden Saleh, di Jalan Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat. Namanya kemudian berubah menjadi Kebun Binatang Cikini.

Seiring perkembangan Kota Jakarta, Cikini tidak cocok lagi menjadi lokasi kebun binatang. Disiapkanlah lahan seluas 30 hektar di daerah Ragunan, Jakarta Selatan sebagai lokasi baru. Pada 1964, Pemprov DKI Jakarta memindahkan satwa koleksi Kebun Binatang Cikini ke Ragunan. Selanjutnya, Taman Margasatwa Ragunan diresmikan 22 Desember 1966 oleh Gubernur DKI Jakarta waktu itu Ali Sadikin.

Baca juga: Mengenal Cromboloni dan Rekomendasi Tempat untuk Menikmatinya di Jakarta

Saat ini, TMR berada di atas lahan seluas 174 hektar. Beragam jenis satwa ada di TMR yang dikelompokkan sesuai jenis dan habitat. TMR juga memiliki fungsi konservasi, edukasi, penelitian, rekreasi alam, dan daerah resapan air. Selain kaya akan keanekaragaman satwa, kebun binatang ini juga memiliki 5 danau buatan dan hutan alami untuk mencegah banjir dan jadi paru-paru kota. Di salah satu sisi danaunya sekarang dibuat jogging track permanen untuk mengakomodasi mereka yang suka olahraga jogging, terutama di pagi hari. *

Exit mobile version