Kebijakan lain yang dilakukan pemerintah melalui KemenkopUKM antara lain memfasilitasi standarisasi global, pelibatan BUMN sebagai off taker, on boarding digitalisasi KUKM, fasilitasi promosi baik di dalam maupun luar negeri, hingga menjadikan SMESCO sebagai center of excellence.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya edukasi dan promosi bagi UMKM untuk menciptakan pasar di negara-negara Eropa,” katanya mewakili Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Victoria menjelaskan sampai saat ini, terdapat lebih dari 64 juta unit UMKM yang berkontribusi 97 persen terhadap total tenaga kerja dan 60 persen PDB nasional. Angka ini menunjukan peran UMKM yang sangat besar bagi perekonomian nasional.
Sayangnya, angka tersebut tidak dibarengi dengan kontribusi positif dari segi ekspor UKM yang masih berkisar 14 persen. Karena itu, dia menilai perlu adanya peningkatan agar roda bisnis dan perekonomian bisa tumbuh.
Berdasarkan data BPS tahun 2019, ekspor Indonesia ke negara – negara Uni Eropa senilai US$ 14,6 milyar, masih cukup rendah dibandingkan dengan negara–negara APEC (US$ 122 milyar), ASEAN (US$ 41,4 milyar), dan NAFTA (US$19,6 milyar).
BACA JUGA : Jualan Pisang Beku Doang, Pisang Goreng Shamiya Bisa Raih Omzet Ratusan Juta
Ekspor Indonesia Uni Eropa terbesar ke Belanda dengan nilai US$ 3,20 milyar, Jerman US$ 2,4 milyar, Italia US$ 1,74 milyar, Spanyol US$ 1,59 milyar, Inggris US$ 1,35 milyar, Perancis US$ 1,01 milyar, dan Belgia US$ 1,07 milyar.