JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Sejarah Jam Gadang: Ikon Kota Bukittinggi yang Sarat Makna

by Penulis Konten
30 August 2024
Sejarah Jam Gadang: Ikon Kota Bukittinggi yang Sarat Makna
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Jam Gadang merupakan simbol kebanggaan dan sejarah bagi Kota Bukittinggi. Terletak di jantung kota, menara ini menjadi pusat perhatian dengan arsitekturnya yang unik dan cerita di balik pembangunannya yang bersejarah. Jam ini lebih dari sekadar penunjuk waktu bagi masyarakat Kota Bukittinggi.

Sebagai saksi bisu peristiwa penting di Indonesia, ada kisah melintasi zaman kolonial Belanda, pendudukan Jepang, hingga era kemerdekaan dibawa oleh kehadiran menara jam ini.

Sejarah Jam Gadang

Sejarah Jam Gadang: Ikon Kota Bukittinggi yang Sarat Makna

Bukittinggi pernah menjadi ibu kota negara selama masa pemerintahan darurat Republik Indonesia, selama kurang lebih tujuh bulan. Selain itu, kota ini juga sempat menjadi pusat pemerintahan untuk Provinsi Sumatra secara keseluruhan dan Provinsi Sumatra Tengah. Lokasi pusat pemerintahan berada di area Jam Gadang, yang merupakan ikon penting kota tersebut.

Setiap sisi menara ini memiliki jam dengan diameter 80 cm. Di bagian loncengnya, terdapat tulisan nama pabrik pembuat jam, Vortmann Recklinghausen. Nama tersebut merujuk pada Benhard Vortmann sebagai pembuat dan Recklinghausen di Jerman sebagai lokasi pembuatan mesin jam tersebut pada tahun 1892.

Dikutip dari situs Indonesia Travel, pembangunan menara jam ini dimulai antara tahun 1926 dan 1927 oleh Hendrik Roelof Rookmaaker, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris Kota Fort de Kock, nama lama Bukittinggi. Jam tersebut merupakan hadiah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Arsitektur menara ini dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto, seorang arsitek lokal dari Koto Gadang. Selain itu, ada pula peranan Haji Moran dan mandornya, Sutan Gigi Ameh, sebagai pelaksana pembangunan.

Menara ini dibangun tanpa menggunakan besi tulangan penyangga sama sekali. Sebagai gantinya, bahan yang dipakai adalah campuran semen, putih telur, dan pasir putih. Metode ini menunjukkan keahlian dan pengetahuan konstruksi lokal pada waktu itu.

Sejak pembangunannya, menara jam kebanggaan masyarakat Bukittinggi ini telah mengalami tiga kali renovasi atap. Pada awalnya, saat masih di bawah pemerintahan Hindia Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap timur di atasnya. Selama pendudukan Jepang, atap diubah menjadi bentuk pagoda. Setelah kemerdekaan Indonesia, atapnya diubah lagi menjadi bentuk atap gonjong, yang merupakan ciri khas arsitektur Minangkabau.

Baca juga: Keunikan Rumah Adat Minangkabau: Arsitektur, Sejarah, dan Fungsinya

Fakta-Fakta Menarik tentang Jam Gadang

Dari sejarahnya yang panjang, ada beberapa hal menarik dan unik yang dapat ditemui di menara jam ini. Di antaranya seperti berikut.

1. Bangunan Cagar Budaya

Jam Gadang di Bukittinggi diresmikan sebagai cagar budaya berdasarkan surat keputusan yang bernomor PM.05/PW.007/MKP/2010 pada tanggal 8 Januari 2010. Pengakuan ini diberikan karena bangunan ini memiliki nilai yang sangat penting dalam berbagai aspek, termasuk sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan.

Status cagar budaya ini membantu dalam pelestarian dan pengelolaan menara jam tersebut sebagai saksi bisu peristiwa penting yang telah berlalu, serta menjadi pusat pembelajaran dan kebudayaan bagi generasi mendatang.

2. Angka Jam

Salah satu hal terunik lain yang bisa ditemukan di menara jam ini adalah angka yang tertera pada jam, yakni pada penunjuk jam keempat. Alih-alih menggunakan format angka Romawi standar ‘IV’, angka tersebut ditulis sebagai ‘IIII’. Perbedaan ini mungkin tidak langsung terlihat, tetapi cukup mencolok bagi yang menyadarinya.

Tradisi menggunakan ‘IIII’ untuk angka empat bukan tanpa alasan. Ada sebuah narasi yang mengatakan bahwa pada zaman kolonial, Belanda mungkin memiliki kekhawatiran simbolis terhadap penulisan ‘IV’, yang dapat diartikan sebagai ‘I Victory’, atau ‘Saya Menang’. Penulisan tersebut dianggap bisa memicu semangat perlawanan di Bukittinggi yang berpotensi membahayakan kekuasaan kolonial.

Meski demikian, kebenaran di balik alasan perubahan penulisan angka ini masih belum terkonfirmasi secara pasti. Cerita ini menambah lapisan sejarah dan misteri terhadap Jam Gadang, memperkuat statusnya sebagai ikon kultural yang penting.

3. Mesin Jam Hanya Dua di Dunia

Mesin yang menggerakkan Jam Gadang dibawa langsung dari Belanda. Namun sebenarnya, mesin ini berasal dari Jerman, diimpor melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

Detail ini tercatat pada lonceng jam yang menunjukkan nama pabrik pembuatnya, Vortmann Recklinghausen. Selain itu, pada bagian lemari komponen mesin juga terdapat tulisan “Abs B Vortmann, Turmuhrenfabrik I W Germany”, dan pada roda gigi terdapat inskripsi “B Vortmann, Recklinghausen – 1926”.

Fakta menarik lainnya adalah hanya ada dua mesin jam seperti ini yang diproduksi. Yang satu lagi digunakan oleh Big Ben di London, yang berada di utara Istana Westminster. Hal ini tentunya menambah nilai historis dan konektivitas global pada Jam Gadang sebagai monumen bersejarah.

4. Tidak Dibuka untuk Umum

Akses ke menara jam ini dibatasi dan tidak terbuka bagi publik umum, hanya tersedia untuk situasi khusus. Kebijakan ini diterapkan untuk melindungi keamanan pengunjung serta menjaga kondisi jam tersebut.

Bagi yang berkesempatan naik ke puncak menara ini, pengalaman yang ditawarkan sangat memikat. Pengunjung akan disambut dengan embusan angin sejuk serta pemandangan Kota Bukittinggi yang menawan. Akan terlihat panorama perbukitan dan rumah-rumah warga menyatu dengan lanskap alam.

Panduan Wisata ke Jam Gadang

Sejarah Jam Gadang: Ikon Kota Bukittinggi yang Sarat Makna

Jam Gadang di Bukittinggi dikenal sebagai titik nol kota karena posisinya yang strategis tepat di tengah-tengah kota. Dari Bandara Internasional Minangkabau, jaraknya sekitar 72 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam.

Lokasi tepatnya berada di Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, Benteng Ps. Ateh, Sumatra Barat. Kawasan di mana jam ini berada buka 24 jam setiap hari. Bagi siapa pun yang ingin mengunjunginya, tidak perlu khawatir tentang biaya tiket karena masuk ke area ini gratis.

Baca juga: Sejarah Monas dan Filosofi di Balik Desainnya

Sebagai monumen yang telah melalui berbagai zaman, Jam Gadang tetap berdiri sebagai simbol dari keindahan yang lestari dan semangat yang tak pernah pudar. Sebagai titik fokus dari banyak pertemuan dan perayaan, Jam Gadang akan terus menginspirasi dan mempersatukan warga serta pengunjung yang datang untuk menyaksikan keagungan dan cerita yang terukir di balik angka dan jarum jamnya.

Tags: bangunan bersejarahcagar budayaikon kota BukittinggiKota Bukittinggimenara jamMinangkabaumonumensejarah jam gadangsumatra barat
Share254Tweet159
Next Post
Para pemenang JNE Content Competition 2024 berfoto bersama Dewan Juri dan Perwakilan JNE selepas acara Awarding (29/09/2024)

Rayakan Kreativitas, JNE Apresiasi Karya Pemenang Content Competition 2024

TERKINI

Tempat Terindah di Indonesia Wajib Dikunjungi

20 Tempat Terindah di Indonesia yang Wajib Dikunjungi Sekali Seumur Hidup

4 July 2025
Tempat Wisata di Papua Wajib Dikunjungi

8 Tempat Wisata di Papua yang Wajib Masuk Bucket List

4 July 2025
biaya logistik tinggi

Pemerintah Ingin Turunkan Biaya Logistik di Tanah Air Jadi 8 Persen

4 July 2025
Tips Packing Bagasi dan Kabin Pesawat

Tips Packing Bagasi dan Kabin untuk Liburan ke Luar Negeri

4 July 2025
Makanan Khas Turki, Lezat dan Mendunia

11 Makanan Khas Turki yang Terkenal Lezat dan Mendunia

3 July 2025
jne cimareme

Siasat Tumbuh Berkelanjutan JNE di Bandung Barat

4 July 2025

POPULER

Tempat Wisata di Bitung, dari Gunung hingga Laut

10 Rekomendasi Tempat Wisata di Bitung, dari Pegunungan hingga Laut Dalam

by Penulis Konten
13 June 2025

Tempat Wisata di Pasuruan untuk Healing

9 Tempat Wisata di Pasuruan yang Hits dan Cocok untuk Healing dan Santai

by Penulis Konten
17 June 2025

Usaha yang Tidak Pernah Sepi untuk Pemula dan Pro

10 Usaha yang Tidak Pernah Sepi, Cocok untuk Pemula Maupun Pro

by Penulis Konten
19 June 2025

Museum Ranggawarsita: Sejarah dan Budaya Jawa Tengah

Museum Ranggawarsita: Menyelami Sejarah dan Budaya Jawa Tengah

by Penulis Konten
25 June 2025

Tempat Wisata di Palembang untuk Liburan

6 Tempat Wisata di Palembang yang Sayang Dilewatkan Saat Liburan

by Penulis Konten
23 June 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal