Setiap hari ada banyak sampah organik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, misalnya sisa makanan maupun sisa bahan makanan dalam proses memasak. Sebenarnya, sampah-sampah tersebut bisa dimanfaatkan untuk dijadikan kompos dapur.
Sampah organik sendiri terbagi atas dua jenis yaitu sampah basah dan kering. Untuk jenis basah, umumnya memiliki kandungan air yang cukup tinggi, mudah membusuk, dan terurai secara alami. Contohnya, sisa buah-buahan atau sayuran. Sedangkan jenis kering, tidak banyak mengandung air sehingga proses penguraiannya lebih lama. Contohnya daun kering, ranting pohon.
Untuk sampah dapur umumnya masuk ke jenis sampah organik basah. Namun, sayangnya masih banyak yang belum tahu langkah mengolah sampah tersebut menjadi kompos. Padahal, manfaat dari kompos sangat besar dalam kehidupan seperti meningkatkan pertumbuhan tanaman dan juga kualitas tanah.
Manfaat Mengompos dengan Sampah Organik Rumah Tangga
Melakukan kompos di rumah, memiliki manfaat yang baik bagi lingkungan. Apa saja?
1. Mampu Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Kok bisa mengurangi emisi gas rumah kaca? Jadi, sampah organik yang dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir) akan mengalami proses dekomposisi secara anaerobik. Hasil dari proses ini adalah gas metana. Seperti yang diketahui, gas metana adalah salah satu gas rumah kaca yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan juga lingkungan.
Dengan melakukan kompos sampah organik di rumah, maka secara langsung akan mengurangi gas metana.
2. Bisa Mengurangi Jejak Karbon dari Kendaraan Pengangkut Sampah
Umum diketahui bahwa kendaraan pengangkut sampah adalah sumber jejak karbon. Ketika melakukan kompos, tentunya akan mengurangi kendaraan pengangkut sampah datang ke rumah.
3. Menutrisi Tanah dan Meningkatkan Kualitas Tanaman
Kompos mengandung banyak unsur hara di dalamnya, yang penting untuk tanaman. Beberapa unsur hara antara lain kalium, fosfor dan nitrogen. Unsur hara akan diserap oleh tanaman dan akan membantu proses pertumbuhan. Tak hanya itu saja, ada unsur hara mikro seperti sulfur, magnesium, dan kalsium di kompos yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Selain bermanfaat untuk pertumbuhan, kualitas tanaman pun terjaga. Seperti meningkatkan aroma dan rasa buah, bisa meningkatkan daya tahan tanaman akan kondisi cuaca ekstrem dan mengurangi serangan hama dan penyakit.
4. Bisa Meringankan Beban TPA
Kegiatan mengompos secara langsung meringankan beban sampah di TPA (tempat pembuangan akhir). Pasalnya, sebagian besar sampah sudah dijadikan bahan kompos.
Baca juga: Zero Waste Lifestyle: Solusi Masalah Sampah di Kota-Kota Besar di Indonesia?
Langkah dan Tip Membuat Kompos Dapur dari Sampah Organik
Sebelum membuat kompos dapur, perlu diingat bahwa tidak semua sampah bisa dikompos. Ada beberapa bahan makanan yang tidak bisa terurai. Berikut ini sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos yaitu:
- Sisa makanan mulai dari daging dan sayuran
- Bumbu dapur yang sudah kedaluwarsa
- Cangkang telur
- Kertas bekas dan tisu
- Kulit buah
- Bonggol sayuran
Sedangkan sampah dapur yang tidak bisa diolah menjadi kompos, antara lain:
- Minyak goreng
- Kacang walnut
- Tulang daging
- Boks minuman
- Boks kardus
Agar sampah organik di rumah bisa dimanfaatkan secara maksimal, berikut ini langkah membuat kompos dapur yang mudah.
1. Mulai Pisahkan Sampah
Cara pertama adalah dengan memisahkan sampah organik yang bisa terurai dan tidak terurai di dua tempat sampah yang berbeda. Agar tidak tertukar, sebaiknya diberi nama di tiap wadah. Dengan demikian, sampah yang ada di rumah tidak tercampur di satu wadah.
Tip: untuk sampah organik, sebelum membuat kompos ada baiknya sampah tersebut dipotong atau dicincang hingga ukurannya kurang lebih 2 cm. Ini akan membantu sampah-sampah tersebut akan lebih cepat terurai.
2. Sediakan Wadah untuk Kompos
Langkah berikutnya adalah menyediakan wadah untuk kompos. Tidak perlu mahal, bisa menggunakan barang yang ada di rumah seperti drum, baskom, ember atau melubangi tanah. Apabila menggunakan wadah dari baskom atau drum plastik, lubangi terlebih dulu sekitar 5-7 titik di bagian dasar, kemudian beri dudukan di atas susunan batu bata agar tidak langsung menyentuh tanah. Mengapa demikian? Untuk meminimalkan terkena air dari tanah.
Tip: jangan lupa untuk menutup bagian atas wadah dengan menggunakan aluminium foil atau plastik supaya sampahnya cepat membusuk. Pastikan juga tempat kompos ini diletakkan di tempat teduh agar tidak terkena hujan.
3. Mencampur Sampah Organik Baru dan Lama
Bagi pemula dalam pembuatan kompos dapur, letakkan sampah organik di wadah kompos lalu dicampur dengan bahan EM4 supaya proses pembusukan lebih cepat.
Jika sudah mulai membusuk, bisa menambahkan sampah organik baru ke dalam wadah dengan cara dicampur. Proses ini tidak boleh dilewatkan, karena di kompos lama sudah ada mikroorganisme di dalamnya yang bisa membuat penguraian cepat terjadi.
Tip: Selain dengan EM4, bisa juga menambahkan serbuk gergaji, ragi kompos atau pupuk kandang untuk mempercepat penguraian. Lalu tutup wadah kompos dengan plastik atau karung.
4. Kompos Sudah Matang
Sampah organik di wadah kompos harus diaduk setiap tujuh hari sekali. Semakin lama kompos ada di wadah, suhu di dalamnya akan menghangat sekitar 30-70 derajat celcius. Nah, ketika memasuki minggu keenam, kompos pun sudah jadi dan siap dipanen.
Tip: beberapa tanda yang menunjukkan kompos sudah matang seperti:
- Berbau tanah
- Berwarna cokelat kehitaman
- Tidak lagi bau busuk atau menyengat
- pH sekitar 6,5-7,5
- Untuk suhu berkisar 30-32 derajat celcius
5. Diayak lalu Dikemas
Kompos yang sudah matang seperti pada poin 4, bisa dikemas ke dalam plastik supaya tahan lebih lama. Namun, sebelum pengemasan, jangan lupa meremas terlebih dulu agar kompos yang masih menggumpal bisa lebih halus. Bisa juga dengan cara diayak agar lebih optimal menjadi butiran halus seperti yang dijual di pasaran.
Tip: Jika ingin menggunakan kompos ini, bisa campurkan tanah dengan di dalam wadah tanaman. Hasilnya, akan terlihat jelas, tanaman akan tumbuh optimal dan ternutrisi dengan baik.
Baca juga: Jenis-Jenis Packing Ramah Lingkungan: Solusi Mengemas dengan Mengurangi Dampak Lingkungan
Bayangkan apabila makin banyak masyarakat yang sadar akan manfaat kompos dengan sampah organik rumah tangga bagi lingkungan, tentunya kondisi tanah akan lebih baik dan pastinya jumlah sampah akan jauh berkurang. Jadi, tunggu apa lagi nih untuk memulai mengompos?