Peluang Emas, Kemekop Dorong UKM Masuk Pasar Ekspor Eropa

MENTERI KOPERASI DAN UKM TETEN MASDUKI/ Dok. http://www.depkop.go.id/

UKM Diminta Ekspor ke Eropa – Kementerian Koperasi dan UKM mendorong para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk mempromosikan dan memasarkan produknya ke manca negara. Hal lantaran terbukanya peluang ekspor ke pasar Eropa yang diklaim semakin terbuka pasca pandemi Covid-19.

Victoria br Simanungkalit, Deputi bidang Produksi dan Pemasaran KemenkopUKM, menjelaskan diperlukan kerja sama dari berbagi pihak UKM untuk meningkatkan nilai ekspor UKM ke Eropa dari berbagai pihak agar UKM tak hanya bisa bertahan tapi juga meningkatkan kualitas.

“Dengan demikian, sehingga dapat bersaing di pasar global khususnya di pasar Eropa, terutama di masa pandemi Covid-19 ini yang membuat UMKM menjadi salah satu yang paling terdampak,” kata Victoria dalam keterangan resminya yang disampaikan dalam Seminar Online Peluang Bisnis Pasca-COVID-19, Peluang Ekspor ke Eropa, oleh Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD DIY secara virtual.

Menurut Victoria, pintu-pintu untuk ekspor produk UKM ke berbagai negara saat ini makin terbuka lebar, contoh seperti yang pihaknya lakukan dengan memberikan dukungan untuk UKM di Bangka- Belitung yang mengekspor Lidi Nipah ke Nepal, PLB e-Commerce Marunda yang mengirim 500 produk UKM ke PBL E-Commerce Ningbo di Tiongkok, serta dukungan kepada Sekolah Ekspor di SMESCO.

BACA JUGA : Bosan ke Borobudur? Cobain 5 Wisata Yogyakarta Ini!

Kebijakan lain yang dilakukan pemerintah melalui KemenkopUKM antara lain memfasilitasi standarisasi global, pelibatan BUMN sebagai off taker, on boarding digitalisasi KUKM, fasilitasi promosi baik di dalam maupun luar negeri, hingga menjadikan SMESCO sebagai center of excellence.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya edukasi dan promosi bagi UMKM untuk menciptakan pasar di negara-negara Eropa,” katanya mewakili Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

MENTERI KOPERASI DAN UKM TETEN MASDUKI/ Dok. http://www.depkop.go.id/

Victoria menjelaskan sampai saat ini, terdapat lebih dari 64 juta unit UMKM yang berkontribusi 97 persen terhadap total tenaga kerja dan 60 persen PDB nasional. Angka ini menunjukan peran UMKM yang sangat besar bagi perekonomian nasional.

Sayangnya, angka tersebut tidak dibarengi dengan kontribusi positif dari segi ekspor UKM yang masih berkisar 14 persen. Karena itu, dia menilai perlu adanya peningkatan agar roda bisnis dan perekonomian bisa tumbuh.

Berdasarkan data BPS tahun 2019, ekspor Indonesia ke negara – negara Uni Eropa senilai US$ 14,6 milyar, masih cukup rendah dibandingkan dengan negara–negara APEC (US$ 122 milyar), ASEAN (US$ 41,4 milyar), dan NAFTA (US$19,6 milyar).

BACA JUGA : Jualan Pisang Beku Doang, Pisang Goreng Shamiya Bisa Raih Omzet Ratusan Juta

Ekspor Indonesia Uni Eropa terbesar ke Belanda dengan nilai US$ 3,20 milyar, Jerman US$ 2,4 milyar, Italia US$ 1,74 milyar, Spanyol US$ 1,59 milyar, Inggris US$ 1,35 milyar, Perancis US$ 1,01 milyar, dan Belgia US$ 1,07 milyar.

Kiat Ekspor

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI)/Wakil Kepala Perwakilan RI di Brussel, Belgia, Sulaiman Syarif dalam kesempatan yang sama memberikan beberapa kiat penting bagi pelaku UKM di Tanah Air yang akan melakukan ekspor ke Eropa.

Menurut Sulaiman, UKM harus bisa menetapkan harga yang pasti, konsisten, dan juga transparan. Selain itu, UKM harus mampu menjaga konsistensi kualitas produk, kontinyuitas volume dan produksi, serta representatif/kontak yang mudah untuk dihubungi.

“UKM juga harus memperhatikan terkait preferensi konsumen Uni Eropa untuk sustainability, fair trade, dan ethical trade,” kata Sulaiman.

Exit mobile version