Pemerintah melalui Badan Pangatur Jalan Tol (BPJT) akan memulai proses uji coba pembayaran transaksi nirsentuh nontunai pada sejumlah gerbang tol jelang akhir 2022, dengan menggunakan sistem multilane free flow (MLFF).
Adanya sistem pambayaran tol ini dinilai akan meningkatkan efisinsi, terutama pada titik-titik gerbang tol lantaran bisa menekan terjadi kepadatan. Karena dengan sistem MLFF, pengguna tol tak lagi harus berhenti untuk melakukan tapping kartu tol.
Cukup melintas, dan akan ada sistem yang langsung memangkas biaya yang dibutuhkan menggunakan Global Navigation Satelit System (GNSS) dan aplikasi pada ponsel pengguna jalan tol.
BACA JUGA : Mengenal Bahaya Hipnotis di Jalan Tol
“Untuk tahap awal implementasi dimulai dengan masa transisi pada beberapa ruas jalan tol, di mana sebagian gardu pada setiap gerbang tol masih dapat menggunakan kartu tol elektronik. Secara timeline, kita mengharapkan akan memulai proses uji coba di tahun ini. Harapannya, tidak ada technical issue sehingga akan dilakukan implementasi secara bertahap,” ujar Danang Parikesit, Kepala BPJT, Jumat lalu.
Menurut Danang, penerapan sistem transaksi tersebut akan melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit. Perangkat yang rencananya digunakan pada MLFF yakni, Electronic On-Board Unit atau dikenal dengan E-OBU, dan perangkat Electronic Route Ticket.
Dengan perangakt tersebut, pengguna jalan tol dapat memilih titik masuk dan keluar sesuai rute perjalanan sekali pakai. Sehingga, dapat menghilangkan waktu antrean menjadi nol detik.
Bila dibandingkan dengan penggunaan kartu uang elektronik atau e-Toll, maka terdapat pengurangan waktu transaksi maksimal 5 detik. Dengan demikian, sistem nontunai nirsentuh ini juga diklaim lebih efisien.
“Selain memudahkan pengguna jalan karena bayar tol tanpa hambatan, informatif, aman, nyaman dan berkelanjutan dan juga dapat meningkatkan efisiensi pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat,” kata Danang.