Salim menuturkan, airnya berasal dari sumur yang sudah melalui proses filterasi dan mesin perjernih standar air isi ulang. Untuk meyakinkan air tersebut betul-betul bisa langsung diminum, pernah dibawa ke laboratorium dan hasilnya sangat memuaskan sebagai air yang layak konsumsi.
“Pernah diteliti di laboratorium dan hasilnya bisa langsung diminum. Tetapi misalnya ada warga yang terlebih dahulu memasaknya, silakan. Yang jelas air ini memberikan manfaat karena para anak yatim atau para tuna netra sering mendoakan untuk keberkahannya,” bebernya.
Baca juga : Pegawai Nyambi Bisnis Online? Bisa Banget!
Mengingat sedekah air ini merupakan amanah (alm) H. Soeprapto yang sampai kapan pun harus tetap ada dan tidak boleh putus, maka keberadaannya sangat dijaga. Jadi, misalnya ada kerusakan maka mesinnya sesegera mungkin langsung diperbaiki.
“Warga di sekitar Yatuna sangat senang dan berterima kasih atas keberadaan sedekah air ini. Mereka sudah belasan tahun mengambil air dari sini, terkadang ada warga dari jauh juga banyak yang memanfaatkan air ini, terutama saat musim kering di mana banyak warga yang kesulitan air bersih,” tutur Salim.
Selain banyak warga yang mengambil langsung, setiap hari air ini juga didistribusikan ke rumah-rumah warga sekitar secara gratis, apabila warga tersebut berhalangan untuk mengambil sendiri secara langsung.
“Saya yakin dari sedekah air ini pahalanya akan terus mengalir kepada almarhum Bapak Haji Soeprapto yang sudah beberapa tahun silam meninggalkan kita semua. Saya juga mendoakan agar JNE terus maju dan berkembang, biar sedekah air ini tetap ada dan tetap mengalir ke warga-warga yang membutuhkan,” tutup Salim. *
Baca juga : Kolaborasi JNE dan Gapura Tasik Dorong UKM Go Digital