JNEWS – Jakarta memang punya banyak cara untuk bercerita soal masa lalunya. Salah satu yang paling menarik adalah lewat deretan museum di Kota Tua.
Di kawasan ini, setiap bangunan tua menyimpan potongan sejarah yang pernah hidup, lengkap dengan jejak-jejak kolonial, budaya lokal, dan transformasi kota dari waktu ke waktu. Yang terutama bikin tempat ini istimewa tentu saja adalah arsitekturnya yang klasik. Selain itu, juga terasa ada nuansa yang sulit dijelaskan, seolah waktu berjalan lebih lambat di sini.
Deretan Museum di Kota Tua Jakarta untuk Dijelajahi
Buat yang penasaran dengan sisi lain Jakarta, Kota Tua bisa jadi tempat yang pas untuk mulai. Tak hanya mengasyikkan sebagai salah satu destinasi wisata, Kota Tua juga menyediakan ruang belajar yang menyenangkan. Tinggal duduk di bangku taman atau masuk ke salah satu museumnya, dan perlahan, ceritanya akan terbuka sendiri.
Berikut deretan museum di Kota Tua yang wajib dijelajahi, terutama jika ingin mengetahui seluk beluk sejarah masa lalu.
1. Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah)
Begitu sampai di pelataran Taman Fatahillah, bangunan putih besar dengan jendela hijau tua ini langsung mencuri perhatian. Bekas Balai Kota Batavia ini punya gaya arsitektur kolonial yang masih kokoh berdiri sejak abad ke-18.
Di dalam salah satu museum di Kota Tua ini, ruangan-ruangan besar dipenuhi vitrin kaca yang menyimpan prasasti, perabot tua, sampai senjata yang dulunya digunakan di masa penjajahan. Salah satu bagian yang paling menarik adalah ruang bawah tanah. Lokasi ini adalah bekas penjara yang sempit dan minim cahaya, konon jadi saksi bisu penyiksaan tahanan di masa lalu. Lantai-lantainya dari batu, dindingnya lembap, dan suasananya cukup bikin merinding kalau sendirian. Di lantai atas, ada lukisan-lukisan tokoh penting Batavia yang digantung di sepanjang koridor kayu.
Baca juga: Museum Fatahillah: Menelusuri Jejak Jakarta Tempo Doeloe
2. Museum Wayang
Dari luar, bangunan Museum Wayang terlihat sederhana dengan warna putih gading dan pintu kayu besar. Tapi begitu masuk ke dalam, langsung disambut deretan wayang yang digantung rapi dalam kaca. Ada wayang kulit dari Jogja, hingga wayang golek Sunda yang warna-warni.
Menariknya, koleksi di sini bukan cuma dari Indonesia, tapi juga dari negara lain seperti India, Myanmar, Thailand, bahkan Belanda. Di setiap wayang, ada keterangan kecil yang ditempel di bawahnya, membuat pengunjung mudah mengikuti kisah masing-masing koleksi wayang yang dipamerkan.
Di salah satu sudut ruangan, ada kotak kayu besar berisi gamelan, lengkap dengan penjelasan cara memainkannya. Sementara, di bagian belakang, ada ruangan kaca memanjang yang menampilkan proses pembuatan wayang, dari ukiran hingga pewarnaan.
3. Museum Seni Rupa dan Keramik
Bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik sangat mencolok, besar dan berlanggam neoklasik dengan pilar-pilar tinggi dan tangga lebar. Dulunya salah satu museum di Kota Tua ini dipergunakan sebagai kantor Dewan Kehakiman, sekarang jadi rumah bagi ratusan lukisan dan ribuan keramik dari berbagai zaman.
Ruangan demi ruangan ditata seperti galeri seni, dengan dinding putih bersih dan pencahayaan hangat yang membuat setiap karya tampil menonjol. Di satu ruangan, tergantung lukisan-lukisan potret klasik tokoh kolonial dan bangsawan Jawa. Sementara di sisi lain, ada lukisan-lukisan modern bergaya abstrak dan ekspresionis dari seniman Indonesia seperti Affandi atau Popo Iskandar.
Untuk koleksi keramik, ada guci Majapahit, piring-piring bergambar naga dari Tiongkok, hingga keramik bergaya Delft dari Belanda. Semuanya ditata dalam lemari kaca besar, dengan penjelasan singkat tapi padat. Beberapa bagian juga menampilkan replika dapur keramik dan peralatan membentuk tanah liat.
4. Museum Bank Indonesia
Dari luar, gedungnya terlihat megah dan klasik, lengkap dengan pintu lengkung dan jendela tinggi. Tapi setelah masuk, suasana langsung berubah modern.
Pameran dibuka dengan lorong gelap berisi layar-layar besar yang menampilkan sejarah perdagangan di Nusantara sejak zaman rempah-rempah. Di salah satu ruangan, ada diorama pelabuhan Sunda Kelapa yang lengkap dengan suara ombak dan aktivitas niaga tempo dulu.
Di ruang berikutnya, dipamerkan koleksi uang dari berbagai masa. Mulai dari uang koin kerajaan-kerajaan nusantara, gulden Belanda, hingga rupiah masa kini. Ada juga bilik sinema kecil yang memutar film pendek soal krisis moneter tahun 1998.
Pengunjung juga bisa masuk ke ruang kasir lama, lengkap dengan brankas baja dan mesin hitung tua yang masih utuh. Museum ini rapi, informatif, dan cocok untuk anak-anak sekolah maupun orang dewasa.
5. Museum Bank Mandiri
Museum di Kota Tua ini letaknya tepat di samping Museum BI, dan bangunannya tak kalah mencolok. Interiornya masih mempertahankan gaya art deco khas era 1930-an.
Begitu masuk, pengunjung akan melewati lorong panjang dengan dinding batu dan lampu gantung kuno yang memberi nuansa elegan. Koleksi utamanya adalah peralatan perbankan lama, seperti mesin ketik besar, alat hitung manual, alat cap besi, dan kartu tabungan jadul dari era 60-an.
Ada juga replika loket pelayanan lengkap dengan kursi rotan dan kaca pemisah, seolah pengunjung sedang mengantre di bank tempo dulu. Di bagian lain, dipajang foto-foto dokumentasi kantor-kantor cabang Mandiri zaman dulu, lengkap dengan gaya berpakaian karyawan kala itu.
6. Museum Bahari
Sedikit menjauh dari keramaian Taman Fatahillah, Museum Bahari berada di kawasan Pasar Ikan, dekat pelabuhan Sunda Kelapa. Bangunannya adalah bekas gudang rempah milik VOC, dengan dinding tebal dan pintu kayu tinggi yang menua dimakan cuaca.
Di dalamnya, ruangan berlantai kayu ini menyimpan beragam perahu tradisional dari seluruh Indonesia. Dari jukung Bali, pinisi Bugis, sampai perahu dayung Papua. Beberapa kapal dipajang utuh, lengkap dengan layar dan tali-temalinya.
Ada pula meriam tua yang dulu digunakan untuk menjaga pelabuhan, berdiri di dekat jendela besar menghadap laut.Koleksi lainnya termasuk peta pelayaran kuno, alat navigasi seperti sekstan dan kompas, serta aneka benda dagang seperti cengkih dan pala.
Walau agak jauh dari pusat Kota Tua, museum di Kota Tua satu ini sangat cocok buat yang tertarik pada sejarah kelautan dan perdagangan Nusantara.
Baca juga: 10 Tempat Terbaik untuk Menikmati Pemandangan City Light Jakarta
Kalau lagi ada waktu luang, mampir ke deretan museum di Kota Tua di atas bisa jadi pilihan yang oke. Tempatnya tak jauh, tiketnya terjangkau—rata-rata Rp5.000-an saja, dan isinya benar-benar bisa menambah wawasan.
Tidak harus keliling semuanya dalam sehari. Satu atau dua museum saja sudah cukup buat mendapatkan pengalaman yang beda. Cocok buat yang ingin jalan santai tapi tetap mendapatkan pengalaman dan hal baru.
Sesekali, seru juga lihat Jakarta dari sisi yang lebih tenang dan penuh cerita.