JNEWS – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa inovasi dan teknologi medis merupakan elemen krusial dalam membangun sistem kesehatan nasional yang efisien dan berkelanjutan.
Hal ini disampaikannya dalam forum ‘2025 APAC Health and Life Sciences Summit – Spotlight Indonesia’ yang berlangsung di Jakarta. Dalam pemaparannya, Menkes Budi mengungkapkan bahwa belanja sektor kesehatan di Indonesia terus meningkat, namun tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mencatat bahwa pertumbuhan pengeluaran kesehatan selalu melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kalau kita terus menambah belanja tanpa efisiensi, sistem ini tidak akan bertahan. Kita ibarat rumah tangga yang pengeluarannya naik 50 persen, tapi penghasilan hanya naik 8 persen. Ini jelas tidak seimbang,” ujarnya.
Menkes menjelaskan, untuk menyamai standar layanan kesehatan seperti di Malaysia, Indonesia membutuhkan tambahan anggaran hingga US$ 84 miliar dalam lima tahun ke depan. Itu artinya tiga kali lipat dari anggaran saat ini. Karena itu, pendekatan berbasis teknologi dinilai sebagai strategi kunci agar sistem kesehatan tetap tangguh dan adaptif di tengah keterbatasan fiskal.
Salah satu contoh teknologi yang disorot adalah PCSK9 inhibitor, obat kolesterol generasi baru yang cukup disuntikkan satu kali dan terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol secara signifikan.
Baca juga: Momen Hari Kesehatan Dunia: Cara Sederhana Menjaga Tubuh Tetap Bugar
Obat ini direncanakan akan mulai digunakan di 500 rumah sakit di seluruh Indonesia sebagai solusi yang lebih efisien dibandingkan terapi konvensional yang mahal dan harus dikonsumsi setiap hari.
“Obat PCSK9 ini adalah game-changer. Dan ini baru satu contoh dari banyak inovasi medis yang bisa kita adopsi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti potensi teknologi lain seperti bedah robotik dan kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan efisiensi layanan. Menurutnya, teknologi ini dapat mempercepat diagnosis, mempersingkat waktu operasi, dan mengurangi masa rawat inap.
“Teknologi tidak hanya membantu dokter, tetapi juga menyelamatkan anggaran negara. Kita harus mulai berpikir membangun sistem yang cerdas, bukan sekadar besar,” tegasnya.
Pemerintah memperkirakan total belanja sektor kesehatan Indonesia akan mencapai US$ 240 miliar dalam lima tahun ke depan. Sekitar sepertiga dari anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pengadaan alat kesehatan dan pengembangan teknologi medis. *