Nasi Liwet Solo: Sejarah dan Tradisi Kuliner

JNEWS – Nasi liwet dan Solo adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kuliner ikonik dari Kota Batik ini selalu dicari oleh para pencinta kuliner dan wisatawan. Tidak sulit untuk menemukan nasi liwet Solo karena ada banyak pedagang yang menjualnya baik di pagi dan malam hari.

Dikutip dari website Pemerintah Kota Surakarta, nasi liwet khas Kota Solo atau sego liwet berbeda dengan yang ada di Jawa Barat maupun daerah lainnya. Ciri khas utamanya adalah nasi dengan bumbu gurih dari santan, disiram dengan kuah sayur labu siam dan ditambahkan sejumlah lauk pendamping.

Umumnya untuk lauk pendamping menggunakan ayam suwir, telur pindang dan areh (santan kental). Namun di berbagai penjual ada yang menyediakan lauk tambahan seperti opor ayam, uritan, telur puyuh pindang, hati ampela, ceker, sayap ayam, tahu-tempe bacem hingga kerupuk.

Selain ciri khas tersebut, penyajian sego liwet ini termasuk unik. Karena menggunakan pincuk daun pisang yang membuatnya berbeda dengan kuliner lainnya. Penyajian seperti ini membuat para penikmat kuliner mendapatkan pengalaman dan merasakan sensasi yang berbeda.

Sejarah dan Tradisi Kuliner Nasi Liwet Solo

Sejarah hadirnya nasi liwet Solo ternyata telah melalui perjalanan cukup panjang. Hal ini diungkapkan dalam buku Ensiklopedia Kesukuan di Indonesia, Drs. Alfiandra, M.Si., Mariyani, S.Pd., M.Pd., (2024:66), cara memasak nasi liwet tercatat dalam Serat Centhini (1814-1823) yang kemudian tersebar ke berbagai wilayah Nusantara. Adapun proses memasak nasi liwet tertulis di Serat Centhini tahun 1819.

Selain ada di Serat Centhini yang merupakan karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru, sejarah lainnya mengungkapkan bahwa nasi liwet Solo dipercaya dibuat ketika Pulau Jawa diguncang gempa bumi besar. Jadi, pembuatannya pun dikaitkan dengan tradisi untuk penolak bala saat terjadi bencana yang disertai dengan doa-doa kepada yang Maha Kuasa agar bisa diberi keselamatan.

Dari dua sejarah tersebut, ada satu lagi sejarah yang berkembang di masyarakat terkait awal mula munculnya nasi liwet Solo. Sekitar abad ke-19, nasi liwet ini biasa dimasak oleh masyarakat Desa Menuran untuk disajikan saat acara syukuran dengan tujuan agar yang mengadakan acara bisa mendapatkan keselamatan serta hal-hal baik dalam hidup.

Ternyata kelezatan nasi liwet Solo dari Desa Menuran disukai masyarakat dan dikenal di kalangan istana pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana ke IX (Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada 1861-1893). Hidangan ini pun disajikan di acara-acara besar keraton, misalnya saat Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw.

Sekitar tahun 1934, masyarakat Desa Menuran pun mulai menjual hidangan ala Menuran ini di berbagai wilayah Solo. Kelezatannya pun bisa dinikmati oleh lebih banyak masyarakat.

Memiliki sejarah yang cukup panjang, ternyata sajian ini pun memiliki filosofis yang mendalam. Seperti nasi putihnya adalah simbol hati suci dan bersih, telur melambangkan sumber kehidupan, dan ayam suwir merupakan simbol semangat untuk terus berbagi.

Baca juga: Menikmati 9 Makanan Khas Solo yang Paling Dicari

Rekomendasi Nasi Liwet Solo yang Lezat dan Wajib Dikunjungi

Nasi Liwet Solo: Sejarah dan Tradisi Kuliner

Seperti yang diungkapkan di atas, tidaklah sulit mencari nasi liwet di Kota Solo. Ada banyak penjual yang menjajakannya di pinggir jalan, masuk ke perumahan dengan mengayuh sepeda, pasar hingga warung makan sederhana.

Menikmati seporsi nasi liwet Solo memang lebih asyik dengan cara duduk lesehan sambil menikmati pemandangan kota. Bagi para pencinta kuliner, berikut panduan yang ingin menikmati nasi liwet di kota asalnya.

1. Nasi Liwet Yu Sani

Nasi Liwet Yu Sani adalah salah satu warung makan yang terkenal di Kota Solo. Warung ini memiliki dua cabang yakni di Jl. Veteran dan area Solo Baru. Bukanya setiap hari mulai pukul 5 sore sampai 11 malam.

Warung makan ini terkenal dengan nasi liwet Solo dengan cita rasa gurih, porsinya banyak, dan harga terjangkau. Seporsi sego liwet disajikan dengan areh, sayur labu, dan suwiran ayam. Lauk tambahan pun banyak seperti telur, usus, hati ampela, dan lain-lain. Untuk minumannya ada aneka teh dan jeruk.

Harganya mengikuti lauk yang dipilih. Misalnya, seporsi nasi suwir ayam dibanderol Rp10.000, nasi suwir paha bawah Rp21.000. Untuk minuman mulai dari Rp3.000.

Alamat:  Jl. Veteran, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah dan Ir. Soekarno Nomor 8, Dusun II, Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

2. Nasi Liwet Wongso Lemu (Bu Parmi)

Di daerah Keprabon, ada banyak penjual sajian ini yang berjejeran dan bisa dipilih. Salah satu yang terkenal adalah Nasi Liwet Wongso Lemu. Warung makan ini termasuk legendaris di Kota Solo.

Sama seperti lainnya, Nasi Liwet Wongso Lemu terletak di pinggir jalan. Pengunjung bisa memilih duduk kursi di area luar atau lesehan di bagian dalam. Uniknya, sambil makan, pengunjung akan ditemani oleh para pesinden yang menyanyikan tembang Jawa.

Seporsi nasi liwet di sini rasanya gurih dan sedikit manis serta tidak pedas. Apabila ingin pedas, bisa menambahkan cabai rawit yang sudah direbus.

Untuk harganya, nasi liwet telur ½ dengan suwiran ayam dan paha atas dibanderol Rp35.000. Kalau nasi liwet dengan telur ½ dan suwiran ayam harganya Rp20.000.

Alamat: Jl. Teuku Umar, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

3. Nasi Liwet Mbok MAMI Mbak Kus

Bagi yang ingin berwisata di daerah Laweyan, bisa mampir di Nasi Liwet Mbok MAMI Mbak Kus. Warung makan ini terletak sebelum lampu merah yang mengarah ke Pasar Jongke. Dulunya, warung ini hanya bertempat di depan toko saja dan tidak luas. Kendati tidak luas, pengunjungnya sangat ramai setiap hari.

Akhirnya, warung makan ini pun menempati bangunan yang dijadikan tempat jualannya. Kini, Nasi Liwet Mbok MAMI Mbak Kus memiliki ruang yang lebih lapang.

Seporsi nasi liwet di warung makan ini rasanya gurih dan tidak manis, dicampur sayur labu siam yang sedikit pedas, suwiran ayam, areh, dan putih telur rebus. Untuk lauk tambahan pun cukup banyak. Selain nasi liwet, di sini juga menjual nasi tumpang.

Harga nasi liwet suwir Rp10.000, nasi liwet suwir telur kukus Rp12.000. Untuk harga menu lainnya mengikuti lauk yang dipilih.

Alamat: Jl. Dr. Rajiman No.580, Sondakan, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

4. Nasi Liwet Bu Waris

Ingin mencicipi nasi liwet di pagi hari? Bisa mampir ke Nasi Liwet Bu Waris. Jam bukanya mulai dari pukul 6.00-10.00 WIB, lalu dilanjut sore hari mulai pukul 17.30 WIB.

Lokasi Nasi Liwet Bu Waris ada di pinggir jalan, di depan toko. Jadi untuk menikmatinya dengan cara lesehan dan ada tersedia beberapa kursi plastik. Seporsi nasi liwet di sini dibanderol dengan harga Rp10.000. Selain nasi liwet, ada juga menu lainnya yaitu ketan bubuk juruh.

Alamat: Jl. Yos Sudarso, Jayengan, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

5. Nasi Liwet Pasar Gedhe Bu Sri

Jalan-jalan ke Pasar Gedhe, bisa mampir di Nasi Liwet Pasar Gedhe Bu Sri yang terletak di gedung barat tepatnya di food court lantai 2. Nasi Liwet Bu Sri berada di area tengah, berjejeran dengan lapak kuliner lainnya, sehingga pengunjung bisa memilih mau duduk di bagian mana.

Nasi liwet terasa sangat gurih disajikan dengan perpaduan labu siam, suwiran ayam, dan areh santan kental yang menggugah selera. Untuk harganya nasi liwet suwir dan ½ telur Rp13.000.

Alamat: Gedung Barat, Jl. Jend. Urip Sumoharjo No.Lt 2, Kepatihan Wetan, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.

Baca juga: 7 Kuliner Pasar Gede Solo yang Legendaris

Nasi liwet Solo adalah kuliner ikonik yang tidak boleh dilewatkan saat bertandang ke kota ini. Dengan harga yang relatif terjangkau, pencinta kuliner bisa menikmati seporsi nasi gurih lengkap dengan sayur dan lauknya. Untuk pembayaran, rata-rata masih menerima uang tunai, jadi siapkan uang yang cukup untuk bisa menikmati nasi liwet.

Exit mobile version