Hal ini disebabkan di akhir kuartal 2020, Indonesia akan memasuki masa teknikal resesi yang menyebabkan akan banyak dari masyarakat yang menahan aktivitas konsumsi. Malahan, ada juga beberapa pihak yang memprediksi kondisi pemulihan berlangsung dalam kurun waktu dua tahun mendatang.
Baca Juga: Mendag Agus Minta PSBB Jakarta Tidak Halangi Jalur Distribusi
“Pertimbangannya adalah pengumuman resesi dan strategi pemerintah meningkatkan aktivitas ekonomi. Kalau tidak dilakukan dengan baik jadi bisa balik seperti PSBB pertama yang minus 60 persen. Kalau melakukan kegiatan meningkatkan ekonomi kami nggak terlalu suffering, tetapi memang enggak akan kembali seperti semula karena aktivitas ekonomi sudah terhambat,” ujarnya seperti mengutip laman Bisnis.com.
Meski berada di bawah tekanan, Kyatmaja mengaku masih tetap mempertahankan karyawan di perusahaannya. Walaupun memang diakui bahwa perusahaan merasa kesulitan dana dalam menambah jumlah pembeli serta menghadirkan inovasi produk berupa tipe kendaraan baru.
“Mau inovasi juga kendaraannya berhenti apa yang diinovasikan? Jadi kita ini lebih fokus ke training. Selama masa pandemi enggak kemana-mana fokusnya kembali ke SDM. Harapannya setelah pandemi angka kerusakan kendaraan dan kecelakaan menurun. Jadi yang saat ini dilakukan adalah investasi di SDM,” imbuhnya.
Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Jadi Kunci Penting Transformasi Ekonomi Nasional