JNEWS – Ondel-ondel Betawi adalah sepasang boneka raksasa dengan tinggi sekitar 2,5 meter yang menjadi ikon budaya Betawi dan kerap ditampilkan dalam berbagai pertunjukan rakyat di kota Jakarta. Tak hanya itu saja, boneka yang dibuat berpasangan ini, kerap menghiasi gedung-gedung atau kantor pemerintahan di Jakarta.
Dalam pembuatannya, satu boneka mewakili laki-laki dan yang lainnya mewakili perempuan. Boneka ini terbuat dari anyaman bambu dengan wajah berupa topeng. Boneka ondel-ondel dalam pertunjukkan rakyat biasanya diiringi oleh musik tradisional Betawi seperti tanjidor atau kelompok orkes kampung yang memainkan beberapa alat musik seperti gong, krecek, sukong, bas, kenong kemong, kendang tepak, dan kendang kempul.
Selain menggunakan alat musik tradisional, ada juga seniman yang memadukannya dengan alat musik modern. Menariknya, dalam setiap pementasan ondel-ondel Betawi biasanya diiringi dengan pertunjukan pencak silat Betawi.
Sejarah Ondel-Ondel Betawi, Simbol Pelindung Roh Jahat
Dikutip dari website Kebudayaan Betawi, ada banyak versi berbeda mengenai asal-usul dari ondel-ondel Betawi. Sayangnya, tidak ada informasi pasti tentang siapa pembuatnya dan kapan dibuat.
Lebih lanjut lagi, dari buku Kesenian Nasional 6 Ondel-Ondel karya Kustopo, (hal.10), menurut sejarah ondel-ondel Betawi sudah ada sebelum 1600 Masehi. Bukti ini tercatat dalam sebuah buku perjalanan yang ditulis oleh pedagang dari Inggris, W. Scot.
Dalam buku W. Scot menuliskan bahwa ada sebuah kebudayaan yang unik berbentuk boneka raksasa yang dipertunjukkan oleh masyarakat Sunda Kelapa dalam upacara adat. Pertunjukan boneka raksasa di buku catatan tersebut tidak disebutkan namanya, tapi diyakini jenis boneka ini adalah ondel-ondel.
Catatan lainnya datang dari E. R. Scidmore, seorang wisatawan asal Amerika yang datang ke Jawa dan tinggal cukup lama di Batavia. Dalam bukunya, Java, The Garden of The East, Scidmore menuturkan bahwa ada pertunjukan seni jalanan di Batavia berupa tarian diarak beramai-ramai oleh masyarakat. Seni pertunjukan tersebut sangat unik yaitu boneka raksasa yang menari dengan diiringi musik seadanya. Scidmore pun tidak menjelaskan apa nama boneka raksasa tersebut.
Cerita lain datang dari masyarakat Betawi yang sudah diceritakan secara turun temurun dan dituturkan oleh para sesepuh adat. Ondel-ondel Betawi sudah ada sejak zaman nenek moyang. Di masa lampau, ondel-ondel dibuat untuk keperluan upacara adat yakni upacara tolak bala.
Upacara tolak bala merupakan upacara yang dilakukan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang suatu perkampungan. Upacara ini pun dilakukan karena terjadi satu hal di masa tersebut.
Ceritanya, di sebuah kampung di negeri Sundapura, ada seorang penduduk yang sakit panas tapi tubuhnya menggigil seperti kedinginan. Di tubuhnya muncul bintik kemerahan seperti terkena percikan api. Tak hanya itu saja, ia pun mengigau dengan kata-kata tak sewajarnya.
Awalnya dianggap biasa, tapi lama kelamaan wabah tersebut menyebar ke penduduk lainnya. Setiap pagi, pasti ada penduduk yang terkena penyakit serupa hingga akhirnya hampir seluruh warga kampung mengalami penyakit tersebut.
Di masa itu tidak ada dokter apalagi rumah sakit. Apabila ada yang sakit, maka dukun yang akan mengobati. Namun, ketika terjadi wabah tersebut, dukun pun kebingungan.
Kemudian diceritakan bahwa dukun melakukan meditasi untuk mencari petunjuk mengenai cara penyembuhan penyakit tersebut. Lalu, ia mendapat ilham untuk membuat boneka berbentuk orang-orangan dengan ukuran besar. Konon, orang-orangan tersebut merupakan perwujudan dewa penolong yang akan mengusir roh-roh jahat di kampung.
Penduduk pun membuat orang-orangan tersebut. Dipimpin oleh sang dukun, mereka mengadakan upacara adat lengkap beserta mantra dan sesajen. Ritual tersebut membuahkan hasil. Dalam beberapa hari saja, seluruh warga sembuh dari penyakit tersebut.
Setelah kejadian itu, masyarakat pun meyakini bahwa orang-orangan tersebut merupakan sarana untuk meminta pertolongan kekuatan gaib. Para warga kerap melakukan ritual tersebut setiap musim untuk mengusir roh-roh jahat dan supaya kampungnya dilindungi. Lama kelamaan, upacara tersebut menjadi kebiasaan adat bagi masyarakat Betawi.
Sekarang ini, ondel-ondel Betawi tidak lagi digunakan oleh masyarakat Betawi untuk keperluan ritual. Sebaliknya, ondel-ondel digunakan untuk pertunjukan seni budaya ataupun sebagai simbol masyarakat Betawi. Tampilan wajahnya pun sudah diubah sehingga dulunya bernuansa seram, sekarang menjadi menyenangkan.
Baca juga: Kerak Telor: Kuliner Khas Betawi yang Bertahan di Tengah Modernisasi
Makna Ondel-Ondel Betawi, Bukan Sekadar Boneka Raksasa
Dalam perkembangannya, pengaruh Islam melekat dalam pembuatan kostum ondel-ondel Betawi. Hal ini bisa dilihat pada tangan ondel-ondel pria, tidak selalu berbentuk seperti mahkota tapi menyerupai kopiah. Lalu, selempang dan ikat pinggang berwarna cerah diganti sarung kotak-kotak yang diletakkan di leher (cukin) dan dililitkan di balik pakaian.
Perubahan wajah ondel-ondel Betawi pun dibagi menjadi dua. Untuk laki-laki yang awalnya berwarna merah dengan tujuan menakuti setan atau roh jahat, sedangkan perempuan berwarna putih melambangkan sifat keibuan. Namun, banyak yang meyakini bahwa pemilihan warna merah dan putih mewakili bendera Indonesia.
Supaya lebih menarik, kepala ondel-ondel Betawi pun diberi rambut dengan menggunakan ijuk. Kemudian, ditambahkan hiasan berbagai pernak-pernik.
Ternyata, ondel-ondel Betawi tidak sekadar boneka raksasa biasa. Namun, simbol yang ada memiliki makna mendalam. Berikut makna simbolis dalam ondel-ondel yang dikutip dari website Kebudayaan Kemendikbud.
1. Makna Topeng
Untuk topeng ondel-ondel Betawi laki-laki berwarna merah yang memiliki makna pemberani dan gagah perkasa. Dalam artian seorang laki-laki harus pemberani dan gagah bak jawara.
Sedangkan topeng ondel-ondel perempuan berwarna putih memiliki makna bersih, baik dan suci, artinya seorang perempuan harus bisa menjaga kesuciannya.
2. Kembang Kelapa
Kembang kelapa terletak di atas kepala memiliki makna kekuatan. Pohon kelapa dianggap sebagai pohon dengan akar kuat dan seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan.
3. Nama Ondel-ondel Betawi
Sepasang ondel-ondel memiliki nama. Untuk laki-laki bernama Kobar dan perempuan Borah. Kobar merupakan simbol bahwa seorang manusia yang harus mencari nafkah atau uang di dunia. Sedangkan borah merupakan simbol akhirat, artinya manusia harus selalu ingat kepada Tuhannya dan berperilaku baik.
4. Wujud Ondel-ondel
Adapun wujud ondel-ondel yang agak seram seperti raksasa, bertaring dan memiliki rambut gimbal. Hal tersebut memiliki makna supaya roh jahat takut dengan wajah raksasa yang menyeramkan sehingga tidak mengganggu manusia.
5. Sesajen Pembuatan
Dalam pembuatan biasanya ada sesajen yang merupakan simbol untuk bisa mendapatkan keselamatan dari Tuhan dan leluhur. Di zaman dahulu, pembuat pembuat ondel-ondel harus berpuasa dan membuat sesaji. Dengan tujuan supaya ondel-ondel yang dibuatnya berfungsi dengan baik, kuat, dan memiliki kekuatan magis untuk mengusir roh-roh jahat.
Adapun isi sesajen terdiri dari dupa kemenyan untuk roh leluhur, bunga tujuh rupa yang berarti supaya manusia wangi harum bak bunga dan kopi (pahit dan manis) yang artinya supaya manusia selalu ingat bahwa hidup ini terkadang manis, kadang juga pahit.
6. Selesai Pembuatan
Selesai pembuatan, dilanjutkan dengan syukuran serta tahlilan. Perlengkapan syukuran mulai dari nasi kuning lengkap lauk pauk ikan mas masak dengan pucung (kluwak), kentang gembili, taoge rebus, dan kacang panjang.
Setiap lauk tersebut memiliki makna, seperti ikan mas berarti hati harus seperti emas, kacang panjang artinya supaya panjang umur, taoge merupakan simbol kesuburan dalam bentuk rezeki berlimpah.
7. Upacara Ungukup
Sebelum melaksanakan pertunjukan ondel-ondel Betawi ada upacara ngukup yang dilakukan. Upacara tersebut ditujukan untuk para leluhur agar bisa mengusir roh-roh jahat.
Perlengkapan upacara ini cukup banyak mulai dari beras, telur, rokok lisong, kopi pahit, kopi manis, air putih, kembang tujuh rupa, teh manis dan tawar, kue tujuh macam, rujak tujuh rupa, kemenyan, bubur merah, bubur putih, dan pedupaan yang lengkap dengan isinya.
Baca juga: Rumah Adat Betawi: Sejarah, Arsitektur, dan Ciri Khasnya
Ondel-ondel Betawi yang kerap ditampilkan sebagai seni pertunjukan masyarakat Betawi memiliki sejarah panjang dan makna mendalam di baliknya. Kesenian ini menjadi bukti kekayaan budaya bangsa Indonesia dan patut untuk dilestarikan.