Panduan Wisata Edukatif: Mengunjungi Museum Perjuangan Bogor

JNEWS – Museum Perjuangan Bogor mungkin kalah populer dibandingkan objek wisata lain di kota ini seperti Istana Negara, Kebun Raya, Taman Safari, dan sebagainya. Namun museum ini sangat penting bagi sejarah perjuangan rakyat Bogor pada khususnya dan perjuangan perjuangan Indonesia pada umumnya.

Sebenarnya Museum Perjuangan Bogor ada di semua direktori museum nasional. Namun tak banyak masyarakat di luar Bogor yang menjadikannya tujuan wisata edukasi atau study tour. Untuk mengenal museum ini, berikut adalah informasi lengkap tentang sejarah, fasilitas, koleksi yang dimiliki.

Sejarah Gedung Museum Perjuangan Bogor

Panduan Wisata Edukatif: Mengunjungi Museum Perjuangan Bogor

Sejarah gedung Museum Perjuangan Bogor unik karena berganti fungsi lebih sering dibandingkan gedung-gedung bersejarah lain. Gedung ini dibangun pada tahun 1879 dan merupakan milik seorang pengusaha Belanda bernama Wilhelm Gustaf Wissner. Awalnya gedung ini digunakan sebagai gudang penyimpanan komoditi ekspor pertanian sebelum dikirim ke Eropa.

Pada tahun 1935, gedung ini menjadi tempat pertemuan tokoh pergerakan nasional yang berada di Bogor yang tergabung dalam PARINDRA atau Partai Indonesia Raya. Gedung ini diberi nama Gedung Persaudaraan. Pada masa tersebut, gedung ini juga digunakan sebagai tempat kegiatan kepanduan di bawah Gerakan Pemuda Kepanduan Indonesia, yaitu Pandu Suryawirawan.

Pada tahun 1942, gedung ini digunakan sebagai gudang oleh pasukan Jepang untuk menyimpan barang-barang sitaan dari Belanda. Selanjutnya, pada tahun 1945, gedung ini digunakan untuk menyambut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada tahun 1945-1950, gedung ini digunakan secara bergantian oleh beberapa organisasi, yaitu KNI (Komite Nasional Indonesia) Karesidenan Bogor, Gelora Rakyat, Dewan Pertahanan Karesidenan Bogor, Call Sigen RRI Perjuangan Karesidenan Bogor, GABSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia) cabang Bogor, dan kantor pemerintah sementara Kabupaten Bogor.

Pada tahun 1952-1958, gedung ini dimiliki dan ditempati oleh Umar Bin Usman Albawahab.

Pada tanggal 10 November 1957, museum ini didirikan, yang prakarsai dan diresmikan oleh Komandan Korem 061/Suryakencana Letkol Isak Juarsa. Ini merupakan hasil dari musyawarah pada tokoh pejuang di Karesidenan Bogor, yang meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Depok. Tujuannya untuk mewariskan nilai-nilai perjuangan ke generasi muda.

Pada tanggal 20 Mei 1958, gedung yang saat itu menjadi milik Umar Bin Usman Albawahab dihibahkan untuk sepenuhnya menjadi Museum Perjuangan Bogor.

Baca juga: Museum Nasional Indonesia: Sejarah, Profil, dan Panduan Wisatanya

Fasilitas dan Koleksi Museum Perjuangan Bogor

Alamat Museum Perjuangan Bogor yang di atas pintu masuknya bertuliskan Museum Perjoangan Bogor ini ada di Jl. Merdeka No. 56 Bogor, Jawa Barat. Lokasinya strategis, yaitu tepat di depan Pasar Grosir Bogor. Untuk mencapai tempat ini hanya perlu berjalan kaki 10 menit dari Stasiun Bogor atau naik angkot 07 arah Merdeka dari terminal angkot Merdeka.

Museum Perjuangan Bogor dikelola oleh sebuah yayasan. Umumnya barang-barang koleksi museum berasal dari hibah keluarga para perjuang. Tiket masuk museum seharga Rp10.000. Sedangkan jam buka adalah 08.00 – 16.00. Berikut adalah fasilitas dan koleksi yang terdapat di museum ini.

Lantai 1

Gedung ini tidak terlalu besar, tetapi terdiri dari 2 lantai. Di lantai 1, pengunjung akan melihat koran zaman dulu, uang kertas lama, koin dari masa kolonial Belanda, Jepang, dan awal kemerdekaan Indonesia, koleksi prangko lama, beberapa senjata yang pernah digunakan para pejuang serta senjata rampasan perang. Terdapat pula diorama sebagai bukti perjuangan heroik para pahlawan di Bogor antara tahun1945 hingga 1950.

Lantai 2

Di lantai 2 terdapat koleksi baju, foto para pejuang kemerdekaan, dan mesik tik. Tak ketinggalan senjata-senjata tradisional lama berupa golok, samurai, pedang, dan keris. Di sini juga ada diorama pertempuran yang terjadi di Bogor. Di antara baju tersebut masih terdapat bekas darah asli para pejuang.

Patung Kapten Muslihat

Di pintu masuk museum ada patung setengah badan berwarna hijau. Itulah patung Kapten Muslihat. Dikutip dari laman Narasi Sejarah, Kapten Muslihat adalah tokoh perjuangan masyarakat Bogor. Namanya dijadikan nama jalan yang menghubungkan Istana Kepresidenan dan Stasiun Bogor.

Kapten Tubagus Muslihat tewas pada tanggal 25 Desember 1945 ketika melakukan penyerbuan untuk mengusir tentara sekutu dari Bogor. Beliau ditembak oleh pasukan Gurkha, yaitu orang-orang dari Nepal, yang direkrut tentara Inggris. Ketika itu Kapten Muslihat merupakan Komandan Kompi IV Batalyon II Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Beliau wafat pada usia 19 tahun, meninggalkan istri yang sedang hamil.

Seperti halnya fungsi gedung Museum Perjuangan Bogor yang sering berganti, patung Kapten Muslihat yang berukuran satu badan juga  pernah berpindah. Awalnya patung satu badan tersebut ada di Taman Topi. Berhubung Taman Topi diubah menjadi alun-alun, Pemkot membuat ulang patung tersebut dan diletakkan di ujung Jembatan Merah, di tengah pertigaan Jl. Merdeka dan Jl Kapten Muslihat.

Aktivitas di Museum Perjuangan Bogor

Sumber: kemdikbud

Pengunjung utama museum ini adalah warga Bogor, terutama anak-anak usia sekolah. Mereka datang bersama rombongan sekolah atau diantar oleh orang tua mereka. Wisatawan dari luar kota bisa menyempatkan untuk mengunjungi museum ini dan melakukan aktivitas di bawah ini:

  1. Berfoto dengan latar belakang museum sebagai kenang-kenangan atau mengunggahnya di media sosial agar lebih banyak dikenal masyarakat.
  2. Mencari informasi tentang sejarah perkembangan kota Bogor dan sejarah perjuangan masyarakat Bogor. Selain belajar sejarah, anak-anak akan belajar menyimak dan bertanya.
  3. Mengumpulkan foto koleksi sejarah dan menugaskan anak-anak untuk membubuhkan keterangannya setelah sampai di rumah. Anak-anak akan belajar menyusun karya tulis sekaligus belajar menyusun kronologi sejarah.
  4. Mendiskusikan seluruh aspek museum, dari gedung, fasilitas, koleksi hingga aktivitas yang bisa dilakukan. Anak-anak akan belajar mengeluarkan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. Hal ini juga dapat meningkatkan kepedulian terhadap sejarah, khususnya terhadap museum.

Baca juga: Panduan Wisata ke Observatorium Bosscha: Mengunjungi Tempat Wisata Astronomi Terkenal di Indonesia

Itulah panduan lengkap untuk mengunjungi Museum Perjuangan Bogor. Sejarah harus dijaga dan dipelihara sebagai pengingat bahwa kemerdekaan itu berasal dari pengorbanan banyak orang. Museum yang bagus dan terawat merupakan harapan semua pihak. Namun, jika menemukan sebaliknya, masyarakat dan pemerintah daerah harus meningkatkan dukungan.

Exit mobile version