Perbandingan Sepeda Listrik dan Sepeda Konvensional: Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing

Sepeda listrik makin sering terlihat di sekitar rumah, bahkan beberapa kali terlihat pula di jalan besar. Kebanyakan pengguna sepeda listrik adalah para ibu, lansia, dan anak-anak. Sepeda listrik menjadi favorit baru karena pemakaiannya mudah dan tidak bikin capek. Yang belum punya, pasti penasaran dengan perbedaan sepeda listrik dibandingkan sepeda konvensional.

Secara kasat, perbedaan sepeda listrik dan konvensional langsung terlihat. Namun untuk yang penasaran, perbedaan tersebut bisa dikulik lebih jauh lagi. Perbedaan yang paling sering ditanyakan adalah cara pengoperasian, biaya yang harus dikeluarkan, dan keamanan. Yang sudah memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan juga menyoroti dampaknya.

Kinerja Sepeda Listrik dan Sepeda Konvensional

Kinerja merupakan perbedaan utama antara sepeda listrik dan sepeda konvensional. Berikut ulasan selengkapnya.

Perbandingan Sepeda Listrik dan Sepeda Konvensional

1. Kemudahan Pemakaian

Sebenarnya sepeda konvensional sangat mudah digunakan, tinggal dikayuh saja pedalnya. Sementara sepeda listrik dilengkapi dengan motor yang mendapat energi lisrik dari baterai sehingga tidak perlu mengayuh jika tidak ingin melakukannya. Baterai sepeda cukup besar dan biasanya terletak di bawah tempat duduk atau menyatu dengan frame.

Sepeda listrik dilengkapi dengan odometer layaknya sepeda motor yang berfungsi untuk mengetahui sisa kapasitas baterai dan jarak yang bisa ditempuh dengan sisa energi yang ada. Selain itu juga ada informasi kecepatan.

Bagi ibu-ibu dan lansia, sepeda listrik memberikan pilihan yang menarik karena tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan bisa memperkirakan jarak tempuh.

Baca juga: Ini 6 Sepeda Harga Sultan Dalam Sejarah Tour de France

2. Kecepatan

Cara kerja sepeda konvensional cukup dengan dikayuh. Tidak ada limit kecepatan karena tergantung sepenuhnya pada kekuatan si pengayuh.

Sementara untuk sepeda dengan tenaga listrik—seperti dikutip dari laman sepeda.me, secara umum ada 3 kelas untuk menyesuaikan dengan undang-undang:

Pedal assist / pedelec

Kelas 1 atau yang paling umum di Indonesia ini tidak memerlukan izin mengemudi karena batas kecepatan rata-rata sepeda adalah 25 km/jam. Motor pada sepeda dapat membantu kayuhan agar lebih ringan. Motor akan mati otomatis jika mencapai batas kecepatan.

Throttle

Sepeda ini memiliki tuas gas seperti sepeda motor. Banyak negara yang membatasi kecepatan atau kekuatan baterai sepeda listrik model ini agar tuas gas tidak diputar sesuka hati.

Speed pedelec

Cara kerja golongan ini sama seperti sepeda yang menggunakan pedal assist, tapi kecepatannya bisa mencapai 45 km/jam. Sepeda listrik yang bisa sekencang ini belum ditemukan di pasaran Indonesia.

3. Keamanan

Penggunaan sepeda konvensional diatur dalam Peraturan Menteri No.69 Tahun 2020 yang mengatur tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan Raya. Isi peraturan ini antara lain, dianjurkan mengenakan helm. Pada UU Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 108 disebutkan bahwa sepeda wajib melewati jalur khusus yang telah disediakan. Jika tidak ada jalur khusus, maka pesepeda harus berada di tepi jalan sebelah kiri.

Sementara penggunaan sepeda listrik juga sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No.45 Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu yang Menggunakan Penggerak Motor Listrik. Isi peraturan tersebut antara lain usia pengguna minimal 12 tahun dan wajib mengenakan helm. Sepeda listrik tidak boleh masuk ke jalan umum. Jika tidak ada jalur khusus, sepeda listrik boleh menggunakan trotoar dengan mengutamakan keselamatan pejalan kaki. Namun peraturan ini belum tersosialisasikan secara luas dan tidak ada sanksi tegas seperti pengguna sepeda motor.

Biaya Operasional Sepeda Listrik dan Sepeda Konvensional

Cakupan harga kedua sepeda sangat lebar, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Harga terendah dan tertinggi kedua sepeda di marketplace juga hampir sama. Untuk harga terendah, sepeda lipat konvensional berada di kisaran Rp800.000, sedangkan harga sepeda lipat listrik berada di kisaran Rp1.000.000. Untuk harga tertinggi keduanya sama-sama di kisaran Rp36.000.000.

Biaya operasional sepeda konvensional tidak ada karena mengandalkan tenaga manusia. Pemilik baru merogoh kocek jika ingin melakukan servis atau ada onderdil yang rusak dan harus diganti.

Sedangkan sepeda listrik yang harganya paling murah membutuhkan pengisian energi listrik dengan daya 500 watt selama 5-6 jam untuk jarak tempuh sekitar 30 km. Sementara sepeda listrik termahal membutuhkan pengisian baterai dengan daya 250 watt selama 6 jam untuk jarak tempuh sekitar 80 km.

Dampak Lingkungan Sepeda Listrik dan Sepeda Konvensional

Sepeda konvensional tidak meninggalkan jejak karbon yang banyak karena tidak menggunakan energi lain selain tenaga manusia.

Sepeda listrik juga diklaim ramah lingkungan karena tidak menggunakan BBM yang berasal dari fosil, tidak menimbulkan polusi dari asap kendaraan, dan tidak ada polusi suara karena tidak bising. Namun, sebagian masyarakat belum sepakat akan keramahan terhadap lingkungan ini, karena pembuatan baterai menggunakan mineral, baterai sulit didaur ulang, dan pembangkit tenaga listrik di Indonesia masih banyak yang menggunakan batubara, yang merupakan penyebab polusi udara yang sangat mengkhawatirkan.

Baca juga: Keunggulan dari Motor Listrik

Demikianlah perbedaan antara sepeda listrik dan sepeda konvensional. Lebih menguntungkan yang mana, semua kembali pada kebutuhan masing-masing.

Menggunakan teknologi untuk menjembatani kebutuhan manusia dengan kelestarian lingkungan merupakan usaha yang penting dan harus terus dilakukan hingga sama-sama diuntungkan.

Exit mobile version