Menjelajahi Perpustakaan Nasional, Tempat Belajar dan Nongkrong Paling Adem di Jakarta

Sumber: Jakarta Smart City

JNEWS – Di tengah gempuran kemudahan akses digital dan banyaknya buku elektronik yang beredar, kehadiran perpustakaan seolah terlupakan. Padahal, Indonesia memiliki banyak perpustakaan dengan koleksi buku lengkap dan fasilitas memadai, seperti Perpustakaan Nasional.

Menghadapi perubahan zaman, Perpusnas pun berbenah. Ada banyak fasilitas dan layanan yang ditingkatkan untuk beradaptasi dengan kecanggihan teknologi. Seperti layanan buku digital, ada ruang audiovisual, ruang internet hingga ruangan dibikin senyaman mungkin dengan menempatkan bantal-bantal agar pengunjung betah membaca.

Menilik Sejarah Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional disebut sebagai perpustakaan tertinggi di dunia. Ya, bangunan perpustakaan ini berdiri tegak setinggi 24 lantai dan memiliki 3 basement.

Adapun sejarah berdirinya Perpusnas ini memiliki keterkaitan erat dengan Museum Nasional. Sebagian besar koleksi buku dan juga terbitan langka di Perpusnas dahulunya adalah koleksi hibah dari Perpustakaan Museum Nasional yang di masa lampau bernama Lembaga Kebudayaan Indonesia.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia diresmikan tanggal 17 Mei 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Daoed Joesoef.

Peresmian Perpusnas merupakan langkah awal pemerintah dalam membangun pusat informasi nasional yang terintegrasi. Selain itu juga, kehadiran Perpusnas menjadi perwujudan penerapan dan pengembangan sistem nasional perpustakaan secara menyeluruh dan terpadu.

Kedudukan dari Perpusnas masih berada di dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setingkat eselon II di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, dan badan ini merupakan hasil integrasi dari empat perpustakaan besar di Jakarta.

Adapun keempat perpustakaan di bawah Ditjen Kebudayaan yaitu:

Integrasi menyeluruh secara fisik baru dilakukan pada Januari 1981. Tapi, hingga tahun 1987, Perpusnas masih berlokasi di tiga tempat berbeda yakni di Museum Nasional, Museum Naskah Proklamasi, dan Perpustakaan SPS.

Adalah Alm. Ibu Tien Soeharto melalui Yayasan Harapan Kita, membuat Perpustakaan Nasional mendapatkan sumbangan tanah seluas 16.000 m². Tanah tersebut meliputi gedung baru berlantai 9 dan bangunan yang tengah direnovasi.

Adapun bangunan yang direnovasi menjadi gedung utama untuk kantor pimpinan dan sekretariat adalah lahan lokasi Koning Willem III School (Kawedri). Lalu, gedung samping berlantai sembilan digunakan sebagai perpustakaan.

Pada awal tahun 1987, pengerjaan gedung baru dan renovasi akhirnya rampung. Perpustakaan Nasional pun memiliki gedung baru yang mampu menyatukan seluruh kegiatan di satu atap yang sebelumnya berpencar di beberapa tempat.

Gedung yang baru dibuka untuk umum pada tanggal 11 Maret 1989, tepatnya di ulang tahun Perpusnas ke-9. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti marmer oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien.

Baca juga: 10 Perpustakaan Terbaik di Dunia yang Wajib Dikunjungi

Layanan dan Fasilitas Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional Tempat Belajar dan Nongkrong
Sumber: Jakarta Tourism

Perpusnas masih menjadi tempat favorit bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk mendapatkan informasi, ruang belajar sekaligus bisa berfungsi sebagai tempat nongkrong.

Gedung berlantai 24 ini siap menyambut pengunjung dengan bagian depan yang luas dan plang bertuliskan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam lima bahasa yakni bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Mandarin, dan Prancis.

Memasuki lantai 1 yang merupakan Lobby Hall & Display, pengunjung akan dibuat takjub dengan rak buku raksasa berjejer rapi dan peta Indonesia di bagian atas. Setiap lantai ternyata memiliki fungsi berbeda dan begitu juga dengan koleksi bukunya.

Berikut ini beragam fasilitas, layanan hingga koleksi yang menjadi daya tarik dari Perpustakaan Nasional.

1. Koleksi

Dikutip dari laman resmi Perpustakaan Nasional, koleksi Perpusnas hingga akhir tahun 2022, sebanyak 7.774.375 eksemplar. Dengan rincian, 2.890.859 eksemplar koleksi deposit dan 4.883.516 eksemplar koleksi layanan.

Sedangkan untuk koleksi buku digital dalam iPusnas tahun 2019, total ada 43.396 judul dengan total copy sebanyak 508.500 eksemplar. Masih di tahun sama, total peminjaman buku sebanyak 3.706.452 copy. Bahkan antrean buku di iPusnas menembus angka 200.886.

Koleksi lain yang ada di Perpusnas adalah koleksi langka. Koleksi ini tidak terbatas pada buku tapi juga surat kabar, mikrofilm, rekaman, dan lain-lain. Adapun jumlah koleksi langka yaitu 78 surat kabar, 1281 jilid mikrofilm, 10.234 keping film, peta 36.782 eksemplar, 8.584 rekaman suara, koleksi varia berisi gambar-gambar arsitektur di Indonesia sebanyak 1.109.

Untuk koleksi langka juga tersedia dalam bentuk digital dengan jumlah mencapai 68.033 konten.

2. Layanan dan Fasilitas Tiap Lantai

Memiliki 24 lantai, Perpustakaan Nasional memberikan berbagai layanan yang dibagi berdasarkan lantai. Berikut penjelasannya.

Lantai 2: Layanan Keanggotaan dan Informasi

Apabila di lantai 1 adalah lobby, naik ke lantai berikutnya pengunjung akan menemukan lantai 2 khusus informasi perpustakaan dan layanan keanggotaan. Jadi, untuk bisa menikmati seluruh layanan yang ada di Perpusnas, pengunjung harus menjadi anggota resmi.

Untuk menjadi anggota Perpusnas tidak ada batasan usia. Pendaftaran dilakukan secara online, lalu mengambil nomor antrean untuk mencetak kartu.

Lantai 4: Area Kantin

Tidak boleh makan di area membaca dan lainnya, jadi bagi yang ingin makan tersedia kantin yang berada di lantai 4.

Lantai 6: Musala

Di lantai 6 ada musala khusus bagi umat muslim menjalankan salat.

Lantai 7: Area Anak, Lansia, dan Penyandang Disabilitas

Lantai 7 adalah area khusus anak, lansia dan juga penyandang disabilitas. Di area ini tersedia beragam bacaan untuk anak-anak mulai dari komik, majalah hingga buku-buku lainnya.

Untuk area lansia dan penyandang disabilitas, ada audio book, novel-novel dengan huruf Braille. Koleksinya cukup lengkap dan sangat menarik.

Lantai 8: Koleksi Audio Visual

Belum pernah mendengarkan lagu dari piring hitam zaman dahulu? Tenang, di Perpusnas pengunjung  bisa menikmatinya di lantai 8.

Tak sekadar menyediakan koleksi buku, Perpusnas juga memanjakan pengunjung dengan koleksi audio visual yang beragam. Sebut saja lagu dari Taylor Swift, Arctic Monkeys juga tersedia di sini. Piringan hitam lagu One Direction pun ada.

Tak berhenti sampai di situ saja, penikmat film bisa menyaksikan beragam film menarik dengan memutarnya di komputer yang tersedia.

Lantai 19: Layanan Multimedia Berbasis Internet

Ingin bekerja tenang tanpa ada gangguan? Silakan mengunjungi lantai 19 yang merupakan Layanan Multimedia Berbasis Internet.

Lantai ini sungguh nyaman. Perpustakaan Nasional menyediakan karpet dan meja agar pengunjung bisa duduk lesehan untuk bekerja. Ada juga area lesehan dengan sofa empuk. Pengunjung bisa mengakses internet gratis di tempat ini.

Lantai 21-22: Layanan Koleksi Monograf Terbuka

Naik lagi ke lantai 21 dan 22 ada Layanan Koleksi Monograf Terbuka. Pengunjung pun dimanjakan dengan fasilitas kursi, meja serta bean bag untuk duduk bersantai sambil membaca. Koleksi bacaan di lantai ini pun beragam.

Lantai 24: Layanan Koleksi Budaya Nusantara & Eksekutif Lounge

Di lantai paling akhir yakni lantai 24, pengunjung bisa menikmati Layanan Koleksi Budaya Nusantara & Eksekutif Lounge. Pengunjung bisa menyaksikan beragam koleksi budaya dari seluruh Indonesia dari masa ke masa.

Kehadiran Eksekutif Lounge bisa dipilih bagi yang ingin bersantai sambil menikmati pemandangan Jakarta dari ketinggian. Berada di tempat ini, pengunjung bisa melihat dengan jelas tugu Monas yang megah dan pemandangan laut Jakarta.

3. Akses Gratis

Salah satu keunggulan Perpusnas adalah akses gratis untuk semua pengunjung. Namun, seperti yang sudah dijelaskan di atas, untuk bisa menikmati seluruh layanan dan fasilitas, pengunjung harus mendaftar keanggotaan terlebih dahulu.

Panduan Kunjungan ke Perpustakaan Nasional

1. Lokasi

Perpustakaan Nasional beralamat di Jl. Salemba Raya, no.28A. Lokasinya sangat strategis dan bisa diakses dengan berbagai moda transportasi umum.

2. Jam Operasional

Adapun jam operasional Perpusnas yaitu:

Waktu buka yang cukup panjang tersebut menjadi kelebihan dari Perpusnas. Lamanya waktu buka memberikan fleksibilitas bagi pengunjung untuk datang tanpa perlu terburu-buru.

Namun perlu diketahui, tidak semua layanan yang dibuka sampai malam. Berikut layanan-layanan yang bisa diakses oleh pengunjung hingga malam, yaitu:

Sedangkan di akhir pekan, semua layanan buka kecuali koleksi PBB (lantai 3), fotokopi (lantai 3) dan koleksi koran lama (lantai 7C).

Baca juga: 30 Kutipan Buku Fiksi Terkenal dan Inspiratif yang Meninggalkan Jejak di Hati

Perpustakaan Nasional jadi salah satu tempat belajar paling lengkap di Indonesia. Koleksinya beragam, ruangannya nyaman, dan fasilitasnya cukup menunjang buat siapa pun yang ingin menambah wawasan.

Exit mobile version