JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Mengenal Rumah Adat Tongkonan: Ikon Arsitektur Toraja di Sulawesi Selatan

by Penulis Konten
19 June 2024
rumah adat sulawesi selatan
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Salah satu jenis rumah adat Sulawesi Selatan adalah rumah adat Tongkonan. Bentuknya rumah panggung persegi panjang dengan atap yang menyerupai perahu, meski sering kali diidentikkan dengan tanduk kerbau.

Menurut informasi yang ada di situs Jadesta Kemeparekraf, rumah adat Tongkonan milik suku Toraja ini dibuat dari kayu yang bisa bertahan hingga 100 tahun. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan paku, dan atapnya dibuat dari bambu. Biaya pembangunannya dapat mencapai Rp500.000.000. Saat ini, rumah adat Sulawesi Selatan ini menjadi simbol bagi keluarga besar keturunan pemiliknya.

Mengenal Lebih Dekat Rumah Adat Sulawesi Selatan: Rumah Adat Tongkonan

rumah adat sulawesi selatan

Rumah adat Tongkonan merupakan rumah adat suku Toraja, Sulawesi Selatan, dan berhubungan dengan filosofi Aluk Todolo. Rumah ini menjadi simbol martabat keluarga Toraja, sehingga pembangunannya dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Desain, posisi, dan tiang-tiang rumah adat ini memiliki nilai serta arti yang berbeda-beda. Posisi rumah menghadap ke utara, yang melambangkan lokasi Puang Matua Yang Mahakuasa.

Saat ini, rumah adat Tongkonan jarang digunakan sebagai tempat tinggal karena masyarakat lebih memilih membangun rumah biasa. Rumah adat ini sekarang lebih sering difungsikan sebagai pusat budaya masyarakat Toraja.

Meski demikian, tetap ada satu desa adat yang mempertahankan rumah tongkonan ini, yakni di Desa Adat Kete Kesu.

Baca juga: 13 Desa Adat Indonesia yang Telah Menjadi Ikon Wisata Budaya

Ciri Khas dan Keunikan Rumah Adat Sulawesi Selatan Tongkonan

rumah adat sulawesi selatan

Atap rumah adat Tongkonan memiliki bentuk menyerupai perahu. Atap ini menjadi simbol bahwa leluhur masyarakat Toraja menggunakan perahu untuk sampai ke Pulau Sulawesi. Ciri khas dan keunikan lainnya adalah sebagai berikut.

1. Bangunan Berbentuk Pohon Pipit

Pada tahap awal perkembangan, rumah adat Sulawesi Selatan ini berbentuk seperti pohon pipit. Keunikan ini terletak pada bangunan yang berada di atas pohon dan terbuat dari susunan ranting pada dahan besar. Atapnya dibuat dari rumput yang disusun mirip sarang burung pipit.

2. Atap Berbentuk Perahu

Atap rumah adat Sulawesi Selatan ini berbentuk perahu dengan ujung-ujung menyerupai busur. Legenda Toraja menyebutkan bahwa nenek moyang mereka datang dari utara melalui laut dan terperangkap dalam badai. Perahu yang rusak kemudian dijadikan atap rumah dengan arah menghadap utara.

3. Patung dan Tanduk Kepala Kerbau

Keunikan lainnya adalah terpasangnya patung kepala kerbau di bagian atas rumah. Terdapat tiga jenis patung kepala kerbau, yakni hitam, putih, dan belang. Sementara, di bagian bawah atap yang menjulang, terdapat tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau melambangkan jumlah pemakaman yang telah dilakukan oleh keluarga pemilik rumah dan juga mencerminkan status sosial mereka. Semakin banyak tanduk kerbau, semakin tinggi status sosialnya.

Selain itu, sering ditemui patung naga atau kepala ayam yang menandakan bahwa pemilik rumah adalah orang yang dihormati.

4. Ornamen Unik dengan Empat Warna Dasar

Rumah adat Sulawesi Selatan ini umumnya dihiasi berbagai ornamen unik dengan warna dominan hitam dan merah. Dinding dan atap dihiasi desain spiral, geometris, serta motif kepala kerbau dan ayam jantan yang diwarnai putih, merah, kuning, dan hitam.

Warna-warna ini memiliki makna tersendiri dalam Aluk To Dolo, agama asli Toraja. Hitam melambangkan kegelapan dan kematian, kuning melambangkan berkat dan kuasa Tuhan, putih berarti kemurnian, dan merah melambangkan darah dan kehidupan.

5. Konstruksi Tanpa Paku

Struktur rumah adat ini adalah rumah panggung yang dibuat di atas tiang kayu. Atapnya terbuat dari bambu berlapis, dan konstruksinya dirakit tanpa menggunakan paku. Bahan-bahannya meliputi daun kelapa, rotan, dan berbagai jenis kayu seperti ulin dan jati. Rumah ini memakai konstruksi yang serupa di seluruh wilayah.

Fungsi dan Bagian Rumah Adat Sulawesi Selatan

rumah adat sulawesi selatan

Setiap ruang dan jenis rumah adat Sulawesi Selatan ini memiliki fungsi yang berbeda. Berikut penjelasannya.

1. Banua Sang Borong

Juga dikenal sebagai barung-barung atau sang lanta, banua sang borong adalah bangunan yang hanya memiliki satu ruangan tanpa sekat. Ruangan ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang. Bangunan ini sering dibangun untuk utusan dari penguasa adat.

2. Banua Duang Lanta

Banua duang lanta adalah rumah tradisional yang umumnya merupakan rumah keluarga tanpa peranan adat khusus. Bangunan ini memiliki dua jenis ruang: sali dan sumbung. Sumbung terletak di bagian selatan dan digunakan sebagai tempat beristirahat. Sali biasanya berada di bagian utara rumah, lebih rendah 30-40 cm dari sumbung. Ruang ini lebih luas dan panjang, digunakan untuk memasak dan menyimpan jenazah sebelum upacara.

Selain itu, rumah ini juga berfungsi sebagai Tongkonan batu a’riri, atau banua pa’rapuan, yaitu rumah persatuan keluarga dari golongan rendah yang disebut kasta tana’ kua-kua atau tana’ karurung.

3. Banua Tallung Lanta

Jenis rumah adat Sulawesi Selatan satu ini terdiri dari tiga bagian: tangdo, sali, dan sumbung. Tangdo berada di utara rumah dan digunakan sebagai kamar tidur wanita yang belum menikah. Sali adalah ruang tamu utama keluarga, dilengkapi dengan perapian di bagian timur.

Terdapat kotak kayu persegi panjang atau ‘dapo’ sebagai tempat memasak dan perapian karena cuaca Toraja yang dingin.

Sali juga digunakan sebagai tempat tidur pria yang belum menikah. Sumbung berada di selatan rumah, digunakan sebagai tempat beristirahat tuan rumah dan istrinya serta menyimpan barang berharga dalam keranjang besar yang disebut ‘batutu’.

Banua tallung lanta biasanya memiliki peranan sebagai Tongkonan kaparengngesan (pekaindoran atau pekambaran), yaitu sebagai pusat pemerintahan adat Toraja. Ada juga banua tallung lanta yang tidak memiliki peranan adat dan disebut Tongkonan batu a’riri milik bangsawan sebagai rumah pertalian keluarga.

Simbol-simbol seperti kepala kerbau (kabongo), kepala ayam (katik), dan tiang tengah (a’riri posi’) digunakan untuk membedakan kedua jenis tongkonan ini. Ukiran seperti matahari (pa’barre allo), kepala kerbau (pa’ tedong), ayam jantan (pa’ manuk londong), dan jalur-jalur lurus (pa’sussuk) juga menjadi pembeda.

4. Banua Patang Lanta

Banua Patang Lanta terbagi menjadi dua bagian: di lalang tedong dan di salembe. Bangunan ini memiliki empat ruang: inan kabusungan di bagian selatan sebagai ruang utama untuk menyimpan peralatan adat dan pusaka, sumbung sebagai kamar tidur, sali tangnga yang lebih panjang sebagai tempat kegiatan keluarga, dan sali iring sebagai ruang paling rendah untuk menerima tamu keluarga atau tempat istirahat asisten rumah tangga.

Baca juga: Keunikan Rumah Adat Minangkabau: Arsitektur, Sejarah, dan Fungsinya

Rumah adat Sulawesi Selatan, khususnya Tongkonan, bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga simbol kebudayaan dan identitas masyarakat Toraja. Setiap detail dari rumah ini, mulai dari bentuk atap hingga ornamen-ornamennya, mencerminkan nilai-nilai tradisi yang kaya dan mendalam.

Dengan mengenal lebih dekat Rumah Adat Tongkonan, kita dapat lebih menghargai warisan budaya yang diwariskan oleh leluhur dan pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.

Tags: ciri khasrumah adat Tongkonansuku Torajasulawesi selatan
Share349Tweet218
Next Post
Keindahan dan Legenda Pantai Sundak: Surga Indah di Gunungkidul

Keindahan dan Legenda Pantai Sundak: Surga Indah di Gunungkidul

TERKINI

Museum Paling Terkenal di Dunia

Hari Museum Internasional: 10 Museum Paling Terkenal di Dunia

18 May 2025
Hari Buku Nasional: Tip supaya Suka Baca Buku Lagi

Hari Buku Nasional: 8 Tip untuk Anak Muda supaya Suka Baca Buku Lagi

17 May 2025
Rekomendasi Tempat Wisata di New Zealand

7 Rekomendasi Tempat Wisata di New Zealand untuk Liburan Tak Terlupakan

16 May 2025
jne marisa

Potensi Ekonomi Pohuwato Tinggi, JNE Marisa Bidik Kenaikan Kiriman

16 May 2025
Mengenal E-SIM: Teknologi Kartu SIM Digital

Mengenal E-SIM: Teknologi Kartu SIM Digital yang Praktis dan Fleksibel

16 May 2025
agar naik kelas, UMKM kuliner mesti memperhatikan standardisasi mutu produknya

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

16 May 2025

POPULER

Tempat Wisata di Subang yang Bisa Dikunjungi

Liburan ke Subang? Ini Daftar Tempat Wisata Menarik yang Bisa Dikunjungi

by Penulis Konten
25 April 2025

Film Katolik untuk Menambah Wawasan Sejarah

5 Film Katolik yang Menarik untuk Menambah Wawasan Sejarah

by Penulis Konten
6 May 2025

Brain Rot: Hiburan Berlebihan Merusak Pola Pikir

Mengenal Brain Rot: Ketika Hiburan Berlebihan Merusak Pola Pikir

by Penulis Konten
8 May 2025

Festival Film Cannes: Sejarah dan Film Indonesia

Festival Film Cannes: Sejarah Singkat dan Jejak Film Indonesia di Ajang Ini

by Penulis Konten
10 May 2025

Raminten Jogja: Dari Warung Makan Unik

Raminten Jogja: Dari Warung Makan Unik ke Kerajaan Bisnis Budaya Jawa

by Penulis Konten
29 April 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal