Ia juga berkisah, bagaimana saat itu paket kiriman di-packing menggunakan kayu-kayu bekas palet buah dari supermarket Gelael. “Saya sering dulu bareng Pak Chandra dan Pak Johari Zein mengantarkan barang sekaligus pickup kiriman menggunakan mobil Daihatsu Zebra jenis lama,” ujarnya.
Menurut Taklani, kenapa JNE bisa maju? Karena dari awal didirikan bermodal kejujuran, kerja keras dan rasa tanggung jawab terhadap semua paket yang ada agar customer percaya dengan JNE.
“Tahun 1993, yang awalnya berkantor di Slipi, kemudian pindah ke Tomang, karena tempat lama sudah tidak bisa lagi menampung paket kiriman. Dan sejak itulah JNE mulai berkembang dengan merekrut banyak karyawan,” kenangnya.
Baca juga : JNE Raih Penghargaan dalam Baznas Award yang Kedua Kalinya
“Dari awal bekerja di JNE, tidak terbesit dari dulu untuk pindah ke perusahaan lain. Saya juga merasa bangga, perusahaan saya mencari nafkah ini selalu berbagi kepada anak yatim dan kaum dhuafa”, ucap Taklani sambil terharu.
“Berbagi kepada anak yatim dan fakir miskin sudah dari dulu ketika perusahaan baru berdiri sudah dilakukan, ternyata membawa keberkahan sehingga JNE maju dan berkembang seperti sekarang ini, di mana tadinya hanya 8 orang karyawan kini sudah puluhan ribu karyawannya,” tutur Taklani dengan nada bangga, berbincang dengan JNEWS, Sabtu (9/1/2021).
Sementara itu, I Putu Sartika yang bekerja selama 30 tahun di JNE mengatakan, “Saya bangga berkerja di JNE. Sejak bergabung Februari 1990, yang saat itu diajak oleh Pak H. Soelasmo, saya langsung betah dan merasa nyaman. Apalagi ketika itu saya bekerja dan diajari langsung oleh almarhum Pak H. Soeprapto Suparno”.