JNEWS – Pernah membayangkan berjalan-jalan di pasar yang penuh dengan ‘harta karun’ masa lalu? Hal tersebut bisa dilakukan di Pasar Triwindu di Solo. Pasar ini terkenal sebagai surganya barang-barang antik dan unik.
Luas pasar ini tidak terlalu besar. Bangunan utamanya terdiri dari dua lantai, lalu di samping kanan dan kiri ada bangunan sebaris saja membentuk huruf U. Pasar ini masih menjadi bagian dari tanah milik Mangkunegaran dan keberadaannya masih kental dengan nilai-nilai budaya lokal, sejarah hingga pariwisata di Kota Solo.
Dikutip dari website Pemerintah Kota Surakarta, Pasar Triwindu Solo dibangun di bagian selatan kompleks Istana Mangkunegaran. Tepatnya ada di sisi timur boulevard yang mengarah ke gapura istana. Jarak dari pasar ini ke istana pun sangat dekat, cukup jalan kaki saja.
Sejarah Pasar Triwindu di Solo
Awal mula pasar ini dibangun pada tahun 1939. Pasar Triwindu dibangun bertepatan dengan 24 tahun Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegaran VII bertahta. Adapun nama Triwindu berarti delapan tahun rangkap tiga juga dipilih untuk memperingati hari bersejarah tersebut.
Sejak dibangun, pasar ini telah berganti wajah beberapa kali. Di awal, pasar ini hanyalah lahan kecil dengan meja-meja untuk jualan sederhana. Beberapa pedagang saja yang menjual kue, pakaian tradisional, majalah atau koran. Seiring berjalan waktu, pasar yang tadinya hanya menjual kebutuhan sehari-hari menjadi pasar barang antik. Tak hanya itu saja, para pedagang pun membangun kios sendiri.
Tepat bulan Juli 2008, pasar ini direvitalisasi mengikuti arsitektur di sekitar kota Solo. Lahan jualan yang awalnya hanya satu lantai, dibangun bertingkat oleh Pemerintah Kota Solo. Tentunya ini sangat melegakan bagi para pedagang, mereka tidak perlu lagi berimpit-impitan untuk berjualan. Kini, mereka memiliki tempat lebih luas dan nyaman untuk menata jualan-jualannya.
Setelah mengalami peremajaan, nama pasar pun sempat berubah menjadi Pasar Windujenar. Namun, akhirnya di tahun 2011, pasar ini kembali ke nama awal yakni Triwindu karena sarat akan makna saat awal dibangun.
Bagi para pedagang di sana, pasar ini sudah seperti rumah sendiri. Sangat jarang menemui pedagang yang datang dan pergi. Kebanyakan dari mereka mewariskan tempat berjualan di Pasar Triwindu ke anak dan cucu, yang kemudian mengambil alih bisnis barang antik milik keluarga.
Baca juga: 7 Kuliner Pasar Gede Solo yang Legendaris
Daya Tarik Pasar Triwindu Solo
Pasar Triwindu kian bersolek dan ramai dari waktu ke waktu. Apalagi beberapa tahun belakangan ini, pemerintah sangat menggenjot sektor pariwisata dan melakukan peremajaan di berbagai sudut kota termasuk area sekitar Pura Mangkunegaran.
Kini, area sekitar pasar ini sangat instagramable dan estetik. Ada banyak tempat duduk dengan ukiran klasik, lampu-lampu yang kental nuansa Jawa, ada mural dan muncul beragam event menarik setiap bulan.
Perkembangan pariwisata Solo yang kian berkembang pesat memberikan dampak positif di Pasar Triwindu. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pengunjung yang ramai mengunjungi pasar. Ada yang berbelanja, ada yang membuat konten dan ada pula sekadar berjalan-jalan melihat berbagai barang-barang antik dari masa ke masa.
Bagi yang penasaran, apa saja daya tarik Pasar Triwindu, berikut ulasan singkatnya.
1. Arsitektur Bangunan
Arsitektur bangunan pasar ini masih mempertahankan nuansa tradisional Jawa yang kental. Tak hanya itu saja, kebersihan di pasar ini pun terjaga sehingga membuat nyaman bagi para pengunjung.
2. Spot Foto Instagramable
Selasar Pasar Triwindu itu seperti lorong waktu. Di kiri-kanan banyak barang-barang antik yang digantung atau dipajang. Tentunya ini menjadi spot foto yang instagramable. Namun, untuk memotret di dalam pasar pastikan meminta izin terlebih dulu.
3. Ragam Koleksi Antik dan Unik
Sebagian besar barang-barang yang dijual di Pasar Triwindu memiliki nilai sejarah tinggi dan menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Berikut ini beberapa koleksi yang dijual dan bisa dijadikan referensi sebelum membeli.
- Busana tradisional: Pasar Triwindu terkenal sebagai hidden gem untuk kebaya tradisional. Tidak sekadar menyimpan nilai sejarah, tapi kebaya di tempat ini menawarkan pilihan gaya yang unik untuk pencinta fesyen. Keunikannya tampak di motif dan warna yang sulit ditemui di tempat lain. Selain kebaya, ada juga dijual kain jarik, selendang, dan blangkon.
- Peralatan rumah tangga: Di pasar ini ada banyak penjual yang menjual gelas dan sendok dari bahan kuningan vintage. Ada juga jam dinding klasik, lampu gantung ukiran indah, lampu minyak, TV tabung jadul, radio kotak kuno hingga cermin dengan ukiran vintage.
- Aksesori: Tidak sulit menemukan ragam aksesori khas Jawa dari bahan kuningan di sini, lalu ada juga cincin, topeng warna-warni, keris, koper jadul, dan lain-lain.
- Dekorasi atau barang seni: Bagi pencinta seni, tempat ini seperti surga! Ada banyak patung, guci klasik, lukisan hingga hiasan berupa ukiran kayu dengan nuansa tradisional dijual lengkap di sini.
- Furnitur: Ada lemari kayu, kursi besi, kursi kayu, meja ukiran, dan furnitur lainnya yang memiliki nilai estetik tinggi tersedia di sini.
Untuk harga tentunya bervariasi mengikuti barang dijual. Apa bisa ditawar? Bisa, lakukan negosiasi terbaik untuk membawa pulang barang yang diinginkan.
4. Sarana Edukasi
Berbelanja di Pasar Triwindu bisa menambah wawasan. Hal ini didapatkan dari interaksi penjual dengan pembeli. Para penjual di pasar ini sangat ramah dan berpengetahuan luas tentang sejarah maupun barang-barang yang dijual. Jadi, pengunjung bisa mendapatkan informasi tentang suatu barang dan saran berbelanja sesuai anggaran.
5. Event di Sekitar Pasar Triwindu
Ada beberapa event yang kerap diadakan di sekitar Pasar Triwindu. Mulai dari Ngarsopuro Night Market yang rutin diadakan dua hari setiap minggu. Ngarsopuro Night Market diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu mulai pukul 18.00 atau jam 6 sore. Di sepanjang jalan Ngarsopuro dibangun tenda-tenda berwarna putih dengan penjual yang menjajakan beragam barang, mulai dari kuliner, aksesori hingga fesyen.
Satu lagi event rutin setiap bulan yaitu Solo Art Market. Event ini adalah ruang seni antar seniman dengan pembeli karya seni. Biasanya event ini diadakan setiap hari Minggu 1 dan 3 setiap bulan mulai pukul 09.00-17.00 WIB.
Setelah puas berkeliling Pasar Triwindu, pengunjung bisa mampir untuk sekadar bersantai di beberapa restoran, kafe, dan wedangan yang ada di sekitarnya.
Lokasi dari Pasar Triwindu ada di Jl. Diponegoro, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta. Buka setiap hari dengan jam operasional mulai pukul 09.00 pagi sampai 16.00.
Baca juga: Batik Solo: Sejarah dan Tempat Terbaik untuk Membelinya
Di Pasar Triwindu, pengunjung seolah masuk ke lorong waktu karena seluruh bangunannya menjual barang-barang antik dari masa ke masa. Terkadang muncul rasa nostalgia melihat berbagai barang dari masa lampau yang dipajang maupun digantung di tiap toko. Tempat ini wajib dikunjungi apabila liburan ke Kota Solo.