JNEWS – Museum Tumurun Solo menjadi oase baik untuk para seniman dan pecinta seni rupa dalam memamerkan karya terbaik mereka serta menikmati keindahan setiap goresan di atas kanvas. Tak ketinggalan pula bagi masyarakat yang minim pengetahuan tentang seni, hadirnya museum ini menjadi jembatan untuk memasuki dan mengenal dunia seni rupa.
Di awal pembukaan museum ini, menghadirkan beragam seni hasil karya para seniman ternama Indonesia dan mancanegara. Sayangnya, pada waktu itu hanya dibuka untuk undangan tertentu saja baik keluarga maupun kerabat. Lalu, tidak lama berselang, museum ini dibuka untuk umum tapi harus melakukan registrasi terlebih dulu dan pengunjungnya terbatas setiap harinya.
Museum Tumurun Menyimpan Koleksi Mahakarya Seniman Seni Rupa Indonesia dan Mancanegara
Adalah keluarga Lukminto, pemilik perusahaan tekstil terbesar di Asia yakni PT Sritex, yang mendirikan Museum Tumurun di Kota Solo. Di dalam museum ini tersimpan berbagai mahakarya seniman seni rupa yang merupakan koleksi pribadi keluarga besar Lukminto.
Dikutip dari website resmi Museum Tumurun, kata tumurun berasal dari ungkapan “turun temurun”. Artinya mewariskan sesuatu dari generasi ke generasi. Kehadiran museum ini ditujukan untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan seni di Solo serta sekitarnya, terciptanya diskusi seni Indonesia dan internasional, sekaligus menjembatani kesenjangan antar generasi.
Pembangunan museum ini dimulai dari tahun 2017 dan selesai setahun berikutnya. Pada bulan Maret 2018, museum selesai dibangun dan dibuka hanya untuk keluarga dan kerabat saja. Namun, tidak disangka berita mengenai museum ini beredar luas di masyarakat, baik melalui media sosial dan surat kabar.
Salah satu instalasi seni yang menarik perhatian karena konsep dan bentuknya yang unik adalah Floating Eyes karya dari Wedhar Riyadi. Instalasi seni ini berwarna biru dan merah berupa tumpukan bola mata yang tinggi. Seni rupa ini mengusung tema Changing Perspective dan pernah hadir di ArtJog ke-10 di Jogja Nasional Museum, Yogyakarta, 30 Mei 2017.
Tidak hanya itu saja, keluarga Lukminto juga memiliki sejumlah lukisan dari berbagai seniman ternama, bahkan ada berusia puluhan tahun. Beberapa lukisan dari maestro seni rupa ternama yang ada di Museum Tumurun antara lain:
- Gente Abruzzese, tahun 1927 karya Rudolf Bonnet
- Ibu dan Anak di Kalimantan karya Henk Ngantung
- Surga Meleleh, kolase karya seni oleh Agus Suwage
- Merah Putih, karya Rudi Mantofani
- Affandi self portrait, karya Affandi
- Eight Doves, tahun 1947, karya Lee Man Fong
- Mencari yang Hilang, karya I Made Djirna
Itu hanya sebagian kecil saja, masih banyak lagi karya seni rupa yang merupakan koleksi dari keluarga Lukminto. Selain memamerkan koleksi lukisan, museum ini juga menghadirkan koleksi mobil antik yakni Dodge tahun 1948 hingga Mercedes Benz tahun 1972. Mobil-mobil yang dipajang, tampang sangat terawat dan mengilat.
Tercatat kurang lebih ada 150 karya seni mulai dari instalasi seni, mobil antik hingga lukisan ada di Museum Tumurun.
Baca juga: 10 Tempat Terbaik untuk Museum Date Romantis di Jakarta, dari Seni hingga Sejarah
Pameran Seni di Museum Tumurun
Untuk mewujudkan tujuan utamanya, museum ini pun menyelenggarakan pameran khusus sebanyak dua kali dalam setahun. Pameran tersebut akan menampilkan karya seniman dari seluruh dunia. Adapun tujuan dari pameran ini untuk menjaga agar museum tetap menarik dan progresif, memastikan adanya perspektif baru tentang komunitas seni, wadah bagi seniman serta pecinta seni baik memulai ataupun melanjutkan perjalanan mereka di dunia seni.
Pameran ini dimulai pada tahun 2021 dan berlanjut hingga sekarang ini. Berikut pameran seni yang pernah hadir di Museum Tumurun dari tahun ke tahun.
1. Mukti Negeriku!
Mukti Negeriku! Adalah pameran seni pertama yang diadakan di Museum Tumurun. Adapun waktu penyelenggaraan mulai dari 28 Agustus 2021 hingga 28 Februari 2022.
Dalam pameran seni ini menampilkan karya S. Sudjojono dan kurator Santy Saptari. Mukti Negeriku! Memamerkan salah satu mahakarya Sudjono yakni “Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen” yang dibuat tahun 1974.
2. WHY
WHY adalah pameran tunggal oleh seniman Aditya Novali. Pameran ini diadakan pada tanggal 26 Maret-26 September 2022.
Ini adalah pameran tunggal pertama Aditya Noval di kota kelahirannya, Surakarta. Ada delapan karya Aditya Novali yang ditampilkan yaitu Conversation Unknown, Painting Sense, Caprice, When I Search …, Significant Other: her and His World (s), NGACO: Solution For Nation, Tea: One Ceremony dan Structures of Representation.
3. Rayuan Pulau Kelapa
Rayuan Pulau Kelapa adalah pameran seni lukis modern yang dibuka pada tanggal 8 Oktober 2022 hingga 8 April 2023. Pameran ini dikuratori oleh Hendra Himawan.
Dalam pameran ini menampilkan mahakarya dari Raden Saleh, Affandi, Mochtar Apin, Arie Smit, Hendra Gunawan, Kartono Yudhokusumo, S. Sudjojono.
4. Kiwari
Kiwari, Narasi Identitas dan Kefanaan, adalah pameran yang dimulai pada 21 Mei 2023 hingga 21 November 2023. Pameran ini menampilkan 16 seniman antara lain Arahmaiani, Christine Ay Tjoe, Dolorosa Sinaga, Emiria Soenassa, Etza Meisyara, I GAK Murniasih, indieguerillas, Kei Imazu, Melati Suryodarmo, Mella Jaarsma, Nadiah Bamadhaj, Rita Widagdo, Sinta Tantra, Syagini Ratna Wulan, Tromarama dan Windi Apriani.
5. KARTSBA
Pameran KARTSBA menampilkan karya seni modern dari karya Ahmad Sadali, Srihadi Soedarsono, But Mochtar, Sunaryo, Abdul Djalil Pirous, Fadjar Sidik dan masih banyak lainnya. Pameran dibuka mulai 2 Desember 2023 hingga 25 Mei 2024.
6. Transitory Nature of Earthly Joy
Pameran ini baru akan dimulai pada tanggal 8 Juni 2024 hingga 12 Mei 2025. Adapun pameran ini akan menampilkan karya dari Albert Yonathan Setyawan.
Panduan Mengunjungi Museum Tumurun Solo
1. Cara Reservasi
Untuk bisa menikmati berbagai pameran seni di museum ini, pengunjung harus melakukan reservasi dan membayar tiket terlebih dulu. Berikut panduannya.
- Kunjungi www.tumurunmuseum.org dan klik “Booking Ticket” yang berada di kanan atas.
- Silakan pilih tanggal dan hari yang diinginkan dan yang tersedia.
- Tentukan kloter kunjungan pada menu “Select Group”
- Lalu lengkapi data diri seperti nama, email, nomor telepon, alamat, dan lain-lain.
- Masukkan kode keamanan lalu klik register.
Beberapa hal terkait tiket yang perlu diketahui yaitu:
- Tiket GRATIS tersedia dengan mendaftarkan diri lewat website setiap hari Senin mulai pukul 10.00 WIB untuk kunjungan hari Selasa – Minggu dalam minggu yang sama (kuota sangat terbatas). Setiap pengunjung maksimal hanya bisa mendapat 2 tiket saja.
- Apabila tiket Gratis sudah habis maka diberlakukan tiket berbayar.
- Nama- nama pengunjung yang berhasil mendapatkan tiket gratis akan diumumkan lewat Instastory di akun Instagram @tumurunmuseum
- Tiket Berbayar dapat dibeli kapan saja lewat website dengan memilih waktu kunjungan yang diinginkan atau langsung datang ke Tumurun Museum sesuai jam buka museum.
- Harga tiket untuk Dewasa / Anak-anak / Lansia Rp 25.000
2. Jam Operasional dan Lokasi
Untuk jam operasional museum yaitu:
Selasa – Minggu
10.00 – 12.00 WIB
13.00 – 15.00 WIB
Hari Senin libur.
Lokasi dari Museum Tumurun ada di Jl Kebangkitan Nasional No. 2 Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah 57141. Tepatnya di belakang restoran tengkleng legendaris, Pak Manto.
Baca juga: MoJA Museum: Museum Bergaya Kekinian di Jakarta yang Digandrungi Kawula Muda
Museum Tumurun memberikan kesempatan bagi seniman untuk terus berkarya, pecinta seni untuk bisa menikmati beragam karya seni dan masyarakat awam agar tahu seperti apa dunia seni rupa dan tentunya bisa menambah wawasan bagi siapa pun yang ingin belajar lebih banyak tentang dunia seni.