Serunya Bercengkrama Bersama Gajah Way Kambas

Gajah-gajah di Pusat Konservasi Way Kambas sudah terlatih untuk berinteraksi dengan pengunjung

JNEWS – Gajah adalah binatang yang lucu, cerdas dan bersahabat. Setidaknya itulah gambaran yang didapat saat JNEWS berkunjung ke lokasi wisata Pusat Konservasi Gajah Way Kambas, Lampung beberapa waktu lalu.

Bingung menentukan lokasi liburan yang tidak monoton? Yups, berkunjung ke Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas, di Kecamatan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, bisa menjadi alternatifnya. Di sana pengunjung akan menikmati suasana berbeda dengan obyek wisata lainnya.

Selain bisa menikmati keindahan alam yang elok dari atas punggung gajah, kita juga akan mendapati wawasan tentang kebiasaan dan perilaku gajah, sebagai binatang yang cerdas dan bersahabat.

PKG Way Kambas merupakan obyek wisata edukasi terkenal dan aksesnya terjangkau – cukup berkendara kurang lebih 2 jam dari Bandar Lampung. Medan jalannya juga relatif mulus, kondisinya cukup landai dan lurus. Setelah melewati Kota Metro dan Desa Sukadana, pengunjung akan disuguhi pemandangan indah hijaunya kebun kelapa sawit maupun hutan karet dengan udara yang masih segar.

Sebelum masuk kawasan PLG, kita harus terlebih melakukan  perjalanan sejauh kurang lebih 10 kilometer, menembus hutan Taman Nasional Way Kambas yang memiliki sensasi sendiri. Setelah puas menikmati lebatnya hutan kita akan sampai di lokasi PKG. Selain bisa mengenal gajah dari dekat, kita juga bisa menunggang gajah.

Baca juga: 10 Oleh-Oleh Khas Lampung dari Keripik Pisang hingga Browkis

Gajah-gajah di Pusat Konservasi Way Kambas, Lampung

Mengingat gajah-gajah di PKG sudah jinak, pengunjung tak perlu khawatir, apalagi para pawang yang setiap harinya mengurus dan menjaga gajah-gajah tersebut akan senantiasa mendampingi.

Seperti halnya manusia, gajah-gajah PKG juga satu persatu diberi nama, seperti “Agam”, “Denis”, “Milo” dan juga nama lainnya. Menurut salah seorang pawang nama-nama tersebut mempunyai arti tersendiri. Ambil contoh “Agam”, yang dinamai demikian karena gajah tersebut gadingnya agak miring sedikit sehingga diberi nama Agam. Selain itu, nama yang diberikan juga untuk memudahkan komunikasi antara gajah dengan pawang ataupun pengunjung dengan gajah.

Ada beberapa tips yang harus ditaati oleh penunggang gajah, di antaranya jangan canggung bila sudah berada di atas punggung gajah, karena tulang punggung gajah akan terus bergerak saat sedang berjalan dan sangat mengganggu pangkal paha, maka kaki harus diluruskan, jangan tegang, senantiasa rileks serta ikuti arah gerak si gajah.

Ketika mulai memasuki kawasan hutan dengan menunggang gajah, kita akan menikmati pengalaman bersafari seperti halnya di Afrika. Sinar matahari yang sesekali menyembul dari balik rerimbunan pepohonan, hingga angin yang berembus segar dan menerpa tubuh, ataupun ilalang yang bergoyang-goyang ketika gajah yang kita tunggangi melewati padang safana.

Saat ini di PKG Way Kambas terdapat puluhan ekor gajah, beberapa ekor gajah di antaranya sudah terlatih. Mengingat PKG Way Kambas menjadi pusat konservasi gajah nasional, maka tidak heran apabila gajah di sini dikembangbiakkan dari kecil sampai menjadi  berumur dewasa. *

Baca juga: Tebing Keraton dan Cerita di Balik Panoramanya yang Memukau

 

Exit mobile version