Salah Satu Menu Sarapan yang Pas di Jalan Tomang Raya

Oleh : Sigit Handoko, Quality Control & Engineering JNE

Bubur Ayam Bang Dul

Salah satu manfaat sarapan pagi adalah sebagai sumber energi. Layaknya mobil, manusia juga butuh “bahan bakar” untuk mengembalikan energi setelah tidur malam yang panjang dan menyebabkan perut menjadi kosong. Ini menjadi alasan mengapa sarapan sangat penting dalam memulai hari.

Akan tetapi, tidak sedikit yang melewatkan sarapan pagi sebelum memulai aktivitas. Ada yang tidak sempat karena jarak antara rumah dengan kantor yang cukup jauh, ada juga yang memang tidak terbiasa. Padahal, sarapan pagi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

Disarankan untuk selalu menyempatkan diri menyantap sarapan setiap hari. Sebab, sarapan pagi bisa memberikan beragam manfaat, diantaranya membantu melindungi tubuh dari penyakit, lebih fokus, meningkatkan mood dan memberi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Bagi para ksatria dan srikandi JNE Pusat di jalan Tomang Raya, yang tidak sempat sarapan pagi di rumah masih bisa sarapan di dekat kantor. Ada beberapa jenis makanan untuk sarapan pagi di sekitar Tomang Raya, salah satunya adalah pedagang bubur ayam di depan JNE Tomang 11.

Bang Dul, begitu ia biasa disapa oleh para pelanggannya. Bang Dul mungkin tidak setenar Tokoh Sinetron ‘Si Doel Anak sekolahan’, juga bukan Dul Jaelani anaknya salah satu musisi di Indonesia. Tapi bagi karyawan JNE Tomang 11, Nama Bang Dul sudah cukup dikenal.

Jika Bang Dul sudah tiba di depan kantor JNE tomang 11, maka bagi ksatria dan srikandi JNE yang tidak sempat sarapan di rumah akan langsung mendatangi serta mengerubungi bang dul untuk memesan bubur ayamnya.
Keunggulan dari bubur ayam Bang Dul, selain rasanya yang lumayan pas di lidah, harganya pun terjangkau, 1 porsi berkisar 8 ribu untuk porsi sedang dan 10 ribu untuk porsi besar. Cukup terjangkau bukan?

Selain dari rasa dan harganya, keunggulan lain adalah, jika biasanya penjual yang menyediakan dagangannya untuk pembeli, tapi di bubur ayam Bang Dul, pembeli bebas untuk mengambil sendiri bubur ayamnya sesuai keinginan masing-masing. Ini yang membuat bubur ayam Bang Dul beda dengan jajanan bubur ayam lainnya di sekitar JNE Tomang.

Bang Dul mempersilakan pelanggannya meracik bubur ayam sesuai selera masing-masing.

Keunikan lain dari Bubur Ayam Bang Dul, jika biasanya pedagang bubur ayam menaruh dagangannya di gerobak, maka Bang Dul menaruh dagangannya di motornya yang antik. “Biar beda dengan yang lain. Terus kalau di motor nggak perlu capek dorong jadi bisa cepat sampai di lokasi tempat dagang”, katanya.

Bang Dul, yang sudah berjualan bubur ayam lebih dari 5 tahun di sekitar tomang Raya. mengakui jika tidak sedikit pelanggan yang bertanya jika ia tidak datang atau tidak dagang. Ini salah satu bukti kalau kehadiran cukup dirindukan.

Bubur Ayam Bang Dul di Jl. Tomang Raya.

“Ada pelanggan salah satu karyawan di JNE S. Parman minta saya dagangnya di JNE S. Parman saja. Tapi di sana udah ada yang dagang bubur, jadi nggak enak kalau saya dagang di situ. Terus, kalau saya nggak dagang di tomang pasti nanti pelanggan yang di sini bakal kecewa”, ucapnya sambil tersenyum.

Pandemi covid 19 yang masih melanda negeri ini membuat sebagian perkantoran membuat aturan karyawan masuk kerja dengan jadwal terbatas dan sebagian bekerja dirumah, sehingga imbasnya penghasilan para pedagang menjadi berkurang tidak seperti biasanya.

Hal tersebut juga dialami oleh Bang Dul, akan tetapi beliau bersyukur karena Allah masih memberikan rezeki. “Pernah di hari Jumat ada karyawan JNE yang nggak mau disebutin namanya, ngabisin dagangan saya buat dibagi-bagiin ke teman-teman yang lain. Ini nggak cuma terjadi sekali ada yang borong dagangan saya”, ungkapnya.

Bubur ayam Bang Dul yang biasa berdagang di depan kantor JNE Pusat

Oleh karena itu, Bang Dul senang berdagang di sekitar JNE Tomang karena karyawan JNE ramah-ramah. “Nggak pernah ada yang ngutang kalau beli dagangan saya. Saya berdoa semoga JNE semakin maju, semakin sukses, Semoga pimpinan dan karyawan JNE diberikan kesehatan dan rizki yang berkah”, pungkasnya.

Baca juga : Training Continuous Improvement untuk Pengembangan yang Berkesinambungan

Exit mobile version