Buat kamu yang baru meniti karir, memiliki pendapatan sendiri dan bisa bisa hidup mandiri adalah satu pencapaian yang membanggakan. Namun, hati-hati, jika tidak diimbangi dengan pengelolaan finansial yang bijak, salah-salah malah timbuh masalah jangka panjang.
CEO & Principal Consultant ZAP Finance Prita Ghozie menyarankan buat kamu yang baru mulai kerja atau first jobber untuk melakukan perencanaan keuangan sedini mungkin.
Baca juga: 5 Aplikasi Bisnis Tanpa Modal untuk Pengembangan Bisnis UMKM
Bersama ShopeePay, Prita membagikan empat financial hacks untuk diterapkan oleh profesional muda, khususnya first jobber yang hendak memulai perencanaan keuangan dengan mudah dan nyaman.
Tiga kategori utama sebagai dasar alokasi rekening
Rekening living, saving, dan playing menjadi tiga kategori utama yang bisa diandalkan sebagai panduan dasar memisahkan rekening pribadi. Cara ini cocok untuk para profesional muda yang belum melakukan budgeting secara rinci, karena kategori dikelompokkan secara sederhana.
“Penghasilan bulanan dapat dialokasikan dengan skema 50 persen ke dalam rekening living untuk kebutuhan esensial harian seperti makan, keperluan rumah atau kost, dan transportasi. Setelah itu, 30 persen disisihkan dalam rekening saving yang bisa berupa tabungan, dana darurat, dan investasi. Sedangkan, 20 persen sisanya bisa dialokasikan dalam rekening playing untuk memenuhi kebutuhan hiburan yang tentu tak kalah penting,” ujar Prita.
Baca juga: Inovasi Terbaru, KoinWorks Neo Bantu UKM Kelola Finansial
Prita menambahkan, kini masyarakat semakin mudah untuk memanfaatkan layanan pembayaran digital, termasuk dalam memenuhi kebutuhan transfer alokasi rekening.
Salah satunya adalah melalui layanan transfer dari ShopeePay yang bisa digunakan untuk Transfer Ke Mana Pun. Dengan komitmen menghadirkan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi, ShopeePay menawarkan fitur dan layanan transfer kepada sesama pengguna ShopeePay dan ke rekening bank dengan keuntungan bebas biaya admin dan tanpa batas kuota transfer setiap harinya.
Sehingga, tak hanya praktis, tetapi alokasi pendapatan ke rekening yang berbeda-beda menjadi semakin ekonomis.
Tanamkan mindset ‘start small, start now’ dalam berinvestasi
Berinvestasi membuka peluang bagi para first jobber untuk menambah nilai serta jumlah aset yang dimiliki. Tak perlu khawatir, instrumen investasi kini hadir dengan makin beragam, seperti saham, reksa dana, emas, dan masih banyak lagi.
Banyaknya pilihan investasi bisa membuat para first jobber yang belum familier menjadi ragu untuk memulai. Mengatasi kendala tersebut, first jobber sebaiknya fokus pada proses belajar dan memantapkan hati untuk berani memulai.
Sebagai langkah awal, mulailah dengan membandingkan risiko antarinstrumen investasi yang sesuai dengan kemampuan finansial.
“Saat ini, membeli produk investasi sudah semakin mudah. Dengan modal dana mulai dari puluhan ribu rupiah saja, first jobber bisa mulai berinvestasi. Selain itu, akses untuk belajar agar lebih memahami risiko juga makin terbuka. Mulai dari kehadiran berbagai platform online, hingga manajer investasi yang bisa membantu mengelola aset kita. Terlepas dari pilihan instrumen dan jumlah nominalnya, yang terpenting adalah berani memulai terlebih dahulu.” tambah Prita.
Tetapkan tujuan finansial jangka pendek dan panjang
Tujuan finansial kerap diasosiasikan dengan jumlah nominal harta yang ingin dimiliki. Padahal, tujuan finansial turut melibatkan tujuan hidup yang dikehendaki serta kapan mau dicapai. Sebagai first jobber, penting untuk menentukan tujuan ini agar keputusan finansial tetap terkontrol.
Tujuan dalam waktu dekat bisa dikategorikan sebagai jangka pendek, seperti wish list barang yang ingin dibeli, hingga dana liburan. Sedangkan tujuan jangka panjang bisa berupa impian-impian seperti membangun rumah, mengumpulkan modal bisnis, atau bahkan rencana pensiun di hari tua.
“Mulailah mengevaluasi kondisi finansial yang dimiliki seperti jumlah tabungan, dana darurat, utang, dan penghasilan. Setelah itu, tujuan finansial bisa ditentukan sesuai kebutuhan dan keinginan. Sehingga, strategi bisa disusun dengan memperhitungkan tujuan dan kondisi terkini,” tambah Prita.
Baca juga: Al Ghazali Umbar 3 Kebiasaannya Pakai Smartphone, Apa Saja?
Bangun kebiasaan finansial dengan memanfaatkan teknologi
Kehadiran teknologi dapat membuat realisasi perencanaan keuangan semakin mudah dan terstruktur. Segala kebutuhan finansial bisa dipenuhi melalui segenggam smartphone yang tak terbatas oleh jarak dan waktu.
Mulai dari aplikasi investasi, layanan pembayaran digital dengan fitur dan kampanyenya, hingga transaksi sesederhana mentransfer uang telah menjadi gaya hidup sehari-hari yang memanfaatkan teknologi.
Menurut Prita, membuat sistem otomatis berbasis teknologi bisa menjadi trik efektif bagi para profesional muda. Misalnya, membuat to-do-list dan reminder transfer ke rekening tabungan setiap waktu gajian tiba untuk membangun rutinitas finansial yang semakin teratur dan disiplin.