Museum Bank Mandiri: Jejak Langkah Perbankan di Indonesia

JNEWS – Museum Bank Mandiri merupakan landmark yang menarik untuk dikunjungi jika berada di sekitar kawasan Kota Tua. Museum ini berada tepat di seberang Stasiun Jakarta Kota sehingga banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk mampir sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Tua.

Bank Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia saat ini meski bukan merupakan bank tertua. Museum Bank Mandiri merekam sebagian asal-usul pendirian bank tersebut dan sejarah gedungnya. Wisatawan juga akan disuguhi jejak langkah perbankan Indonesia dari masa penjajahan hingga setelah merdeka.

Sejarah Awal Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri: Jejak Langkah Perbankan di Indonesia
Sumber: museum.co.id

Museum Bank Mandiri atau Museum Mandiri menempati sebuah bangunan kuno yang dibangun oleh perusahaan dagang dari Belanda, yaitu Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) NV. Awalnya NHM yang berpusat di Belanda membuat cabang Hindia Belanda pada tahun 1826 dengan menyewa gedung di daerah Kali Besar.

Ketika cultuurstelsel atau tanam paksa diberlakukan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830, pekerjaan utama NHM adalah membeli dan mengirimkan hasil tanam paksa untuk diekspor.

NHM cabang Hindia Belanda mendapat keuntungan besar dan berkembang menjadi perusahaan perbankan. Sebagai representasi, NHM ingin membangun gedung yang lebih megah dan di lokasi yang lebih strategis, yaitu di sekitar kawasan Lapangan Stasiun atau Station Plein. Di kawasan ini terdapat BEOS (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur) yang sekarang menjadi Stasiun Jakarta Kota.

Pembangunan gedung ini dimulai pada tanggal 3 Oktober 1929 berdasarkan rancangan arsitek Belanda bernama J.J.J. de Bruinj, Anthonie Pieter Smits, dan Cornelis van de Linde, serta dibangun di bawah biro konstruksi N.V. Nedam. Pada tahun 14 Januari 1933, gedung NHM di Batavia ini diresmikan sebagai perwakilan NHM di Asia dengan nama de Factorij oleh Presiden NHM ke-10 sendiri, yaitu C.J. Karel Van Aalst. Presiden de Factorij pertama adalah Barend Hagenzieker.

Baca juga: Museum Bahari: Sejarah Maritim Nusantara dalam Satu Tempat

Kronologi Sejarah Museum Bank Mandiri

Setelah kemerdekaan, gedung ini mengalami berkali-kali alih pengelola. Jika disimpulkan, berikut adalah kronologi pengelola Museum Bank Mandiri dari mulai perencanaan hingga sekarang:

  1. 1826: NHM buka cabang Hindia-Belanda di Batavia.
  2. 1929: Gedung mulai dibangun.
  3. 1933: NHM Batavia atau de Factorij resmi menempati gedung.
  4. 1960: Gedung dinasionalisasi pemerintah Indonesia. Pengelolaan gedung diserahkan ke Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Di kemudian hari BKTN dilebur ke dalam BNI Unit II.
  5. 1968: BNI Unit II urusan ekspor dan impor dipisah dan menjadi Bank Exim. Gedung ini menjadi Kantor Pusat Bank Export Import (Exim).
  6. 1999: Bank Exim, BDN (Bank Dagang Negara), BBD (Bank Bumi Daya) dan Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia) merger di bawah Bank Mandiri yang baru saja dibentuk pada tahun 1998 sehingga otomatis seluruh aset menjadi milik Bank Mandiri.
  7. 2003: Pembentukan Satuan Kerja Museum Development, Operation & Maintenance Section di General Support Services Department Bank Mandiri.
  8. 2004: Gedung direnovasi untuk dipersiapkan sebagai museum.
  9. 2005: Museum Bank Mandiri resmi dibuka untuk umum.

Profil Museum Bank Mandiri

Dikutip dari laman Museum Kemendikbud, Museum Bank Mandiri terletak di Jalan Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Kota, Jakarta Barat. Museum ini menempati lahan seluas 10.039 m² dengan luas bangunan 21.504 m². Museum Mandiri merupakan museum khusus tipe A yang dimiliki dan dikelola oleh Bank Mandiri. Wisatawan dapat naik KRL jurusan Stasiun Jakarta Kota untuk sampai di museum ini. Sesampainya di stasiun, wisatawan tinggal menyeberang jalan.

Museum Mandiri buka tiap hari Selasa – Minggu pada pukul 09.00 – 15.00, sedangkan hari Senin dan hari libur nasional tutup untuk perawatan. Khusus hari Jumat, museum tutup sebentar pukul 11.00 – 13.00 untuk memberi kesempatan petugas menjalankan salat Jumat.

Tiket masuk museum adalah Rp3.000 untuk anak-anak atau pelajar, Rp5.000 untuk dewasa atau umum dan Rp15.000 untuk wisatawan asing. Sedangkan anak-anak yang belum sekolah tidak perlu membayar alias gratis.

Gedung museum ini mencerminkan arsitektur niew zakelijk atau art deco klasik sebagai bangunan peninggalan zaman Belanda. Di beberapa bagian dinding terdapat kaca patri yang dibuat oleh seniman bernama F.H. Abbing Jr. dari pabrik W Bogtman di Kota Harlem, Belanda.

Masterpiece kaca patri ini terdiri dari 2 bagian, yaitu atas dan bawah, yang masing-masing terdiri dari 5 bilah. Bagian atas menggambarkan perjalanan Cornelis de Houtman ketika pertama kali datang ke Indonesia. Bagian bawah menggambarkan 4 musim di Belanda dan alam Nusantara.

Fasilitas Museum Bank Mandiri

Museum Mandiri menyediakan banyak pilihan aktivitas dan fasilitas, antara lain sebagai berikut.

1. Bentuk Asli Bank Zaman Belanda

Pada lantai dasar, wisatawan dapat merasakan suasana asli de Factorij zaman dahulu lengkap dengan papan petunjuk dalam bahasa Belanda dan interior khas perbankan Eropa. Di atas jeruji kayu kasir ada tulisan “Kassier China”. Masyarakat Tiongkok terkenal pandai menghitung sehingga ditempatkan di kasir. Pengunjung juga dapat melihat keranda sebagai tempat penyimpanan uang.

2. Peninggalan Bank Zaman Kemerdekaan

Masih di lantai dasar, pengunjung dapat melihat bekas ruang direksi Bank Exim dan bekas lift. Terdapat ruangan yang berisi buku tabungan, formulir-formulir, mesin hitung dan sebagainya yang pernah digunakan oleh Bank Exim. Ada pula poster jejak langkah Bank Mandiri.

3. Ruang Sejarah

Berisi diorama dan poster tentang datangnya orang Belanda yang bertujuan untuk mencari rempah-rempah dan peringatan 100  tahun NHM.

4. Koleksi Peralatan Ruang Kas

Zaman dahulu ruang kas sangat luas berisi meja, kursi, dan mesin ketik. Dahulu, buku besar memang benar-benar berukuran besar karena semua transaksi dicatat rapi menggunakan tulisan tangan. Selain itu, ada brankas bawah tanah, uang-uang zaman dahulu, dan ATM generasi pertama.

5. Paket Ekslusif Workshop Edufuntive

Paket ini terdiri dari pemutaran film, tur museum, workshop kerajinan tangan, perlengkapan workshop, dan air mineral. Harga paket adalah Rp30.000 per orang.

6. Sumber Penelitian

Pelajar dan mahasiswa dapat memanfaatkan museum ini sebagai sumber sejarah untuk penelitiannya. Untuk informasi dapat menghubungi Museum Bank Mandiri di Whatsapp 0815-1008-3413.

7. Kunjungan Rombongan

Agar rombongan dapat masuk semua ke museum tanpa terkendala kapasitas, koordinator rombongan harus mengisi data di Google Form lebih dahulu di bit.ly/KunjunganRombonganMuseumMandiri maksimal H-10 sebelum hari kunjungan. Waktu kunjungan rombongan dibagi 2 sesi setiap hari, yaitu pagi (09.30 – 11.00) dan siang (13.00 – 14.30).

Baca juga: 10 Tempat Terbaik untuk Museum Date Romantis di Jakarta, dari Seni hingga Sejarah

Museum Bank Mandiri menyimpan cuplikan sejarah panjang perbankan di Indonesia sejak zaman kolonial. Sejarah perbankan Indonesia tidak hanya tentang uang tapi juga tentang tanam paksa serta perubahan kondisi politik dan ekonomi Indonesia. Masyarakat Indonesia harus mengetahui sejarah tersebut secara lebih dalam dengan berkunjung ke Museum Mandiri.

Exit mobile version