Peluncuran kampanye gerakan ‘Bikin Dapur Ngebul’ berlangsung secara online dan offline dari kawasan Kampung Salo, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (14/10/2021). Acara ini dihadiri CEO FOI Muhammad Hendro Utomo, Ketua Yayasan Lumbung Pangan Indonesia Wida Saptarina dan Direktur Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan KKP Mahmud serta Chef Alvin.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir secara online, Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Eni Harmayani dan Ahmad Sulaeman selaku Ketua Dewan Pakar YLPI dan Duta Memerangi Kelaparan Pada Anak.
Dalam kampanye yang bertemakan ‘Ikan Untuk Anak’ ini diikuti puluhan relawan FOI yang berasal dari warga Kampung Salo. Para relawan yang mayoritasnya adalah ibu-ibu tersebut ikut langsung ‘Demo Masak Kreatif Olahan Ikan’ bersama Chef Alvin.
Feriadi menyatakan, bahwa program semacam ini adalah program yang bagus sehingga JNE memberikan dukungan, karena JNE ingin membarikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. “JNE akan menginjak usia 31 tahun, di mana tahun ini bertemakan ‘Maju Indonesia’. Sejak lahir JNE selalu ingin berbagi, menyantuni dan menyayangi anak yatim, fakir miskin dan masyarakat tidak mampu lainnya. Ini sesuai dengan tagline JNE yakni Connecting Happiness atau menghubungkan kebahagiaan,” ujarnya.
Baca juga : Aksi Nyata JNE Bersama Irfan Hakim untuk Para Penghafal Al Quran
JNE sebagai perusahaan nasional ingin menjadi perusahaan rantai pasok global, dengan memberikan palayanan terbaik kepada pelanggan secara konsisten dan terbuka berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan FOI.
“JNE akan terus mendukung gerakan ‘Bikin Dapur Ngebul’ karena di dalamnya ada memerangi masalah stunting (kekurangan gizi). Jaringan JNE yang sekarang lebih dari 8 ribu di seluruh Indonesia ingin menjadi ekosistem yang baik, yang selalu memberikan banyak manfaat kepada masyarakat,” tandas M. Feriadi.
Sementara itu Muhammad Hendro, mengaku bangga atas dukungan dari JNE terhadap gerakan ini. “Kita berkampanye agar ibu-ibu kembali ke dapur memasak makanan, memasak ikan untuk keluarga dan anak-anaknya. Kenapa ikan? Karena ikan tinggi protein dan sangat melimpah. Ini sebagai upaya memerangi stunting anak-anak yang merupakan persoalan bersama,” ujar Muhammad Hendro, saat ditemui JNEWS di sela-sela acara.
Implementasi gerakan ini ada dua bagian, yakni kampanye melalui media agar ibu-ibu kembali ke dapur, dan kemudian mendorong hadirnya dapur- dapur komunitas, di mana masaknya secara gotong royong dan hasilnya untuk saling berbagi.
Baca juga : 5 Makanan Khas Indonesia yang Terkenal Sampai Luar Negeri
Tidak cukup sampai di situ, menurut Hendro, pihaknya mendorong ibu-ibu dan komunitas untuk menanam sayur-sayuran dan memelihara ikan di lingkungannya, sehingga nanti hasilnya bisa dimasak bersama dan berbagi dengan yang lainnya.
Direktur Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan KKP Mahmud, juga mengapresiasi atas gerakan yang didukung penuh oleh JNE ini. “Kalau masyarakatnya mau diajak kreatif, berkolaborasi dengan KKP, FOI dan juga JNE, sehingga ada kebun-kebun pangan, ada ternak ikan seperti lele dan nila, itu akan membawa berkah, sehingga stunting anak tidak akan ada lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut Mahmud mengatakan bahwa peran JNE terhadap perikanan Indonesia, juga cukup besar di mana banyak produk hasil olahan perikan yang dikirim menggunakan jasa JNE selama ini. “Saya percaya produk hasil olahan baik hasil tangkapan nelayan atau hasil ternak masyarakat bisa dikirim menggunakan JNE,” pungkasnya.*
Baca juga : Berkat SNI, Sepeda Garapan Lokal Tembus Pasar Global